Dasar Hukum Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil Sasaran Program Kegiatan Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil

Dalam pelaksanaan Program Pemberdayan Komunitas Adat Terpencil, tak jarang dijumpai beberapa permasalahan teknis di dalam pelaksanaan tugas pemberdayaan komunitas adat terpencil. Permasalahan tersebut antara lain : a. Lokasi keberadaan komunitas adat terpencil sulit dijangkau b. Alat transportasi menuju ke lokasi sangat terbatas c. Belum optimalnya kesamaan persepsi instansi terkait dan masih terbatasnya pelaksanaan kerjasama antar sektoral d. Anggaran yang tersedia masih terbatas

2.5.2. Dasar Hukum Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil

Yang menjadi dasar hukum Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil antara lain : 1. Keputusan Presiden RI Nomor 111 Tahun 1999 tentang Pembinaan Kesejahteraan Sosial Komunitas Adat Terpencil. 2. Keputusan Menteri Sosial RI Nomor 06PEGHUK2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil 3. Keputusan Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial Nomor 020.APSKPTS2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil 4. Undang-undang RI Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia 5. Undang-undang RI Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah 6. Undang-undang Nomor : 11 Tahun 2009, tentang Kesejahteraan Sosial 7. Inpres Nomor 3 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang Berkeadilan Universitas Sumatera Utara 8. Peraturan Daerah Perda Nomor : 3 Tahun 2001 tentang Struktur Organisasi Dinas-dinas daerah Provinsi Sumatera Utara 9. Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor : 17 Tahun 2010 tentang uraian tugas, fungsi dan tata kerja Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara tanggal 17 Maret 2010 10. Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran KPA Tentang Penetapan Pejabat Pelaksana Tehnis Kegiatan PPTK dan Staf Anggaran APBD Bidang Pemberyaan Sosial Pada Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara tahun Anggaran 2012, Nomor : 0500710 Tanggal 25 Januari 2012 11. Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun Anggaran 2012

2.5.3. Tahapan Pelaksanaan Program Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil

Tahapan-tahapan pelaksanaan pemberdayaan komunitas adat terpencil dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Tahapan Persiapan Pemberdayaan

a. Tujuan Persiapan pemberdayaan ditujukan untuk mempersiapkan kondisi yang kondusif bagi warga komunitas adat terpencil untuk melakukan transformasi sosial yang ditentukan berdasarkan kebutuhan dan kepentingan warga komunitas adat terpencil. b. Kegiatan yang dilaksanakan Kegiatan yang dilakasanakan dalam tahap persiapan meliputi : Universitas Sumatera Utara 1. Pemetaan sosial adalah suatu kegiatan awal untuk menemukenali sekaligus menghimpun data etnografi komunitas adat terpencil secara keseluruhan dalam suatu wilayah untuk mendapatkan data awal tentang suatu komunitas. a. Waktu : Triwulan I b. Pelaksana : Petugas pusat dan daerah c. Sasaran : lebih dari satu lokasi komunitas adat terpencil 2. Penjajagan awal; merupakan tindak lanjut dari pemetaan sosial untuk mengetahui lebih dalam dan lengkap tentang profil komunitas adat terpencil berikut lingkungan sosialnya. Pelaksanaan penjajagan awal ini meliputi komponen sebagai berikut : a. Waktu : Triwulan II b. Pelaksana : Petugas Pusat, Petugas Provinsi, Petugas Kabupaten dan Petugas Kecamatan serta instansi teknis terkait di daerah c. Sasaran : Lokasi komunitas adat terpencil pada pelaksanaan pemetaan sosial 3. Studi Kelayakan; adalah tindak lanjut dari kegiatan penjajagan awal untuk merumuskan secara bersama program aksi yang akan dilaksanakan dengan mempertimbangkan skala prioritas yang diperkuat dengan rekomendasi. Pelaksanaan studi kelayakan meliputi komponen sebagai berikut : a. Waktu : Triwulan III b. Pelaksana : Petugas Pusat dan daerah, Perguruan Tinggi, Instansi Teknis Terkait di daerah c. Sasaran : Lokasi komunitas adat terpencil pada pemetaan sosial Universitas Sumatera Utara 4. Penyusunan Rencana Program; adalah kegiatan unutk merumuskan secara tepat dari proses rangkaian kegiatan persiapan pemberdayaan untuk ditindak lanjuti dalam program pelaksanaan pemberdayaan komunitas adat terpencil sehingga sesuai dengan keinginan dan kebutuhan komunitas adat terpencil itu sendiri. Tahapan persiapan ini dilaksanakan selama satu tahun anggaran sebelum tahapan pelaksanaan pemberdayaan.

