Pengembangan perangkat pembelajaran subtema kegiatan pagi hari mengacu kurikulum 2013 untuk siswa kelas I sekolah dasar.

(1)

ABSTRAK

Wader, Wanggrizy. 2015. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Subtema Kegiatan Pagi Hari Mengacu Kurikulum SD 2013 Untuk Siswa Kelas I Sekolah Dasar. Skripsi. Yogyakarta: Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini berawal dari kebutuhan guru akan ketersediaan perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum 2013 yang terintegrasi dengan pendidikan karakter berbasis budaya lokal. Penelitian ini bertujuan (1) untuk memaparkan prosedur pengembangan perangkat pembelajaran Subtema Aku dan Cita-citaku mengacu Kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas I Sekolah Dasar, (2) untuk mendeskripsikan kualitas produk perangkat pembelajaran Subtema Kegiatan Pagi Hari mengacu Kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas I Sekolah Dasar.

Metode penelitian yang digunakan adalah R&D. Prosedur pengembangan perangkat pembelajaran ini memodifikasi langkah-langkah model Kemp yang telah direvisi dan penelitian pengembangan Borg and Gall melalui 10 langkah, namun penelitian hanya dilakukan sampai pada langkah ke-lima yaitu (1) Potensi dan masalah, (2) Pengumpulan data, (3) Desain produk (prototype), (4) Validasi ahli, dan (5) Revisi desain yang kemudian menghasilkan produk berupa perangkat pembelajaran.

Hasil validasi menunjukkan bahwa kualitas perangkat pembelajaran yang dikembangkan menurut pakar Kurikulum SD 2013 memperoleh skor 170 dengan kategori

“Baik”, validasi oleh dua orang guru Kelas I SD, guru pertama memperoleh skor dan 184

dengan kategori “Baik”, dan dan guru kedua memperoleh skor 189 dengan kategori “Baik”

Dari keseluruhan hasil validasi tersebut diperoleh rerata skor 181 dan termasuk dalam kategori

“Baik”. Dengan demikian, kualitas bahan ajar yang dikembangkan sudah layak untuk digunakan dalam pembelajaran Kelas I.

Kata kunci: metode penelitian pengembangan, perangkat pembelajaran, pendidikan karakter, pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik, penilaian otentik, dan


(2)

ABSTRACT

Wader, Wanggrizy. 2015. Development of Learning Tool Subtheme Morning Activity Based Curriculum SD 2013 For Class I Elementary School Students. Thesis. Yogyakarta: Elementary School Teacher Education, Sanata Dharma University.

This research began from the teacher’s needed about learning tool which integrated

with character education based local culture. This research aims to (1) describes the development procedures of learning tools subtheme Morning Activities for student in grade I Elementary School, (2) describe learning tools quality refer to curriculum of 2013 Subtheme Morning Activities for student in grade I Elementary School.

This research method use R&D. The research method use R&D. This development procedure was modified Kemp models of teaching materials steps that have been revised and Gall's Borg development research through 8 steps, which were (1) Potential and problems, (2) Data collection, (3) Product design (prototype), (4) Validation of experts, and (5) Revised design and then produce products such as learning tools.

Validation results showed that the quality of learning tools developed by Elementary School Curriculum of 2013 experts gain score of 170 with the "Good" category, validation by two first-grade teachers, teacher first scored of 184 in the category of "Good", and a second teacher to scored of 189 with category of "Good". The overall validation results obtained by the average score of 181 and included in the category of "Good". Thus, the quality of learning tools developed is viable for use in teaching of first grade.

Keyword: Research and development method, learning tools, character education, thematic integrative approach, saintific approach, and authentic assessment.


(3)

SUBTEMA KEGIATAN PAGI HARI MENGACU KURIKULUM 2013 UNTUK SISWA KELAS I SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Wanggrizy Wader NIM: 111134316

RINTISAN PROGRAM PROFESI GURU TERINTEGRASI (PPGT) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2015 SKRIPSI


(4)

(5)

(6)

Karya ini penulis persembahkan untuk: TUHAN YESUS KRISTUS

“Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari,mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya

pintu dibukakan” (Lukas 11:10).

Bapak dan Ibuku tercinta

Bapak Kolose Wader dan Ibu Helena Rumkabas Yang selalu memberi dukungan, motivasi dan doa

Kakakku tersayang Bastalina Wader dan adik-adikku Agusta Josepa Wader, Wini Kalonia Wader, Yeremias Wodumki Wader, Giovani Burwosi Wader dan seluruh keluarga besar Wader dan Rumkabas,

serta sahabat-sahabatku

Terima kasih atas semangat, perhatian, bantuan, dan kasih sayang yang kalian berikan

Dan secara khusus dipersembahkan buat “Desinta Kahi Mbetu” selaku makhluk halus dalam hidup dan hatiku


(7)

MOTTO

“Mejadi Pribadi yang Berguna dan dicontohi Oleh Banyak Orang”

“Berhati – hati di saat awal, bertindak dengan waspada, merupakan kunci menuju keberhasilan”


(8)

(9)

(10)

ABSTRAK

Wader, Wanggrizy. 2015. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Subtema Kegiatan Pagi Hari Mengacu Kurikulum SD 2013 Untuk Siswa Kelas I Sekolah Dasar. Skripsi. Yogyakarta: Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini berawal dari kebutuhan guru akan ketersediaan perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum 2013 yang terintegrasi dengan pendidikan karakter berbasis budaya lokal. Penelitian ini bertujuan (1) untuk memaparkan prosedur pengembangan perangkat pembelajaran Subtema Aku dan Cita-citaku mengacu Kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas I Sekolah Dasar, (2) untuk mendeskripsikan kualitas produk perangkat pembelajaran Subtema Kegiatan Pagi Hari mengacu Kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas I Sekolah Dasar.

Metode penelitian yang digunakan adalah R&D. Prosedur pengembangan perangkat pembelajaran ini memodifikasi langkah-langkah model Kemp yang telah direvisi dan penelitian pengembangan Borg and Gall melalui 10 langkah, namun penelitian hanya dilakukan sampai pada langkah ke-lima yaitu (1) Potensi dan masalah, (2) Pengumpulan data, (3) Desain produk (prototype), (4) Validasi ahli, dan (5) Revisi desain yang kemudian menghasilkan produk berupa perangkat pembelajaran.

Hasil validasi menunjukkan bahwa kualitas perangkat pembelajaran yang dikembangkan menurut pakar Kurikulum SD 2013 memperoleh skor 170 dengan kategori

“Baik”, validasi oleh dua orang guru Kelas I SD, guru pertama memperoleh skor dan 184

dengan kategori “Baik”, dan dan guru kedua memperoleh skor 189 dengan kategori “Baik”

Dari keseluruhan hasil validasi tersebut diperoleh rerata skor 181 dan termasuk dalam

kategori “Baik”. Dengan demikian, kualitas bahan ajar yang dikembangkan sudah layak untuk digunakan dalam pembelajaran Kelas I.

Kata kunci: metode penelitian pengembangan, perangkat pembelajaran, pendidikan karakter, pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik, penilaian otentik, dan


(11)

ABSTRACT

Wader, Wanggrizy. 2015. Development of Learning Tool Subtheme Morning Activity Based Curriculum SD 2013 For Class I Elementary School Students. Thesis. Yogyakarta: Elementary School Teacher Education, Sanata Dharma University.

This research began from the teacher’s needed about learning tool which integrated

with character education based local culture. This research aims to (1) describes the development procedures of learning tools subtheme Morning Activities for student in grade I Elementary School, (2) describe learning tools quality refer to curriculum of 2013 Subtheme Morning Activities for student in grade I Elementary School.

This research method use R&D. The research method use R&D. This development procedure was modified Kemp models of teaching materials steps that have been revised and Gall's Borg development research through 8 steps, which were (1) Potential and problems, (2) Data collection, (3) Product design (prototype), (4) Validation of experts, and (5) Revised design and then produce products such as learning tools.

