Pranata Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Pranata Keturunan Hubungan Kekerabatan

Dari segi pemahaman keagamaan, baik warga yang Kristen dan Non-Kristen dapat dikatakan sangat kurang mendalaminya. Tidak seorangpun yang mampu menjawab permasalahan kehidupan mereka dari perspektif agama. Jika ditelusuri penyebabnya adalah karena sarana peribadatannya yang kurang layak dan ketersediaan guru agama seperti Pendeta dan Ustadz yang kurang mampu membimbing mereka selayaknya masyarakat dikota.

4.4.5 Pranata Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Hanya ada satu Sekolah Dasar di desa Sionom Hudon Selatan dan belum ada Sekolah Menengah Pertama. Karena jarak antar dusun berkisar 3-5 km, anak-anak yang bersekolah biasanya dititipkan di rumah keluarga yang dekat dengan sekolah. Usia sekolah dimulai dari 6-7 tahun. Beberapa anak-anak yang jarak sekolahnya cukup jauh dan si anak yang tidak sanggup berpisah dengan orangtua menjadi alasan untuk mereka putus sekolah atau bahkan tidak bersekolah sama sekali. Penduduk desa juga tidak mengenal pengetahuan dan teknologi lokal. Mereka tidak mengenal teknologi rumah tangga dan tidak memiliki keterampilan untuk mengolah berbagai jenis hasil hutan yang ada di wilayah desa ini untuk keperluan rumah tangga. Semua peralatan rumah tangga didatangkan dari luar sekolah. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat kemampuan mereka terhadap teknologi lokal sangat rendah. Belum ada jaringan listrik di beberapa dusun dari desa Sionom Hudon Selatan. Jaringan telepon dan signal untuk telepon seluler juga tidak mampu mencapai semua dusun di desa. Hingga saat ini pembangunan lintas sektoral masih belum menyentuh semua dusun di desa Sionom Hudon Selatan. Universitas Sumatera Utara

4.4.6 Pranata Keturunan Hubungan Kekerabatan

Sistem perkawinan pada masyarakat desa Sionom Hudon Selatan merupakan perkawinan campuran. Sistem perkawinan menggunakan Adat Pakpak Dairi dan Adat Toba. Usia perkawinan berkisar antara 16–20 tahun dan bentuk perkawinan adalah monogami. Sebelum melangsungkan perkawinan pihak calon pengantin laki- laki meminang calon pengantin perempuan. Biasanya peminangan dilakukan satu atau dua bulan sebelum acara perkawinan. Upacara perkawinan lazim dilakukan di rumah pihak pengantin perempuan. Garis keturunan yang dianut adalah Patrilineal mengikuti pihak ayah. Khusus mengenai tempat tinggal bagi pasangan yang baru menikah, tidak ada aturan yang mengikat. Semuanya diserahkan kepada yang bersangkutan apakah ingin tinggal di rumah orangtua suami patrilokalitas ataukah dirumah si istri matrilokalitas. Akan tetapi, mayoritas pasangan memilih tinggal di rumah orangtua dari pihak suami. Dalam hal pembagian harta warisan, pihak laki-laki memperoleh harta dominan, tetapi sekitar 20 diberikan kepada anak perempuan.

4.4.7 Pranata Hubungan Sosial