Sejarah Desa Sionom Hudon Selatan Sarana dan Prasarana Desa

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1. Sejarah Desa Sionom Hudon Selatan

Sekitar tahun 1400, Raja Tinambunan memiliki 3 anak yaitu Raja Ujung Sunge sebagai anak sulung, lalu Raja Putampak, dan yang bungsu Raja Pernantin. Raja Ujung Sunge memiliki tanah di desa Sihasima atau Tambor, Raja Putampak memiliki tanah di desa Huta Godung, Raja Pernantin memiliki tanah di Barongbarong sampai Hutakalang desa Sionom Hudon Selatan. Raja Pernantin menjadi raja di desa Sionom Hudon Selatan. Keturunan Raja Pernantin ada 3 yaitu Raja Kembang Mehuli di Hutakalang, Raja Parsumandak menghuni Huta Janji, Raja Jogah menghuni Peabalane sampai Simaho yang semuanya di Sionom Hudon Selatan. Masing-masing memiliki kepala kampong. Setelah merdeka ketiga kampong itu bersama Sitapung dan Kasturi menjadi satu kepala desa kampung gabungan yang sekarang disebut Kepala desa Sionom Hudon Selatan. Lembah yang ada di Hutakalang bernama Napa Nias, yang akan dijadikan sebagai lokasi Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil. Desa Sionom Hudon Selatan lebih dikenal oleh masyarakat lokal dengan sebutan desa Sion Selatan. Penulis yang bertanya pada warga menyimpulkan bahwa penggunaan nama desa Sion Selatan dipakai untuk mempermudah penyebutan desa Sionom Hudon Selatan yang dirasa warga terlalu panjang namanya. Baik desa Sionom Hudon Selatan maupun desa Sion Selatan mengarah pada satu lokasi yang sama. Universitas Sumatera Utara 4.2. Data Monografi 4.2.1. Demografi Lokasi pemberdayaan komunitas adat terpencil dari Dinas Kesejahteraan dan Sosial terletak di dusun Hutakalang Napa Nias, desa Sionom Hudon Selatan, Kecamatan Parlilitan, Kabupaten Humbang Hasundutan, Provinsi Sumatera Utara. Adapun batas-batas desa Sionom Hudon Selatan adalah sebagai berikut: 1. Sebelah utara berbatasan dengan desa Sionom Hudon Utara 2. Sebelah selatan berbatasan dengan desa Sihastonga 3. Sebelah timur berbatasan dengan desa Sionom Hudon Timur 4. Sebelah barat berbatasan dengan desa Sionom VII Sedangkan dusun Hutakalang Napa Nias yang menjadi lokasi permukiman komunitas adat terpencil mempunyai batas-batas sebagai berikut: 1. Sebelah utara berbatasan dengan dusun Kesturi 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Tarabintang 3. Sebelah timur berbatasan dengan dusun Lae Pinang 4. Sebelah barat berbatasan dengan desa Sionom Hudon VII Jarak ibukota Kecamatan Parlilitan dengan desa Sionom Hudon Selatan lebih kurang 3 kilometer, jarak tempuh 15 menit dengan menggunakan kendaraan bermotor. Desa Sionom Hudon Selatan terdiri dari 11 sebelas dusun, yaitu : 1. Dusun Silali 2. Dusun Tornauli 3. Dusun Simaho 4. Dusun Janji 5. Dusun Lae Pinang 6. Dusun Hutakalang Universitas Sumatera Utara 7. Dusun Hutanangka 8. Dusun Kasturi 9. Dusun Barungbarung 10. Dusun Peabalane 11. Dusun Sitapung Berdasarkan data yang diperoleh dari Kepala Desa Sionom Hudon Selatan, luas wilayah desa 21.000 ha, yang terdiri dari areal permukiman 10 ha, perladangan penduduk 1000 ha, tanah sawah dan kebun rakyat 700 ha, lahan tidur seluas 18.090 ha dan hutan 1.200 ha. Sedangkan luas wilayah Dusun Hutakalang adalah 1.300 ha. Yang dapat diperuntukkan sebagai lokasi pemberdayaan komunitas adat terpencil adalah 102 ha, yang merupakan lahan bebas yang dibutuhkan untuk permukiman, jalan, dan pembangunan sarana-prasarana lainnya dengan pembuktian rekomendasi lahan dari Bupati Humbang Hasundutan dan instansi terkait. Desa Sionom Hudon Selatan merupakan desa yang paling jauh dan terpencil diantara desa-desa yang ada di Kecamatan Parlilitan dengan ketinggian ± 350 meter di atas permukaan laut. Karena letaknya berada di tengah-tengah pegunungan maka suhu udara rata-rata 25 o C hingga 28 o C. Sepanjang tahun hanya ada dua musim yaitu musim penghujan dan kemarau dengan curah hujan mencapai 930 mm. Musim penghujan terjadi antara bulan September hingga Desember, sedangkan musim kemarau berkisar antara bulan Januari hingga Agustus.

