4.4. Kehidupan Sosial Budaya dan Lingkungan 4.4.1 Pranata Ekonomi Mata Pencaharian
Mata pencaharian penduduk desa Sionom Hudon Selatan mayoritas bertani. Pertanian yang dimaksud terdiri dari pertanian tanaman muda dan tanaman keras.
Tanaman muda seperti padi sawah dan padi darat juga tomat serta jenis sayuran lainnya. Tanaman keras seperti karet, durian dan rotan. Hasil pertanian ini biasanya
dijual ke Pasar Parlilitan dan inilah yang digunakan warga untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Hasil wawancara di tahun 2010 oleh Dinas Kesejahteraan dan
Sosial Provsu menyebutkan bahwa pendapatan perkepala keluarga warga hanya berkisar 500.000-600.000 rupiah per bulannya.
Semua produk pertanian yang dihasilkan masih belum menggunakan pola penanaman intensifikasi. Pola penanaman masih menggunakan cara-cara
ekstensifikasi dan tradisional. Tidak dikenal adanya pemupukan, penggunaan bibit unggul dan pemberantasan hama terhadap seluruh tanaman muda maupun tanaman
keras. Untuk memasak segala jenis makanan hampir seluruhnya menggunakan kayu bakar.
4.4.2 Pranata Politik dan Lembaga Adat
Lembaga formal yang dibentuk oleh pemerintah di desa Sionom Hudon Selatan adalah Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa LPMD dan Badan
Perwakilan Desa BPD. Namun, menurut hasil wawancara penulis kepada warga, lembaga ini tidak berfungsi optimal. Organisasi kepemudaan seperti Karang Taruna
juga sudah ada. Tidak ada lembaga adat di desa Sionom Hudon Selatan, yang ada hanya tradisi adat.
Universitas Sumatera Utara
Adat-istiadat yang paling dominan disini adalah adat-istiadat Dairi dan Batak Toba atau ‘Daito’ Dairi Toba. Keterpaduan kedua jenis adat istiadat ini telah
mengilhami munculnya rasa persatuan dan kesatuan warga yang amat kokoh tanpa membedakan agama dan suku. Jika ada pesta perkawinan misalnya, warga bergotong
royong dan bau-membahu untuk membantu terselenggaranya pesta. Azas musyawarah dan mufakat merupakan tumpuan akhir dari berbagai jenis konflik yang
mungkin terjadi dianatara warga desa.
4.4.3 Pranata Kepemilikan dan Sistem Penguasaan Wilayah
Semua lahan pertanian yang diolah baik untuk tanaman keras maupun tanaman muda adalah lahan milik pribadi. Selain lahan milik pribadi, ada juga lahan
milik keturunan Tinambunan Hutakala yang hanya diperuntukkan bagi kepentingan umum, misalnya untuk perluasan permukiman. Luas lahan tersebut lebih dari 1000
ha yang merupakan tanah ulayat Tinambunan keturunan Kembang Mehuli.
4.4.4 Pranata Agama atau Sistem Kepercayaan
Sejumlah 97 penduduk desa Sionom Hudon Selatan memeluk agama Kristen dan hanya 3 yang memeluk agama Islam. Sekitar puluhan tahun lalu,
masyarakat masih memeluk kepercayaan tradisional dan masih sangat percaya pada supranatural dan menghormati arwah-arwah nenek moyang. Dahulu, masih terlihat
adanya sesajen yang diletakkan diatas makam dan banyak upacara ritual untuk penghormatan kepada leluhur dan meminta hasil panen yang melimpah. Orang
meninggal masih digali dan dibakar setelah dua tahun meninggal, namun sekarang sudah tidak ada lagi.
Universitas Sumatera Utara
Dari segi pemahaman keagamaan, baik warga yang Kristen dan Non-Kristen dapat dikatakan sangat kurang mendalaminya. Tidak seorangpun yang mampu
menjawab permasalahan kehidupan mereka dari perspektif agama. Jika ditelusuri penyebabnya adalah karena sarana peribadatannya yang kurang layak dan
ketersediaan guru agama seperti Pendeta dan Ustadz yang kurang mampu membimbing mereka selayaknya masyarakat dikota.
4.4.5 Pranata Ilmu Pengetahuan dan Teknologi