Validation results showed that the quality of learning tools developed by Elementary School Curriculum of 2013 experts gain score of 170 with the "Good" category, validation by two first-grade teachers, teacher first scored of 184 in the category of "Good", and a second teacher to scored of 189 with category of "Good". The overall validation results obtained by the average score of 181 and included in the category of "Good". Thus, the quality of learning tools developed is viable for use in teaching of first grade.

Keyword: Research and development method, learning tools, character education, thematic integrative approach, saintific approach, and authentic assessment.


(12)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan, atas segala berkat dan kasih karuniaNya yang begitu berlimpah sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai waktu yang ditentukan. Peneliti ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada pihakpihak yang telah membantu selama proses penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih ini peneliti sampaikan kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

2. Romo Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A. selaku Kaprodi PGSD.

3. Bapak Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku kordinator PPGT Universitas Sanata Dharma dan juga selaku validator pakar Kurikulum SD 2013.

4. Bapak Rusmawan, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dan mendorong peneliti dari awal penelitian sampai akhir penelitian.

5. Bapak Sarjono, S.Pd.SD. Selaku kepala sekolah SD N Kalasan 1 Yogyakarta, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian. 6. Ibu Sumarsih, S. Pd.SD. selaku guru kelas I SD N Karangasam Yogyakarta,

yang telah memberikan dukungan dan masukan dalam proses penelitian. 7. Ibu Uswatun Khasanah, selaku guru kelas I SD N Kalasan 1 Yogyakarta,

yang telah memberikan dukungan dan masukan dalam proses penelitian. 8. Kedua orang tuaku, Bapak Kolose Wader dan Ibu Helena Rumkabas, serta


(13)

Wader, Yeremias Wodumki Wader, dan Giovani Burwosi Wader yang selalu mendukungku dalam segala hal, doa, motivasi, semangat, dan perhatian yang begitu besar selama penyusunan skripsi ini.

9. Tema-teman PPGT angkatan 2011, 2012, dan 2013 serta semua teman PGSD angkatan 2011.

10.Semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan skripsi ini dan tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu.

Peneliti mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak untuk perbaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat untuk dunia pendidikan dan pengalaman peneliti selama menyusun skripsi ini menjadi bekal bagi peneliti untuk meraih mimpi-mimpi dan mengembangkan bakat yang dimiliki peneliti.

Yogyakarta 28 Mei 2015 Penulis


(14)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Batasan Istilah ... 7

F. Spesifikasi Produk ... 8

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka ... 11

1. Kurikulum 2013 ... 11

a. Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum 2013... 12

b. Penguatan Pendidikan Karakter ... 18

c. Pendekatan Tematik Integratif ... 19


(15)

Halaman

e. Penilaian Otentik ... 22

2. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran di SD ... 29

a. RPPTH... 29

b. Bahan Ajar ... 30

c. Penilaian ... 35

B. Penelitian yang Relevan... 36

C. Kerangka Pikir ... 40

D. Pertanyaan Penelitian ... 42

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 43

B. Prosedur Pengembangan ... 43

C. Jadwal Penelitian ... 45

D. Validasi Ahli ... 46

E. Teknik Pengumpulan Data... 46

1. Wawancara ... 46

2. Studi Dokumen ... 47

3. Kuesioner ... 47

F. Instrumen Penelitian ... 47

G. Teknik Analisis Data ... 52

1. Data Kualitatif ... 52

2. Data kuantitatif ... 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kebutuhan ... 57

B. Hasil Wawancara ... 57

C. Pembahasan Hasil Wawancara ... 59

D. Deskripsi Produk Awal ... 60

E. Data Hasil Validasi Pakar Kurikulum SD 2013 dan Revisi Produk ... 64

1. Data Validasi Pakar Kurikulum SD 2013 dan Revisi Produk ... 65

a. Data Validasi Pakar Kurikulum SD 2013 ... 65


(16)

Halaman 2. Data Validasi Guru SD yang Sudah Melaksanakan Kurikulum SD 2013 dan

Revisi Produk... 69

a. Data Validasi Guru Kelas I SD ... 69

b. Revisi Produk Berdasarkan Hasil Validasi Guru Kelas I SD ... 70

F. Kajian Produk Akhir dan Pembahasan ... 71

1. Kajian Produk Akhir ... 71

2. Pembahasan ... 71

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENGEMBANGAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 73

B. Keterbatasan Pengembangan ... 74

C. Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 75


(17)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1. Langkah-langkah Pengembangan Perangkat Pembelajaran ... 44 Gambar 2. Silabus Subtema Kegiatan Pagi Hari ... 61 Gambar 3. Format Pengembangan RPPTH ... 62


(18)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Penyempurnaan Pola Pikir Kurikulum ... 15

Tabel 2. Elemen Perubahan Kurikulum 2013 ... 16

Tabel 3. Karateristik Penilaian Tradisional dan Penilaian Otentik ... 26

Tabel 4. Elemen Perubahan Dalam Penilaian Kurikulum 2013 ... 28

Tabel 5. Jadwal Pelaksanaan Penelitian... 45

Tabel 6. Instrumen Survei Kebutuhan ... 48

Tabel 7. Instrumen Lembar Kuesioner yang Digunakan Untuk Validasi Pakar Kurikulum SD 2013 dan Guru Kelas I SD ... 49

Tabel 8. Konversi Nilai Skala Lima ... 53

Tabel 9. Kriteria Skor Skala Lima ... 55

Tabel 10. Komentar Pakar Kurikulum SD 2013 dan Revisinya ... 68

Tabel 11. Komentar Guru Kelas IV SD 2013 dan Revisinya ... 70


(19)

DAFTAR LAMPILAN

Halaman

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian ... 78

Lampiran 2. Lembar Hasil Wawancara guru Kelas I ... 81

Lampiran 3. Lembar Hasil Validasi Pakar Kurikulum SD 2013 ... 85

Lampiran 4. Lembar Hasil Validasi Guru Kelas I 1 ... 90

Lampiran 5. Lembar Hasil Validasi Guru Kelas I 2 ... 95

Lampiran 6. Surat telah Melakukan Penelitian ... 100


(20)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memiliki peran yang sangat penting bagi keseluruhan aspek kehidupan manusia. Kesadaran akan pentingnya pendidikan memaksa pemerintah untuk secara berkesinambungan merubah kurikulum yang merupakan pedoman pelaksanaan atau penerapan pendidikan disetiap satuan pendidikan. Kurikulum di Indonesia sudah mengalami banyak perubahan. Perkembangan kurikulum di Indonesia dimulai sejak tahun 1947. Pada tahun 1947 kurikulum di kenal dengan sebutan “Rencana Pelajaran”, tahun 1964 kurikulum dikenal dengan sebutan “Rencana Pendidikan Sekolah Dasar”, tahun 1968 kurikulum dikenal dengan sebutan “Kurikulum Sekolah Dasar”, tahun 1973 kurikulum dikenal dengan sebutan “Kurikulum Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP)”, tahun 1975 kurikulum dikenal dengan sebutan “Kurikulum Sekolah Dasar”, tahun 1984 kurikulum dikenal dengan sebutan “Kurikulum 1984”, tahun 1994 kurikulum dikenal dengan sebutan “Kurikulum 1994”, tahun 1997 dikenal dengan sebutan “Revisi Kurikulum 1994”, tahun 2004 dikenal dengan sebutan “Rintisan Kurikulum Berbasis

Kompetensi (KBK)”, tahun 2006 kurikulum dikenal dengan sebutan

“Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)”, dan pada tahun 2013 kurikulum dikenal dengan sebutan “Kurikulum 2013”. Melihat hampir sebelas kali perubahan kurikulum di Indonesia, tentu saja menimbulkan berbagai asumsi atau angapan yang pasti ada benar dan tidaknya. Misalnya


(21)

anggapan bahwa, setiap kali dilakukannya perubahan kurikulum akan membuat siswa bingung, karena memperoleh sajian pengajaran yang sedikit berbeda atau berbeda sepenuhnya dengan pengajaran berdasarkan kurikulum sebelumnya. Bila dikaji, ada benarnya juga ketika kurikulum mengalami beberapa kali perubahan, karena perubahan kurikulum tersebut mengikuti perubahan dan perkembangan zaman yang kontekstual dengan perkembangan peserta didik.