2. Tahapan Pelaksanaan Pemberdayaan

a. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Pemberdayaan sumber daya manusia dimaksudkan sebagai usaha peningkatan kualitas komunitas adat terpencil yang meliputi berbagai aspek kehidupan dan penghidupan. Komponen Pemberdayaan sumber daya manusia terdiri dari : 1. Aspek kehidupan seperti komunikasi, interaksi, tumbuhnya rasa kebersamaan, rasa aman, pendidikan, kesehatan kehidupan beragama dan lain sebagainya. 2. Aspek penghidupan seperti kemampuan melaksanakan usaha pertanian, perkebunan, perikanan, keterampilan dalam rangka peningkatan perekonomian warga, koperasi, kemitraan dan lain sebagainya. b. Pemberdayaan Lingkungan Sosial Pemberdayaan lingkungan sosial dimaksudkan sebagai usaha peningkatan kualitas lingkungan sosial komunitas adat terpencil. Komponen kegiatan pemberdayaan lingukungan sosial terdiri dari : 1. Penataan pemukiman di tempat asal; a. Membangun permukiman sosial secara lengkap Universitas Sumatera Utara b. Bantuan stimulus pemugaran perumahan dan lingkungan c. Dikembangkan sebagai lokasi transmigrasi dengan menerima pendatang dari luar yang berpihak kepada proses pemberdayaan komunitas adat terpencil. 2. Penataan perumahan dan permukiman di tempat baru a. Membangun permukiman sosial secara lengkap b. Mengikutsertakan sebagai warga dampingan pada lokasi transmigrasi 3. Diversifikasi usaha pertanian tanaman pangan, perkebunan, perikanan dan peternakan 4. Pengembangan irigasi pengairan 5. Peningkatan prasarana perhubungan, pendidikan dan kesehatan c. Perlindungan Komunitas Adat Terpencil Perlindungan komunitas adat terpencil dimaksudkan sebagai upaya melindungi mereka antara lain: 1. Internal; seperti hak ulayat, hukum adat, sistem kepemimpinan lokal. 2. Eksternal melalui advokasi dan legislasi

3. Tahapan Monitoring dan Evaluasi

1. Tingkat Pusat Monitoring dan evaluasi dimaksudkan untuk memantau proses pelaksanaan program pemberdayaan komunitas adat terpencil berdasarkan perencanaan yang telah disusun. Sedangkan evaluasi dimaksudkan untuk mengetahui hasil-hasil yang telah dicapai, kendala yang dihadapi dan usaha pemecahannya. Dengan demikian monitoring dan evaluasi meliputi : a. Monitoring : Universitas Sumatera Utara 1. Membandingkan antara hasil perencanaan dengan pelaksanaannya secara operasional 2. Untuk mengetahui efektivitas dan ketepatan hasil perencanaan dengan pelaksanaanya. b. Evaluasi : 1. Mengadakan evaluasi kebijakan teknis yang telah disusun oleh pemerintah daerah dalam pembangunan kesejahteraan sosial khususnya pemberdayaan komunitas adat terpencil 2. Mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan program di lapangan, baik rutin maupun pembangunan 3. Sebagai bahan perencanaan di waktu yang akan datang 2. Tingkat Daerah Pelaksanaan monitoring dan evaluasi oleh jajaran kerja pemerintah daerah disesuaikan dengan kebijakan teknis kondisi daerah masing-masing. Keberhasilan pemberdayaan komunitas adat terpencil yang dikategorikan terpencil dan terasing dalam berbagai aspek kehidupan dan penghidupan sangat tergantung pada tekad, sikap dan semangat penyelenggara negara termasuk peran serta seluruh masyarakat dan dunia usaha. Dalam mekanisme kerja program pemberdayaan komunitas adat terpencil terdapat unsur-unsur yang terlibat yang merupakan tim yang bekerja secara terpadu dan terkoordinasi, antara lain : 1. Pemerintah pusat Pada tingkat pusat Kementerian Sosial sebagai penanggung jawab fungsional dalam pembangunan dan Perlindungan komunitas adat terpencil. 2. Pemerintahan Provinsi Universitas Sumatera Utara Dinas Sosial Provinsi atau instansi yang menangani perlindungan komunitas adat terpencil sebagai penanggung jawab program penyelenggaraan usaha-usaha perlindungan komunitas adat terpencil. 3. Pemerintahan Kabupaten Dinas Sosial Kabupaten atau instansi yang menangani perlindungan komunitas adat terpencil sebagai penanggung jawab program penyelenggaraan usaha-usaha perlindungan komunitas adat terpencil. 4. Organisasi SosialLSM Lembaga masyarakat yang diakui oleh pemerintah diberikan kesempatan untuk memantau Perlindungan dan Advokasi komunitas adat terpencil. 5. Perguruan Tinggi Perguruan Tinggi dilibatkan dalam rangka menyusun studi kelayakan dalam bidang Perlindungan dan Advokasi dimana warga komunitas adat terpencil berada. 6. Media Massa Media massa cetak dan elektronik dijadikan sebagai alat publikasi dan informasi dalam penyampaian program-program dan kegiatan perlindungan warga komunitas adat terpencil. 7. Dunia UsahaSwasta Badan yang dilibatkan untuk memberikan kontribusi dalam rangka meningkatkan usaha-usaha kesejahteraan warga komunitas adat terpencil. 8. Masyarakat Memberikan sumbangan pemikiran dan pertimbangan berkenaan dengan penentuan program Perlindungan dan Advokasi komunitas adat terpencil atau Universitas Sumatera Utara masyarakat dapat menyusun pengertian ciri-ciri atau kriteria komunitas adat terpencil berdasarkan kondisi obyektif sosial budaya daerah setempat.

