Fungsi dan Tujuan Pendekatan Tematik Integratif Model-Model Pendekatan Integratif

oleh guru tidak kaku. 6 hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik melalui kegiatan belajar sambil bermain, serta 8 pembelajaran yang dirancang sebaiknya mengembangkan komunikasi dan kemampuan metakognitif peserta didik.

2.1.2.2 Fungsi dan Tujuan Pendekatan Tematik Integratif

Pembelajaran tematik integrative dalam Kurikulum SD 2013 berfungsi untuk memberikan kemudahan bagi peserta didik dalam memahami dan mendalami konsep materi yang tergabung dalam tema serta dapat menambah semangat belajar peserta didik, karena materi yang dipelajari merupakan materi yang kontekstual dan bermakna bagi peserta didik Kemendikbud, 2013. Selain fungsi pembelajaran yang menggunakan pendekatan tematik integrative, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan 2013: 8 menjelaskan tujuan pembelajaran tematik integrative. Tujuan dari pendekatan tematik integrative adalah: 1. Mudah memutuskan perhatian pada satu tema atau topic tertentu. 2. Mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi muatan pembelajaran dalam tema yang sama. 3. Memiliki pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan. 4. Mengembangkan kompetensi berbahasa lebih baik dengan mengaitkan berbagai muatan pembelajaran lain dengan pengalaman pribadi peserta didik. 5. Lebih bersemangat belajar karena mereka dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, seperti: bercerita, bertanya, menulis sekaligus mempelajari pelajaran lain. 6. Lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi yang disajikan dalam konteks tema yang jelas. 7. Guru dapat menghemat waktu, karena muatan pembelajaran yang disajikan secara terintegrasi dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam 2 sampai 3 pertemuan bahkan lebih dan atau pengayaan. 8. Budi pekerti dan moral peserta didik dapat ditumbuh kembangkan dengan menggunakan sejumlah nilai budi pekerti sesuai dengan situasi dan kondisi.

2.1.2.3 Model-Model Pendekatan Integratif

Dilihat dari cara memadukan konsep, ketrampilan, topik dan unit tematiknya, menurut Forgarty 1991 dalam Hernawan, Resmini, dan Andayani 2007 dan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan 2013 terdapat sepuluh model dalam merencanakan pembelajaran. Kesepuluh model tersebut adalah model penggalan, model keterhubungan, model sarang, model urutan, model bagiran, model jaring laba-laba, model galur, model terpadu, model celupan, dan model jaringan. Model yang pertama adalah model penggalan Fragmented, model ini ditandai oleh ciri pemanduan yang hanya terbatas pada satu muatan pembelajaran saja. Dalam pembelajaran butir-butir materi tersebut dilaksanakan secara terpisah-pisah pada waktu yang berbeda-beda. Kedua, model keterhubungan connected, model ini dilandasi atas anggapan bahwa butir-butir pembelajaran dapat dipayungkan pada induk muatan pembelajaran tertentu. Ketiga , model sarang nested, ini merupakan pemaduan berbagai bentuk penguasaan konsep ketrampilan melalui sebuah kegiatan pembelajaran. Keempat, model urutan sequenced, merupakan model pemanduan topik-topik antar muatan pembelajaran yang berbeda secara paralel. Topic-topik tersebut dapat dipadukan pembelajarannya pada alokasi waktu yang sama. Kelima, model bagian shared, merupakan model pemanduan pembelajaran akibat adanya overlapping konsep atau ide pada dua muatan pembelajaran atau lebih. Keenam, model jarring laba- laba webbed, model ini paling popular dan paling banyak digunakan. Model ini bertolak dari pendekatan tematik sebagai pemandu bahan dan kegiatan pembelajaran. Tema dapat mengaitkan kegiatan pembelajaran baik dalam muatan pembelajaran maupun lintas muatan pembelajaran. Ketujuh, model galur threaded ini merupakan modal pemaduan bentuk ketrampilan. Bentuk ini berfokus pada apa yang disebut meta-curriculum. Kedelapan, model terpadu integrated, merupakan pemaduan sejumlah topic dari muatan pembelajaran yang berbeda, tetapi essensinya sama dalam sebuah topic tertentu. Kesembilan, model celupan immersed, ini dirancang untuk membantu peserta didik dalam menyaring dan memadukan berbagai pengalaman dan pengetahuan dihubungkan dengan situasi pemakaiannya. Kesepuluh, model jaringan networked, ini merupakan model pemaduan pembelajaran yang mengandaikan kemungkinan pengubahan konsep maupun bentuk ketrampilan baru. Perangkat pembelajaran sebagai produk pengembangan dalam penelitian yang mengacu Kurikulum SD 2013 ini menggunakan model webbed dimana muatan pembelajaran disatukan oleh tema yang dibentuk seperti jaring laba-laba. Indikator masing-masing muatan pembelajaran disatukan dalam sebuah tema. Di dalam Kurikulum SD 2013, kelas I dari delapan tema yang terbagi dua semester.

2.1.2.4 Tahap Pendekatan Tematik Integratif