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum terbaru di Indonesia yang di susun berdasarkan kekurangan Kurikulum 2006 atau Kurikulum KTSP dan kurikulum-kurikulum lainya. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang bersifat kontekstual atau nyata dan sesuai dengan perkembangan peserta didik. Dilihat dari isinya, Kurikulum 2013 sangat berbeda dengan Kurikulum KTSP. Salah satu hal yang membedakan Kurikulum 2013 dan Kurikulum KTSP adalah pembelajarannya bersifat tematik mulai dari SD Kelas I sampai SD Kelas VI. Selain itu, penilaian berdasarkan Kurikulum 2013 lebih spesifik dan komprehensif dibanding dengan penilian pada Kurikulum KTSP. Penilaian secara spesifik maksudnya, penilaian yang lebih rinci dan tidak bersifat abstrak. Sedangkan bersifat komprehensif artinya, penilaian secara menyeluruh mencakup segala aspek perkembangan pada peserta didik.

Sebagai tenaga pendidik, guru memiliki peran yang sangat penting dalam pembelajaran. Tanpa guru, maka pendidikan tidak akan berjalan dengan mulus dan sesuai dengan asas kemanusiaan. Pada abad ke-21 ini pendidikan tidak lagi dianggap sebagai keinginan, namun pendidikan dipandang sebagai kebutuhan yang harus dipenuhi dan sangat menentukan kemana arah hidup


(22)

seseorang. Tanpa pendidikan sesorang tidak dapat bersaing dan akan terbawa harus globalisasi. Oleh sebab itu, sangat penting peran guru dalam pembelajaran. Bukan hanya pada tahap itu saja tetapi, lebih jahu lagi adalah guru merupakan tokoh utama dalam tercapainya pendidikan humanis.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru kelas I pada tanggal 19 Mei 2013, pukul 10.00 WIB di SDN Kalasan 1 Yogyakarta, diperoleh informasi bahwa penerapan kurikulum 2013 sudah diterapkan sebisa mungkin dan sesuai dengan berbagai panduan yang di dapat dari berbagai sumber. Salah satu sumber yang menjadi panduan penerapan Kurikulum 2013 di SD Kalasan 1 adalah modul-modul yang didapat dari pihak Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman Yogyakarta. Selanjutnya dijelaskan bahwa, Kurikulum 2013 adalah kurikulum terbaru di Indonesia yang memuat item-item antara lain: pendidikan karakter, pendekatan saintifik, pendekatan tematik, dan penilaian otentik. Pendidikan karakter di SDN Kalasan 1 telah diterapkan dalam setiap pertemuan pembelajaran, baik di kelas bawah maupun kelas atas. Pedekatan saintifik juga sudah diterapkan dalam setiap pertemuan, namun langkah-langkah pembelajarannya tidak berurutan melainkan bercampuran. Langkah-langkah pembelajaran yang dimaksudkan dalam pendekatan saintifik adalah mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan menyajikan (mempublikasikan). pendekatan tematikpun telah diterapkan,

dimana setiap mata pelajaran dikaitkan atau dipadukan dengan sebuah tema tertentu yang kontekstual dan sesuai perkembangan peserta didik. Sedangkan, penilaian otentik dipandang sebagai penilaian yang komprehensif atau menyeluruh artinya pelilaian yang dilakukan dalam setiap pembelajaran memuat


(23)

aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotorik (keterampilan). Selain itu, aspek yang juga menjadi fokus penilian pada Kurikulum 2013 adalah aspek iman. Sebagaimana dicantumkan dalam KI 1 pada Kurikulum 2013.

Penerapan kurikulum 2013 di SDN Kalasan 1, sejauh ini masih dalam tahap percobaan. Oleh sebab itu, tidak sedikit masalah yang dihadapi saat pengimplementasiannya. Secara umum, hal yang menjadi kendala saat mengimplementasi Kurikulum 2013 di SDN Kalasan 1 adalah penilaian. Penilaian dipandang sebagai hal yang paling rumit karena, jenisnya yang bervariasi tergantung aspek apa yang mau dinilai atau diukur. Begitu juga dengan cara mengembangkan perangkat pembelajaran lainnya. Mengembangkan perangkat pembelajaran bukanlah hal yang mudah, mengingat perangkat pembelajaran yang akan dikembangkan harus sesuai dengan konteks lingkungan, budaya, dan perkembangan peserta didik.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan ibu Sri guru kelas I SDN Kalasan 1 Yogyakarta pada tanggal 17 Mei 2014, pukul 10.00 WIB menunjukkan (RPP, Silabus, LKS, rubrik-rubrik penilaian non tes, pemetaan tema, buku, rubrik penilaian hasil produk, dan evaluasi). Guru telah mengetahui penyebab-penyebab pergantian kurikulum dari Kurikulum Tahun 2006 atau KTSP ke Kurikulum 2013. Selain itu, guru juga sangat mengetahui muatan dari Kurikulum 2013 itu sendiri yakni pendekatan saintifik, tematik integratif, pendidikan karakter, dan penilaian otentik. Namun terlepas dari itu, guru masih mengalami kendala atau kesulitan berkaitan dengan Sumber Daya Manusianya (SDM), dan juga melakukan penilaian sebagaiman mestinya dalam Kurikulum 2013. Maksud kesulitan pada bidang SDM yaitu, sebagian


(24)

besar guru yang mengajar di SDN Kalasan 1 Yogyakarta merupakan guru-guru tua yang sudah terbiasa menerapkan model pengajaran pada Kurikulum KTSP. Pada Kelas I dan IV, guru mengajar dengan menggunakan diklat mengenai Kurikulum 2013. Sedangkan kesulitas pada penilaian Kurikulum 2013 yaitu guru mengalami kesulitan dalam menemukan instrumen penilain yang sesuai dengan aspek afektif atau sikap. Selain itu, juga penilaian proses, daftar penilaian, rubrik dari karakter sikap, analisis daya serap, dan keterbatasan sarana dan prasarana,

Berdasarkan masalah yang ditemukan peneliti dari hasil wawancara tersebut sangat penting diadakan contoh-contoh perangkat pembelajaran Kurikulum SD 2013, maka peneliti mencoba memberi solusi untuk mengatasi masalah tersebut dengan mengembangankan perangkat pembelajaran subtema kegiatan pagi hari mengacu Kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas I SDN Kalasan 1, Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana prosedur pengembangan perangkat pembelajaran subtema kegiatan pagi hari mengacu Kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas I Sekolah Dasar?

2. Bagaimana kualitas produk perangkat pembelajaran subtema kegiatan pagi hari mengacu Kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas I Sekolah Dasar?


(25)

C. Tujuan Penelitian

1 Untuk memaparkan prosedur pengembangan perangkat pembelajaran subtema kegiatan pagi hari mengacu Kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas I Sekolah Dasar.

2 Untuk mendeskripsikan kualitas produk prosedur perangkat pembelajaran subtema kegiatan pagi hari mengacu Kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas I Sekolah Dasar.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi peneliti

Bagi mahasiswa penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam pengembangan dan perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum SD 2013.

2. Bagi Guru

Bagi guru penelitian ini bermanfaat untuk memberikan inspirasi dan merupakan salah satu referensi untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berbasis Kurikulum 2013.