2.5.4. Sasaran Program Kegiatan Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil

Adapun yang menjadi sasaran program kegiatan pemberdayaan komunitas adat terpencil adalah : 1. Komunitas adat terpencil yang belum dan yang sedang diberdayakan 2. Masyarakat di sekitar lokasi permukiman sosial 3. Instansi terkait, lembaga sosial kemasyarakatan, perorangan pakar, praktisi atau pemerhati dan dunia usaha Program kegiatan pemberdayaan komunitas adat terpencil dilakukan dalam lingkup : 1. Penataan perumahan dan permukiman, meliputi : a. Penataan pembangunan rumah sederhana b. Penaatan pembangunan sarana lingkungan sosial yang dilaksanakan dengan memperhatikan kondisi objektif setempat secara cermat 2. Administrasi kependudukan, meliputi : a. Pendataan penduduk b. Pembuatan KTP c. Pengenalan administrasi pemerintahan 3. Kehidupan beragama, meliputi : a. Pelayanan kerukunan kehidupan beragama b. Bantuan paket-paket buku agama dan sarana-sarana kepercayaan masing-masing Universitas Sumatera Utara 4. Pendidikan, meliputi : a. Pendidikan dasar yang berbasiskan pengetahuan lokal b. Kejar Paket A dan Kejar Paket B c. Beasiswa bagi warga komunitas adat terpencil yang berkeinginan melanjutkan pendidikan formal 5. Kesehatan, meliputi : a. Pelayanan kesehatan dasar b. Pelayanan kesehatan lingkungan sanitasi 6. Peningkatan pendapatan, meliputi : a. Tanaman pangan b. Perkebunan c. Perikanan d. Peternakan 7. Kesejahteraan sosial, meliputi : a. Penyuluhan dan Bimbingan Sosial b. Perlindungan hak-hak komunitas adat terpencil, meliputi : 1. Hak atas tanah 2. Hak akan adat-istiadat 3. Hak akan hukum adat c. Bantuan fasilitas pemberdayaan sumber daya manusia, usaha dan lingkungan sosial serta jaminan sosial kemasyarakatan d. Pelayanan sosial yang meliputi penanganan masalah-masalah kesejahteraan sosial yang rentan dalam warga komunitas adat terpencil Universitas Sumatera Utara e. Pengembangan organisasi lokal, jaringan kerja dan pranata adat, meliputi : 1. Pemahaman tentang organisasi kelompok 2. Pembuatan akses untuk kontak sosial dengan warga diluar komunitas adat terpencil f. Penguatan ekonomi komunitas adat terpencil, meliputi : 1. Pelatihan keterampilan dasar 2. Usaha ekonomis produktif g. Peningkatan peran perempuan komunitas adat terpencil, meliputi : 1. Pelibatan perempuan komunitas adat terpencil dalam proses kegiatan pembangunan di lokasi komunitas adat terpencil 2. Penguatan kepada keikutsertaan perempuan komunitas adat terpencil dalam menentukan arah kegiatan yang dilaksanakan di lokasi komunitas adat terpencil h. Generasi muda, meliputi : 1 Pelatihan keterampilan berdasarkan kepada potensi yang ada 2 Pelatihan kader pembangunan komunitas adat terpencil 3 Pembentukan organisasi pemuda komunitas adat terpencil yang berorientasi kepada peningkatan Usaha Kesejahteraan Sosial

2.5.5. Lokasi Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil di Sumatera Utara