4.2.2. Pemerintahan

Seperti pada umumnya sebuah desa di Indonesia dipimpin oleh Kepala Desa, demikian juga halnya dengan Desa Sionom Hudon Selatan. Meskipun sebutan desa di daerah Batak lebih dikenal dengan istilah Huta Kuta, akan tetapi pemerintahan Universitas Sumatera Utara desa tetap sama dengan pemerintahan umumnya desa lain di Indonesia. Kepala desa dikenal dengan sebutan yang sama di desa Sionom Hudon Selatan. Dalam menjalankan roda pemerintahan, Kepala Desa dibantu oleh Pegawai Negeri Sipil yang bertugas sebagai Sekretaris Desa, seorang Badan Perwakilan Desa dan seorang kepala urusan Kaur desa. Adapun struktur pemerintahan desa Sionom Hudon Selatan dapat dilihat dalam bagan berikut ini Kantor Kepala Desa, 2013 : Bagan 4.1 Struktur Pemerintahan Desa Sionom Hudon Selatan

4.2.3. Kependudukan

Penduduk Desa Sionom Hudon Selatan berasal dari masyarakat suku Dairi yang turun-temurun menghuni desa ini sejak awal terbentuk. Penduduk Desa Sion Selatan berjumlah 500 KK dan 2.450 jiwa dengan jumah laki-laki 58 1.421 jiwa dan perempuan 42 1.029 jiwa. Jumlah tanggungan keluarga anak-anak rata-rata 4 orang. Sedangkan Dusun Hutakalang Napak Nias, Desa Sionom Hudon Selatan tempat lokasi pemberdayaan komunitas adat terpencil penduduknya berjumlah 20 KK dan 102 jiwa. Jumlah penduduk yang laki-laki 57 58 jiwa dan perempuan Kepala Desa Gerhard Simbolon Sekretaris Desa Masuto Tinambunan Ka.ur Desa Demus Sihotang Badan Perwakilan Desa Abdin Tinambunan Universitas Sumatera Utara 43 44 jiwa. Jumlah tanggungan keluarga anak-anak rata-rata 4 orang. Dari jumlah tersebut, penggolongan penduduk menurut umur dapat dilihat dalam tabel. Tabel 4.1 Anggota Penduduk Dusun Hutakalang Napak Nias Menurut Kelompok Umur No. Usia Orang Persen 1. 2. 3. 4. 5. Anak-anak 1-9 tahun Usia 10-17 tahun Usia 17-30 tahun Usia 30-43 tahun 55 tahun keatas 15 29 41 13 4 14,7 28,4 40,2 12,7 4 Jumlah 102 100 Sumber : Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara 2010

4.3. Sarana dan Prasarana Desa

Seperti halnya pembangunan desa di seluruh Indonesia, pembangunan perdesaan haruslah dilihat sebagai upaya mempercepat pembanguan melalui penyediaan prasarana dan sarana. Penyediaan prasarana dan sarana yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat, yang berpengaruh pada upaya mempercepat pembangunan ekonomi daerah efektif dan yang kokoh. Pembangunan di Indonesia yang sifatnya selalu sentralisasi berdampak pada pembangunan desa yang seakan-akan selalu dikesampingkan. Berdasarkan fakta yang kerap kali terjadi, maka tidaklah heran apabila kebanyakan desa di Indonesia miskin sarana dan prasarana umum. Berikut ini sarana dan prasarana yang tersedia di desa Sionom Hudon Selatan : Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2 Sarana dan Prasarana Desa Sionom Hudon Selatan No. Jenis Sarana dan Prasarana Jumlah Keterangan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Pos Kesehatan Desa Poskesdes Gereja Sekolah Dasar Pendidikan Anak Usia Dini PAUD Pembangkit Listrik Tenaga Air Jalan Aspal MCK Umum 1 3 2 2 1 1 2 Dinas Kesehatan Swadaya Dinas Pendidikan Swadaya Peninggalan Belanda PNPM-MP PNPM-MP Sumber : Kantor Kepala Desa, 2013 Berdasarkan data dari tabel 4.2, dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasarana yang ada di Desa Sinonom Hudon Selatan belum memadai. Dari segi pendidikan, fasilitas sekolah masih belum terpenuhi yaitu SMP dan SMA belum ada. Dari segi kesehatan, hanya Poskesdes saja yang ada. Jika dibandingkan dengan Rumah Sakit dan Puskesmas, pelayanan Poskesdes tentunya sangat terbatas sehingga kebutuhan masyarakat akan kesehatan disana tidak terpenuhi. Akses jalan sudah cukup baik karena sudah diaspal hingga ke dusun-dusun terpencil. Masyarakat masih kesulitan air dikala musim kemarau panjang karena sungai utama penggerak pembangkit listrik mengalami kekeringan. Secara keseluruhan sarana dan prasarana yang ada di desa Sionom Hudon Selatan masih terbatas. Universitas Sumatera Utara 4.4. Kehidupan Sosial Budaya dan Lingkungan 4.4.1 Pranata Ekonomi Mata Pencaharian