3. Bagi siswa

Bagi siswa penelitian ini bermanfaat untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa kelas I SD tahun ajaran 2014/2015. 4. Bagi sekolah

Hasil penelitihan ini dapat menjadi bahan bacaan di perpustakaan sekolah yang dapat dimanfaatkan teman-teman guru sebagai referensi untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berbasis Kurikulum 2013.


(26)

5. Bagi Prodi PGSD

Penelitian ini bermanfaat menambah bahan bacaan terkait dengan pengembangan perangkat pembelajaran berbasis Kurikulum 2013 pada siswa kelas I SD tahun ajaran 2014/2015.

E. Batasan Istilah

1. Kurikulum SD 2013

Kurikulum SD 2013 adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pembelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggara kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

2. Pendidikan karakter

Pendidikan karakter adalah pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, yang bertujuan mengembangkan kemampuan siswa untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara kebaikan, mewujudkan dan menebarkan kebaikan dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.

3. Pendekatan tematik integratif

Pendekatan tematik integratif adalah pendekatan yang memadukan beberapa mata pelajaran dalam suatu tema yang relevan.

4. Pendekatan saintifik

Pendekatan santifik (pendekatan imiah) adalah pendekatan yang penerapannya menggunakan 5M, yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan menyajikan (mempublikasikan).


(27)

5. Penilaian otentik

Penilaian otentik adalah penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses,dan keluaran (output) pembelajaran.

6. Perangkat Pembelajaran

Perangkat pembelajaran adalah Rencana Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) beserta lampirannya yang terdiri dari bahan ajar/LKS, media pembelajaran, Instrumen penilaian yang berupa soal dan kunci jawaban serta tugas dan rubrik penilaian.

F. Spesifikasi Produk yang dikembangkan 1. Komponen RPPTH yang disusun lengkap.

Komponen Rancangan Pelaksanaan Pebelajaran Tematik Harian (RPPTH) memuat hal-hal sebagai berikut, Satuan Pendidikan, Kelas/ semester, Tema/ subtema, Pertemuan ke berapa, Alokasi waktu, KI, KD, Indikator, Tujuan Pembelajaran, Materi Pembelajaran, Pendekatan dan Metode, Kegiatan Pembelajaran, LKS, Sumber dan Bahan, Penilaian, dan Lampiran.

2. RPPTH disusun dengan memperhatikan keutuhan perkembangan pribadi siswa (intelektual, keterampilan, dan karakter) yang nampak dalam perumusan indikator dan tujuan pembelajaran. Penyusunan RPPTH berorientasi pada perkembangan siswa yakni intelektual, keterampilan, dan


(28)

karakter yang muncul dalam perumusan indikator dan tujuan pembelajaran.

3. RPPTH disusun dengan pendekatan tematik integratif.

RPPTH disusun dengan panduan pendekatan tematik integratif. RPPTH disusun dengan memadukan beberapa mata pelajaran menggunakan sebuah tema. Tema yang mengintegrasikan beberapa mata pelajaran diharapkan dapat mengembangkan sikap, keterampilan, dan pengetahuan dari siswa. Penyusunan RPPTH dengan menggunakan pendekatan tematik integratif harus berpusat pada siswa, memberikan pengalaman langsung kepada siswa, pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas, menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran, bersifat fleksibel, serta hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat, dan kebutuhan siswa.

4. RPPTH disusun berbasis aktivitas siswa dengan menerapkan pendekatan saintifik.

RPPTH yang disusun oleh guru selalu memperhatikan pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik dalam sebuah RPPTH harus ditunjukan dengan adanya langkah-langkah ilmiah dalam proses pembelajaran. Langkah-langkah ilmiah dalam pendekatan saintifik yang dimaksud adalah mengamati, menanyakan, menalar, mencoba atau mencipta.

5. Penilaian dalam RPPTH menggunakan penilaian otentik.

Penillaian dalam RPPTH menggunakan penilaian otentik. Penilaian sendiri merupakan keputusan terhadap hasil belajar peserta didik yang mencerminkan pencapaian kompetensi selama proses pembelajaran


(29)

tertentu. Penilaian dilakukan secara holistik terkait aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan untuk setiap jenjang pendidikan, baik selama pembelajaran berlangsung (penilaian proses) maupun setelah pembelajaran usai dilaksanakan (penilaian hasil belajar). Sedangkan lebih rincinnya, penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara menyeluruh terhadap aspek-aspek perkembangan peserta didik.

6. RPPTH disusun sesuai dengan ketentuan EYD.

RPPTH yang disusun, dibuat sesuai dengan ketentuan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan). RPPTH yang disusun dengan memperhatikan rambu-rambu atau ketentuan-ketentuan dari ejaan yang disempurnakan.


(30)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Kurikulum SD 2013

Menurut UU No.20/ 2003 tentang sistem pendidikan nasional, kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang memuat pendidikan karakter, pendekatan tematik, pendekatan sainstifik, penilaian autentik. Berbeda dengan kurikulum-kurikulum sebelumnya, kurikulum 2013 memuat pembelajaran yang bertujuan untuk membina maupun memperbaiki karakter seseorang. Pendidikan karakter pada kurikulum 2013 telah diasosiasikan besama mata pelajaran-mata pelajaran dalam buku guru maupun buku siswa. Guru dapat membina dan memperbaiki karakter para peserta didik dengan berpengangan pada buku guru maupun buku siswa yang telah dibuat oleh pemerintah. Selain itu, kurikulum 2013 dikembangakan berdasarkan kondisi nyata masyarakat dan perkembangan peserta didik lebih khususnya.


(31)

a. Rasional dan elemen perubahan Kurikulum SD 2013

Rasional Pengembangan Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut:

1) Tantangan Internal

Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.Tantangan internal lainnya terkait dengan perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Saat ini jumlah penduduk Indonesia usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak dari usia tidak produktif (anak-anak berusia 0-14 tahun dan orang tua berusia 65 tahun ke atas). Jumlah penduduk usia produktif ini akan mencapai puncaknya pada tahun 2020-2035 pada saat angkanya mencapai 70%. 5Oleh sebab itu tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana mengupayakan agar sumberdaya manusia usia produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi beban.

2) Tantangan Eksternal

Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan


(32)

perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Arus globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern seperti dapat terlihat di World Trade Organization (WTO), Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) Community, Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), dan ASEAN Free Trade Area (AFTA). Tantangan eksternal juga terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi bidang pendidikan. Keikutsertaan Indonesia di dalam studi International Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan

Program for International Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga menunjukkan bahwa capaian anak-anak Indonesia tidak menggembirakan dalam beberapa kali laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA. Hal ini disebabkan antara lain banyaknya materi uji yang ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak terdapat dalam kurikulum Indonesia.

Berbicara tentang tantangan eksternal atau arus globalisasi berarti tidak terlepas dari kompetensi masa depan yang hasus disikapi dengan bijak yakni, kemampuan berkomunikasi, kemampuan berpikir jernih dan kritis, kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan, kemampuan menjadi warga negara yang bertanggungjawab, kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap pandangan yang berbeda, kemampuan hidup dalam masyarakat yang mengglobal, memiliki minat luas dalam kehidupan, memiliki kesiapan untuk bekerja, memiliki


(33)

kecerdasan sesuai dengan bakat/minatnya, memiliki rasa tanggungjawab terhadap lingkungan. Sedangkan tantangan eksternal yang menurut persepsi masyarakat ialah, terlalu menitik beratkan pada aspek kognitif, beban siswa terlalu berat, kurang bermuatan karakter.

