Kriteria Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Tematik Integratif

Sumber belajar yang akan digunakan guru dalam pembelajaran yang menggunakan pendekatan tematik integrative berbeda dengan pembelajaran lain yang hanya menggunakan buku paket sebagai perangkat pembelajaran. Sumber yang dapat guru pergunakan antara lain media cetak, sumber visual, literature, atau artefak Hajar, 2013: 74-75. Sumber-sumber tersebut bisa yang sudah dikenal oleh peserta didik maupun yang belum. Dari penggunaan sumber belajar yang beraneka ragam, pengetahuan dan pengalaman peserta didik akan lebih kaya.

2.1.3 Pendekatan Saintifik

Pembelajaran yang terjadi di kelas, menekankan pada perkembangan sikap, ketrampilan dan pengetahuan peserta didik. Para ilmuwan, lebih mengedepankan penalaran induktif daripada penalaran deduktif. Penalaran induktif adalah cara berpikir dengan memandang fenomena atau situasi spesifik untuk kemudian menarik kesimpulan secara menyeluruh. Sedangkan penalaran deduktif adalah cara berpikir dengan memandang fenomena atau situasi yang umum yang kemudian menarik kesimpulan yang lebih spesifik. Proses pembelajaran dalam Kurikulum SD 2013 menitik beratkan pada esensi pendekatan saintifik Kemendikbud, 2013

2.1.3.1 Kriteria Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik

Pembelajaran yang menerapkan pendekatan saintifik, perlu memiliki kriteria yang membedakan dengan pembelajaran lain. Ada beberapa kriteria yang ada pada pendekatan saintifik, antara lain: muatan pembelajaran berbasis pada fenomena nyata yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran, penjelasan guru , respon, peserta didik dan interaksi antara guru dan peserta didik terbebas dari pemikiran subjektif, mendorong peserta didik untuk berfikir kritis. Kriteria selanjutnya yakni, mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk berfikir hipoteknik, mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk memahami, menerapkan dan mengembangkan pola pikir rasional serta objektif, pembelajaran berdasarkan pada konsep teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan, dan yang terakhir yakni tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana, jelas dan system penyajiannya menarik Kemendikbud, 2013.

2.1.3.2 Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Tematik Integratif

Pembelajaran pendekatan saintifik memiliki lima langkah pembelajaran, yaitu: mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasikan, dan mengkomunikasikan Kemendikbud, 2013. Muatan pembelajaran dalam pembelajaran yang satu dengan yang lainnya tidak sama. Oleh sebab itu langkah tersebut tidak selalu harus ada pada setiap pembelajaran. Berikut ulasan mengenai kelima langkah pembelajaran tematik integrative dengan pendekatan saintifik Kemendikbud, 2013. 1. Mengamati Kegiatan pembelajaran yang direncanakan oleh guru sebaiknya memberi makna bagi peserta didik. Metode mengamati memiliki keunggulan tertentu bagi peserta didik, seperti menyajikan media objek secara nyata sehingga peserta didik senang dan tertantang. Oleh karena itu rasa ingin tahu pada masing-masing peserta didik dapat terjawab. Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dalam beberapa langkah. Langkah tersebut adalah 1 menentukan objek yang akan diamati, 2 membuat pedoman pengamatan sesuai dengan obyek yang akan diamati, 3 menentukan secara jelas data-data yang perlu diamati, 4 menentukan tempat pelaksanaan pengamatan, 5 menentukan cara yang sesuai dalam pengamatan, 6 menentukan cara yang digunakan untuk mencatat data pengamatan. Kegiatan pengamatan yang dilakukan dalam pembelajaran pasti melibatkan siswa. Selain langkah pengamatan, guru perlu menentukan bentuk pengamatan yang akan digunakan dalam pelajaran. Ada tiga bentuk keterlibatan peserta didik dalam melakukan pengamatan. Pertama, pengamatan biasa. Pada umumnya pengamatan ini peserta didik sebagai subjek pengamatan, dimana peserta didik tidak melibatkan diri dengan objek pengamatan. Kedua, pengamatan terkendali. Sama seperti pengamatan biasa namun dalam pengamatan ini objek pengamatan ditempatkan pada ruangan khusus yang telah dikendalikan, sehingga termuat nilai-nilai percobaan. Ketiga, pengamatan partisipatif. Pada pengamatan ini peserta didik terlibat secara langsung dengan objek yang diamati Kemendikbud, 2013. 2. Menanya atau Bertanya Pembelajaran di kelas maupun luar kelas tidak lepas dari kegiatan bertanya. Kemendikbud 2013, menerangkan ada beberapa fungsi bertanya. Fungsi bertanya antara lain, membangkitkan rasa ingin tahu, minat dan perhatian peserta didik terhadap suatu pembelajaran, mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk belajar mengembangkan pertanyaan yang dibuat dari dan untuk dirinya sendiri, mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik, membangkitkan ketrampilan peserta didik dalam bidang komunikasi, mendorong partisipasi peserta didik dalam kegiatan kelompok, mendorong sikap keterbukaan serta saling kerjasama untuk menerima dan memberi masukan atau gagasan pada orang lain, dan melatih kesantunan dalam berbicara. Kegiatan bertanya di dalam pembelajaran, harus memiliki tujuan yang jelas dan tepat untuk suatu pembelajaran yang dilaksanakan. Ada beberapa kriteria pertanyaan yang baik, diantaranya adalah pertanyaan harus singkat dan jelas, menginspirasi jawaban, memiliki focus, bersifat probing atau divergen, bersifat validatif atau penguatan, memberi kesempatan peserta didik untuk berfikir ulang, merangsang peningkatan tuntutan kemampuan kognitif, dan merangsang proses interaksi Kemendikbud, 2013. 3. Mengumpulkan Informasi Dalam mengumpulkan informasi merupakan salah satu tindak lanjut dari kegiatan bertanya untuk mendapatkan suatu tindak lanjut atau jawaban hasil dari bertanya. Peserta didik mengumpulkan berbagai informasi dari berbagai cara. Melalui kegiatan ini peserta didik dilatih untuk menghubungkan antara informasi yang satu dengan yang lainnya. Setelah peserta didik dapat menghubungkan informasi yang satu dengan yang lainnya diharapkan peserta didik mampu membuat kesimpulan dari hal yang diamati Kemendikbud, 2013. 4. Mengkomunikasikan Banyak hal yang telah peserta didik peroleh dari kegiatan mengamati, bertanya, mencari informasi dan mengolah informasi yang ada. Kegiatan-kegiatan tersebut sebaiknya diceritakan atau ditulis sebagai bentuk komunikasi. Peserta didik dibiasakan mengemukakan pendapat atau mengkomunikasikan hasil belajarnya Kemendikbud, 2013. 5. Mengasosiasikan Mencoba Yang dimaksud dari mengasosiasikan dapat diartikan dengan mengolah informasi. Informasi yang telah peserta didik temukan selanjutnya akan diolah untuk mendapatkan kesimpulan. Pada pengertian lain, mengasosiasikan adalah menautkan sesuatu pada barang lain atau orang KBBI, 2008: 94. Pengolahan informasi dapat berupa menambah sampai mengolah informasi yang bersifat pencarian solusi yang berdasarkan sumber-sumber yang ada Kemendikbud, 2013. Dari pengertian mengasosiasikan tersebut KBBI, 2008 Kemendikbud, 2013 dapat disimpulkan bahwa mengasosiasikan merupakan kegiatan mengolah dan mengaplikasikan suatu materi pelajaran terhadap suatu permasalahan. 2.1.4 Penilaian Otentik 2.1.4.1 Hakikat Penilaian Otentik