Agar dapat menyikapi tantangan-tantangan baik itu tantangan internal maupun eksternal, maka penyempurnaan pola pikir merupakan jalan yang tepat untuk mepersiakan siswa menghadapi masa depan. Berikut ini merupakan paparan tentang penyempurnaan pola pikir perumusan Kurikulum 2013, (Permendikbud No. 68. 2013).

a) Pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama;

b) Pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/ media lainnya);

c) Pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet);

d) Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains);


(34)

f) Pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia;

g) Pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users) dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik;

h) Pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline) menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan i) Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.

Agar lebih jelas, berikut ini adalah tabel penyempurnaan pola pikir perumusan kurikulum 2013, (ppt. Kemendikbud. 2013).

Tabel 1. Penyempurnaan Pola Pikir Kurikulum

No. KBK 2004 KTSP 2006 Kurikulum 2013 1. Standar Kompetensi Lulusan

diturunkan dari Standar Isi

Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari kebutuhan 2. Standar Isi dirumuskan

berdasarkan Tujuan Mata Pelajaran (Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran) yang dirinci menjadi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran

Standar Isi diturunkan dari Standar Kompetensi Lulusan melalui Kompetensi Inti yang bebas mata pelajaran

3. Pemisahan antara mata pelajaran pembentukan sikap, pembentukan keterampilan, dan pembentukan pengetahuan

Semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap,

keterampilan, dan pengetahuan 4. Kompetensi diturunkan dari mata

pelajaran

Mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai 5. Mata pelajaran lepas satu dengan

yang lain, seperti sekumpulan mata pelajaran terpisah

Semua mata pelajaran diikat oleh Kompetensi Inti (tiap kelas)


(35)

Dalam kurikulum 2013 terdapat empat elemen perubahan yakni Standar Kompetensi Kelulusan (SKL), Standar Proses, Stamdar Isi, dan Standar Penilaian. Lebih jelasnya, elemen-elemen perubahan tersebut dapat dirumuskan dalam tabel, (ppt. Kemendikbud. 2013) sebagai berikut

Tabel 2. Elemen Perubahan Kurikulum 2013

ELEMEN DESKRIPSI

SD Kompetensi Lulusan

Adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan

Kedudukan mata pelajaran (ISI)

Kompetensi yang semula diturunkan dari matapelajaran berubah menjadi mata pelajaran dikembangkan dari kompetensi.

Pendekatan (ISI) Kompetensi dikembangkan melalui:

Tematik terpadu dalam semua mata pelajaran

Struktur Kurikulum (Mata Pelajaran dan alokasi waktu) ISI

- Holistik dan integratif berfokus kepada alam, sosial dan budaya

- Pembelajaran dilaksanakan dengan pendekatan sains - Jumlah mata pelajaran dari 10 menjadi 6

- Jumlah jam bertambah 4 JP/minggu akibat perubahan pendekatan pembelajaran

Proses pembelajaran

- Standar proses yang semula terfokus pada eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi dilengkapi dengan mengamati, menanya, mengolah, menalar, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta.

- Belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di lingkungan sekolah dan masyarakat

- Guru bukan satu-satunya sumber belajar.

- Sikap tidak diajarkan secara verbal, tetapi melalui contoh dan teladan

Tematik dan terpadu

Penilaian

- Penilaian berbasis kompetensi

- Pergeseran dari penilaian melalui tes (mengukur kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil saja), menuju penilaian otentik (mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil)


(36)

pencapaian hasil belajar didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal (maksimal) - Penilaian tidak hanya pada level KD, tetapi juga pada

kompetensi inti dan SKL

- Mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai instrumen utama penilaian

Ekstrakurikuler

- Pramuka (wajib) - UKS

- PMR

- Bahasa Inggris

Berdasarkan tabel elemen berubahan diatas maka dapat disimulkan bahwa, pada Kurikulum 2013 merubah Standar Pendidikan Nasional pada kurikulum sebelumnya sehingga menjadi lebih baik dan diharapkan dapat menyempurnakan pendidikan di Indonesia.

3) Penguatan Tata Kelola Kurikulum

Pelaksanaan kurikulum selama ini telah menempatkan kurikulum sebagai daftar Mata pelajaran. Pendekatan Kurikulum 2013 untuk Sekolah Menegah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan diubah sesuai dengan kurikulum satuan pendidikan. Oleh karena itu dalam Kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata kelola sebagai berikut:

a) Tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja yang bersifat kolaboratif;

b) Penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen kepala sekolah sebagai pimpinan kependidikan (educational leader); dan c) Penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses

pembelajaran. 4) Penguatan Materi


(37)

Penguatan materi dilakukan dengan cara pendalaman dan perluasan materi yang relevan bagi peserta didik.

b. Penguatan Pendidikan Karakter

Membahas pendidikaan karanter tidak terlepas dari pengertian pendidikan pendidikan secara umum. Pengertian pendidikan secara umum termuat jelas dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 pasal 1 butur 1, pendidikan adalah “ Usaha usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dalam proses pembeajaran agar peserta didik secara aktif mengembangakan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara”. Sedangkan karakter menurut Salahudin (2013:42), merupakan ciri khas seseorang atau sekelompok orang yang mengandung nilai, kemampuan, kapasitas moral, dan ketegaran menghadapi kesulitan dan tantangan. Dalam hubungannya dengan pendidikan karakter, pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan siswa untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara kebaikan, mewujudkan dan menebar kebaikan dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.

Dimasa sekarang ini, banyak sekali masalah atau konflik yang dilakukan oleh para pelajar baik dari sekolah dasar sampai kepada perguruaan tinggi. Hal seperti itu menunjukan merosotnya pemahaman tentang hidup


(38)

dalam kebersamaan. Sebagai bangsa yang majemuk, paham akan hidup dalam kebersamaan sangatlah penting. Paham akan hidup dalam kebersamaan dapat diajarkan melalui pendidikan karakter atau lebih konkretnya melalui pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, dan pendidikan watak.

Dalam mewujudkan karakter generasi penerus bangga yang baik, pemerintah telah merancang dan menyiapkan berbagai sumber belajar yang dapat membantu guru untuk mengajarkan idealnya sebuah karakter. Hal itu menunjukan betapa seriusnya pemerintah memperhatikan karakter anak-anak bangsa. Adapun fungsi dari pendidikan karakter menurut Salahudin (2013:43), yaitu sebagai berikut:

1) Pengembangan potensi dasar, agar “ berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik”.

2) Perbaikan perilaku yang kurang baik dan penguatan perilaku yang sudah baik.

3) Penyaringan budaya yang kurang sesuai dengan nilai-nilai luhur pancasila.

c. Pendekatan Tematik Integratif

Pembelajaran terpadu berawal dari pengembangan skema-skema pengetahuan yang ada di dalam diri siswa. Hal tersebut merupakan sala satu pengembangan filsafat konstruktifisme. Salah satu pandangan tentang konstruktifisme dalam pembelajaran adalah dalam proses belajar (perolehan pengetahuan) yang diawali dengan terjadinya konflik kognitif hanya dapat diatasi melalui pengetahuan diri (self regulation). Pada hakirnya proses


(39)

belajar, pengetahuan akan dibangun sendiri oleh anak melalui pengalaman dari hasil interaksi dengan lingkungannya Bell (dalam Majid 2013:118). 1) Pengetian Tematik Integratif

Menurut Poerwadarminta (dalam Majid 2014:80), pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada murid. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan.

Pembelajaran tematik merupakan salah satu model pembelajaran terpadu (integrated instruction) yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individu maupunkelompok aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik, bermakan, dan otentik.

Pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep dapat dikatakan sebagai pendekatan mengajar yang melibatkan beberapa bidang studi untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada anak didik. Dikatakan bermakna karena, anak dalam pembelajaran terpadu akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman lansung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah mereka pahami. Kegiatan pembelajaran terpadu tersebut memadukan materi dari beberapa mata pelajaran dalam satu tema. Dengan demikian, pelaksanaan belajar mengajar dengan cara ini paling tidak, dapat dilakukan dengan dua cara, yakni materi beberapa mata pelajaran disajiakan dalam tiap pertemuan, dan


(40)

setiap pertemuan hanya disajiakan satu jenis mata pelajaran. Pada cara kedua ini, keterpaduannya diikat dengan satu tema pemersatu.

2) Prinsip Tematik Terpadu

Majid (2013: 120) mengemukakan beberapa prinsip yang berkaitan dengan pembelajaran tematik terpadu yakni pembelajaran terpadu memiliki suatu tema yang aktual, dekat dengan dunia siswa, dan ada dalam kehidupan sehari-hari. Tema menjadi alat pemersatu materi. Depdikbud (1995:3) dalam Majid (2013:119-120) Pengembangan pembelajaran terpadu di sekolah dasar didasari beberapa hal yaitu:

a) Sesuai dengan penghayatan dunia kehidupan anak yang bersifat holistik;

b) Sesuai dengan potensi pengaitan mata pelajaran di sekolah dasar sehingga mampu membuahkan pennguasaan isi pembelajaran secara utuh;

c) Idealisasi pelaksanaan kurikulum yang selayaknya dikembangkan secara integratif.

d. Pendekatan Saintifik

Dalam kurikulum yang baru diterapkan yanki kurikulum 2013, pendekatan yang digunakan lebih mengarah pada pendekatan saintifik. Meurut Hosnan (2014:34) Pendekatan saitifik atau pendekatan ilmiah adalah pendekatan dalam proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstuk konsep, hukum atau prinsip melalui tahp-tahap mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah),


(41)

merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberi pemahaman kepada seserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh karena itu, kondisi pembelajaran yang tercipta diharapkan untuk mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber mealui obsevasi, dan bukan hanya diberi tahu.

Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran melibatkan keterampilan proses, seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur, meramalkan, menjelaskan, menyimpulkan. Dalam melaksanakan proses-proses tersebut, bantuan guru diperlukan. Akan tetapi, bantuan guru tersebut harus semakin berkurang dengan semakin bertambah dewasanya siswa atau semakin tinggi kelas siswa.

e. Penilaian Otentik

1) Pengerian penilaian otentik

Penilaian sendiri menurut Gronlund (dalam Nurgiyantoro 2011:22) merupakan proses sistematis dalam pengumpulan, analisis, dan penafsiran informasi untuk menentukan seberapa jauh seorang peserta didik mencapai tujuan pendidikan. Sedangkan, penilaian otentik menurut Stiggins (dalam Nurgiyantoro 2011:23) merupakan penilaian kinerja (perfomansi) yang


(42)

diminta pembelajar untuk mendemonstrasikan keterampilan dan kompetensi tertentu yang merupakan penerapan pengetahuan yang dikuasainya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penilaian otentik merupakan rangkaian proses sistematis yang komprehensif atau menyeluruh terhadap keterampilan-keterampilan peserta didik yang dilakukan oleh seorang guru berkaitan dengan pengujian tercapainya tujuan pendidikan.

2) Tujuan penilaian otentik

Menurut Nurgiyantoro (2011:23), tujuan dari penilaian otentik adalah untuk mengukur berbagai keterampilan dalam berbagai konteks yang mencerminkan situasi di dunia nyata dimana keterampilan-keterampilan tersebut digunakan. Misalnya, penugasan kepada pembelajar untuk membaca berbagai teks aktual- realistik, menulis topik-topik tertentu sebagaimana halnya dalam kehidupan nyata, dan berpartisipasi konkret dalam diskusi atau bedah buku, menulis untuk jurnal, surat, atau mengedit sebuah tulisan hingga siap cetak.

3) Macam-Macam Penilaian Otentik

Ada beberapa kegiatan penilaian otentik dalam pembelajaran, namun sebagai guru, kita tidak harus melakukan atau melaksanakan semua jenis asesmen otentik. Kita boleh memilih asesmen yang cocok dengan kompetensi yang akan diukur, kondisi kelas, dan kemampuan guru sendiri


(43)

untuk melaksanakannya. Depniknas (2006) dalam Nurgiyantoro (2011:34) menunjukan beberapa jenis penilaian otentik sebagai berikut:

a) Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja dimaksudkan untuk menguji kemampuan peserta didikdalam mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan, sebagaiman ditemukan dalam konteks nyata dan situasi tertentu.

b) Wawancara Lisan

Wawancara lisan sebenarnya dapat juga disebut sebagai penilaian kinerja bahasa. Sesuai dengan namanya, dalam aktivitas ini terjadi Tanya jawab antara pihak yang diwawancarai (peserta didik) dan pewawancara (guru, penguji) tentang apa saja yang diinginkan oleh pewawancara. c) Pertanyaan Terbuka

Penilaian dilakukan dengan memberi pertanyaan (stimulus) atau tugas yang harus dijawab atau dilakukan oleh peserta didik baik secara tulis maupun lisan. Pertanyaan bukan hanya sebagai pertanyaan yang membutuhkan jawaban singkat dengan satu atau beberapa kata atau dengan menggunakan teknik ya/tidak. Pertanyaan harus mengandung unsur memaksa perserta didik untuk mengreaksikan jawaban yang sekaligus mencerminkan penguasaannya terhadap pengetahuan tertentu. Oleh karena itu, jawaban yang akan diberikan peserta didik seharusnya berupa uraian yang menunjukan kualitas berpikir, mengembangkan argumentasi, menjelaskan sebab akibat sesuatu, dan akhirnya sampai pada menyimpulkan.


(44)

d) Menceritakan kembali Teks atau Cerita

Pemberian tugas menceritakan kembali biasanya diakukan untuk mengukur pemahaman tentang wacana yang didengan atau dibaca secara lisan atau tertulis. Pada prinsipnya terjadi integrasi antara kemapuan berbahasa. Misalnya, wacana yang dibaca (teks bacaan)dapat diceritakan kebali secara lisan atau tertulis.

e) Portofolio

Portofolio merupakan kumpulan karya peserta didik yang dikumpulkan secara sengaja, terencana, dan sistematik yang kemudian dianalisis secara cermat untuk menunjukan perkembangan belajar peserta didik setipa waktu. Seperti dikemukakan oleh Callison (dalam Nurgiyantoro 2011:37), portofolio sebagai salah satu asesmen otentik yang dapat dipakai dalam penilaian proses.

f) Proyek

Proyek merupakan bentuk penugasan untuk menghasilkan karya tertentu yang dilakukan secara berkelompok. Hasil kerja akhir proyek dapat berbentuk laporan tertulis, rekaman video, atau gabungan keduanya. Oleh karena itu, hasil akhir dapat berwujud tulisan, gambar, suara, aksi, atau perpaduan semuanya.

4) Penilaian Otentik dan Penilaian Tradisional

Tentu saja akan muncul pertanyaan apa perpedaan antara penilaian otentik dengan penilaian yang telah dikenal selama ini yakni penilaian tradisional. Sebenanya, bentuk-bentuk penilaian otentik bukan merupakan


(45)

barang asing bagi para pendidik di Indonesia karena sebagian pendidik di Indonesia telah melakukan hal itu. Hanya saja, pada umumnya para pendidik lebih akrab dengan penilaian tradisional. Penilaian tradisional dalam kaitan ini dilihat sebagai penilaian yang lebih banyak menyadap aspek pengetahun yang telah dikuasai oleh peserta didik sebagai hasil belajar yang pada umumnya ditagih lewat bentuk-bentuk tes objektif. Di sisi lain, penilaian otentik lebih menekankan pada proses pemberian tugas yang menuntut pembelajar menampilkan, mempraktikkan, atau mendemonstrasikan hasil pembelajaranya yang mencerminkan kebutuhannya di dunia nyata secara bermakna sekaligus menunjukan penguasaan pengetahuan dan keterampilan dalam suatu kompetensi. Singkatnya, penilaian tradisional lebih menekankan tagihan penguasaan pengetahuan, sedangkan penilaian otentik lebih kepada kinerja atau tampilan yang mencerminkan penguasaan pengetahuan dan keterampilan.

Secara lebih konkret Mueller (dalam Nurgiyanto (2011:26) menunjukan adanya persamaan dan perbedaan antara penilaian taradisional dan penilaian otentik. Penilaian tradisional dan penilaian otentik antara lain memiliki karateristik sebagaimana ditunjukan pada table berikut.

Tabel 3. Karateristik Penilaian Tradisional dan Penilaian Otentik

No. Penilaian Tradisional Penilaian Otentik

1. Misi sekolah adalah mengembangkan warga negara yang produktif.

Misi sekolah adalah mengembangkan warga negara yang produktif.

2. Untuk menjadi warga negara produktif, seorang harus menguasai disiplin keilmuan dan keterampilan tertentu.

Untuk menjadi warga negara produktif, seorang harus mampu menunjukan penguasaan melakukan sesuatu secara bermakna dalam dunia nyata.


(46)

3. Maka, sekolah mesti mengajarkan peserta didik disiplin keilmuan dan keterampilan tersebut.

Maka, sekolah mesti mengembangkan

Peserta didik untuk dapat mendemonstrsikan kemapuan/ keterampilan melakukan sesuatu 4. Untuk mengukur berberhasilan

pembelajaran, guru harus mengetes peserta didik untuk mengetahui tingkat penguasaan keilmuan dan keterampilan itu

Untuk mengukur keberhasilan pembelajaran, guru harus meminta peserta didik melakukan aktifitas tertentu secara bermakna yang mencerminkan aktivitas di dunia nyata.

5. Kuriklum menentukan penilaian; pengetahuan yang harus dikuasai ditentukan terlebih dahulu

Penilaian menetukan kurikulum; guru terlebih dahulu menentukan tugas-tugas yang akan dilakukan oleh peserta didik untuk menunjukan penguasaannya.

5) Penilaian Otentik Dalam Kurikulum 2013

Kunandar (2014:35-36) mengutip Penilaian otentik pada kurikulum 2013 mengacu pada Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Standar Penilaian bertujuan untuk menjamin:

a) Perencanaan penilaian peserta didik sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai dan berdasarkan prinsip-prinsip penilaian,

b) Pelaksanaan penilaian peserta didik secara professional, terbuka, edukatif, efektif, efisien, dan sesuai dengan konteks sosial budaya; dan c) Pelaporan hasil penilaian peserta didik secara onjektif, akuntabel, dan

formatif.

Standar penilaian pendidikan ini disusun sebagai acuan penilaian bagi peserta didik, satuan pendidikan, dan pemerintah pada sataun pendidikan untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah.

Menurut permendikbud, standar penilaian pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan


(47)

pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup: penilaian otentik, penilaian diri, penlaian berbasis potofolio, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah/madrasah.

Salah satu penekanan dalam kurikulum 2013 adalah penilaian otentik. Sebenarnya dalam kurikulum sebelumnya, yakni kurikulum KTSP sudah memberi ruang terhadap penilaian otentik, tetapi dalam implementasi di lapangan belum berjalan secara optimal. Melalui kurikulum 2013 ini penilaian otentik menjadi penekanan yang serius di mana guru dalam melakukan penilaian hasil belajar peserta didik benar-benar memperhatikan penilaian otentik. Berikut ini tabel yang menggambarkan elemen perubahan penilaian dalam kurikulum 2013.

Tabel 4. Elemen Perubahan Dalam Penilaian Kurikulum 2013

No. Elemen Perubahan

1. Memperkuat penilaian berbasis kompetensi.

2. Pergeseran dari penilaian melului tes (mengukur kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil saja), menuju penilaian otentik (mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil).

3. Memperkuat PAP (Penilaian Acuan Patokan) yaitu pencapaian hasil belajar didasarkan pada posisi skor yang yang diperoleh terhadap skor ideal (maksimal). Artinya pencapaian hasil belajar (kompetensi) peserta didik tidak dibandingkan dengan pencapaian hasil belajar (kompetensi) peserta didik lain, tetapi dibandingkan dengan kriteria tertentu (KKM). 4. Penilaian tidak hanya pada level Kompetensi Dasar (KD), tetapi juga pada


(48)

Kompetensi Inti (KI) dan Standar Kompetensi Kelulusan (SKL).

5. Mendorong pemanfaatan fortofolio yang dibuat perserta didik sebagai instrumen utama penilaian.

6. Pertanyaan yang tidak memiliki jawaban tunggal.

7. Menilai proses pengerjaannya bukan hanya hasilnya semata.

2. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran di SD

Perangkat pembelajaran yang akan dikembangkan terdiri dari RPPTH, silabus, bahan ajar, dan penilaian. Produk perangkat pembelajaran dikembangkan berdasarkan konteks nyata SD dan disesuaikan dengan perkembangan siswa. Selain itu, perangkat pembelajaran mengacu Kurukulum 2013.

a. RPPTH

Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Hari (RPPTH) merupakan pengembangan pengajaran secara sistematik yang digunakan secara khusus atas dasar teori-teori pembelajaran (Majid. 2009: 18). Komponen RPPTH memuat hal-hal sebagai berikut, Satuan Pendidikan, Kelas/ semester, Tema/ subtema, Pertemuan ke berapa, Alokasi waktu, KI, KD, Indikator, Tujuan Pembelajaran, Materi Pembelajaran, Pendekatan dan Metode, Kegiatan Pembelajaran, LKS, Sumber dan Bahan, Penilaian, dan Lampiran.

b. Bahan Ajar

Bahan ajar memiliki peran yang utama atau pokok dalam sebuah pembelajaran. Tanpa bahan ajar, guru atau tenaga pendidik tidak akan tahu kemana arah pembelajaran yang akan dilaksanakan atau sedang


(49)

dilaksanakan. Khususnya dalam pembelajaran berbasis tematik, bahan ajar memiliki peran yang sangat penting. Oleh karena itu, pembelajaran terpadu sebagai perpadua antara berbagai disiplin ilmu maka pembelajaran ini memerlukan bahan ajar yang lebih lengkap dan komprehensif disbanding dengan pembelajaran monolitik. Konsep pada kurikulum 2013 tentang bahan ajar menerangkan bahwa, dalam satu topik pembelajara dibutuhkan sejumlah sumber belajar yang sesuai dengan jumlah Kompetensi Inti (KI). Prastowo (2014: 136), mengemukakan bahwa, sumber belajar dalam pembelajaran tematik utamanya dapat berupa teks tertulis, seperti: buku, majalah, brosur, surat kabar, poster, dan informasi lepas, atau berupa lingkungan sekitar seperti: lingkungan alam dan lingkungan sosial sehari-hari. Dalam hal ini, guru dituntutuntuk rajin dan kreatif mencari dan mengumpulkan bahan-bahan yang dibutuhkan dalam pembelajaran. Keberhasilan seorang guru dalam melaksanakan pembelajaran tematik tergantung pada wawasan, pengetahuan, pemahaman, dan tingkat kreativitasnya dalam mengelola bahan ajar. Sekalin lengkap bahan ajar yang terkumpulkan serta pemahaman guru terhadap materi tersebut, maka kecenderungan akan semakin baik pembelajaran yang dilaksanaka.

1) Pengertian Bahan Ajar

Secara spesifik, Nationnal Center for Vocalition Education Research Ltd., mendefinisikan bahan ajar sebagai segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam


(50)

melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis dan tidak tertulis. Selain itu, Prastowo (2014: 138) menjelaskan bahwa, dalam website Dikmenjur dikemukakan pengertian secara lebih detail tentang bahan ajar yakni, bahan ajar merupakan seperangkat materi atau substansi pembelajaran (teaching material) yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari komptensi yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran. Selanjutnya dijelaskan bahwa, dengan bahan ajar dapat memungkinkan siswa untuk mempelajari suatu kompetensi secara runtut dan sistematis sehingga secara akumulatif mampu menguasai sesua kompetensi secara utuh dan terpadu.

Berdasarkan pengertian bahan ajar menurut Nationnal Center for Vocalition Education Research Ltd. dan dikmenjur dalam Prastowo (2014: 138), peneliti dapat menyimpulkan bahan ajar merupakan segala bahan yang disusun secara sistematis berdasarkan kompetensi dasar yang akan dikuasai oleh peserta didik.

2) Fungsi Bahan Ajar

Prastowo (2014: 139-140), mengemukakan fungsi bahan ajar secara khusus dalam pembelajaran tematik, memiliki dua klasifikasi utama pembagian fungsi bahan ajar, yakni:


(51)

Berdasarkan pihak-pihak yang menggunakan bahan ajar, fungsi bhan ajar dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu fungsi bagi pendidik dan fungsi bagi peseta didik.

(1) Fungsi bahan ajar bagi Pendidik

(a) Menghemat waktu pendidik dalam mengajar

(b) Mengubah peran pendidik dari seorang pengajar menjadi seorang fasilitator.

(c) Meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan interaktif.

(d) Pedoman bagi pendidik yang akan mengarahkan aktivitasnya dalm pembelajaran dan merupakan bubstansi kompetensi yang semestinya diajarkan kepada peserta didik.

(e) Alat evaluasi pencapaian atau penguasaan hasil pembelajaran. (2) Fungsi bahan ajar bagi peserta didik

(a) Peseta didik dapat belajar tanpa harus ada pendidik atau teman peserta didik yang lain.

(b) Peserta didik dapat belajar kapan saja dan dimana saja ia kehendaki.

(c) Peserta didik dapat belajar sesuai dengan kecepatannya masing-masing.

(d) Perserta didik dapat bear sesuai dengan urutan yang dipilihnya sendiri.

(e) Membantu potensi peserta didik untuk menjadi pelajar yang mandiri.


(52)

(f) Pedoman bagi peserta didik yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran dan merupakan substansi kompetensi yang seharunya dipelajari atau dikuasainya.

b) Menurut strategi pembelajaran yang digunakan

Berdasarkan strategi pembelajaran yang digunakan, fungsi bhan ajar dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: dalam pembelajaran klasikal; individual; dan kelompok.

(1) Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran klasikal

(a) Sebagai satu-satunya informasi dan pengawas serta pengendali proses pembelajaran. Peserta didik pasif dan belajar sesuai dengan kecepatan pendidik dalam mengajar.

(b) Sebagai bahan pendukung proses pembelajaran yang diselenggarakan.

(2) Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran individual (a) Media utama dalam proses pembelajaran

(b) Alat yang diguanakan untuk menyusun dan mengawasi proses peserta didik memperoleh informasi.

(c) Penunjang media pembelajaran individual lainnya. (3) Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran kelompok

(a) Bersifat sebagai bahan yang terintegrasi dengan proses belajar kelompok, dengan cara memberi informasi tentang latar belakang materi, informasi tentang peran orang yang terlibat dalam


(53)

pembelajaran kelompok, seerta petunjuk tentang proses pembelajaran kelompoknya sendiri.

(b) Sebagai bahan pendukung bahan ajar utama sertadan jika dirancang sedemikian rupa untuk dapat meningkatkan otivasi belajar siswa.

3) Tujuan Pembuatan Bahan Ajar

Prastowo (2014: 141), mengemukakan empat tujuan bahan ajar yaitu sebagai berikut:

a) Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan mempertimbangkan kebutuhan siswa, yakni bahan ajar yang sesuai dengan karateristik dan setting atau lingkungan sosial siswa.

b) Membantu siswa dalam memperoleh alternatif bahan ajar disamping buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh.

c) Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.

c. Penilaian

Penilaian biasanya dimulai dengan kegiatan pengukuran. Dalam Kusaeri (2012:8), mengilustrasikan sebuah kegiatan tentang proses penilaian sebagai berikut, pengukuran sebuah meja dengan panjang 150 cm dan lebar 100 cm maka diperoleh luas meja 15000 cm². dari hasil pengukuran tersebut, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa meja tersebut sempit, sedang atau luas. Kita masih memerlukan informasi tambahan berupa “ Untuk siapa meja itu nanti dipergunakan?”. Dalam


(54)

konteks yang demikian, secara tidak langsung kita sudah melakukan sebuah penilaian.

1) Pengertian penilaian

Dengan demikian, Kusaeri (2012:8) mendefinisikan penilaian sebagai suatu prosedur sistematis yang mencakup kegiatan mengumpulkan, menganalisis, serta menginterpretasikan informasi yang dapat digunakan untuk membuat kesimpulan tentang karateristik seseorang atau objek. Secara khusus untuk dunia pendidikan, Gronlund & Lin (dalam Kusaeri (2012:8) mengemukakan penilaian sebagai suatu proses yang sitematis yang mencakup kegiatan mengumpulkan, menganalisis, serta menginterpretasikan informasi untuk menentukan seberapa jauh seorang siswa atau sekelompok siswa mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, baik aspek pengetahuan, sikap maupun keterampian.

Bertolak dari pendapat Kusaeri (2012:8) dan Gronlund & Lin (dalam Kusaeri (2012:8), maka penilaian dapat disimpulkan sebagai suatu proses sistematis yang mencakup kegiatan mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasi data atau informasi dari anak didik untuk mencari tahu sejauh mana anak didik mencapai tujuan


(55)

pembelajaran yang telah ditetapkan, baik aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

2) Prinsip penilaian

Depdiknas (dalam Kusaeri (2012: 8-9), beberapa hal yang menjadi prinsip dalam penilaian, yakni sebagai berikut:

a) Proses penilaian merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran, bukan bagian terpisah dari proses pembelajaran (a part of, not a part from instruction);

b) Penilaian harus mencerminkan masalah dunia nyata (reel world problem), bukan dunia sekolah (school work-kind of prombem); c) Penilaian harus menggunakan berbagai ukuran, metode, dan

kriteria yangsesuai dengan karateristik dan esensi pengalamanbelajar; dan

d) Penialain harus bersifat holistik yang mencakup semua aspek dari tujuan pembelajaran

B. Penelitian yang Relevan

1. Penelitian pertama merupakan penelitian pengembangan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan membaca pada mata pelajaran bahasa indonesia yang dilakukan oleh Yohanna Prisca Apriyani (2013). Dalam skripsinya, Yohanna Prisca Apriyani meneliti “Bahan Ajar yang Terintegrasi dengan Pendidikan Karakter untuk Keterampilan Membaca pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia


(56)

SD Kelas IV Semester Gasal”. Produk yang dihasilkan berupa bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan membaca pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas IV Semester Gasal. Pruduk bahan ajar yang dibuat dalam penelitian ini telah dinilai oleh pakar pendidikan karakter, pakar pembelajaran bahasa Indonesia, dan guru untuk mengetahui kualitas produk pengembangan. Hasil penelitian tersebut kemudian dijadikan dasar untuk merevisi produk. Produk yang sudah direvisi kemudian diujicobakan kepada siswa kelas IV SD N Pakem 4 Yogyakarta. Prosedur penelitian dan pengembangan yang digunakan adalah hasil modifikasi dari model pengembangan Borg and Gall dan model pengembangan Kemp yang meliputi tujuh langkah pengembangan yaitu tahap (1) potensi danmasalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi, (5) revisi desain, (6) uji coba desain, (7) revisi desain, sampai menghasilkan desain produk final bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan membaca pada mata pelajaran bahasa Indonesia pada kelas IV semester gasal. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pertanyaan wawancara dan kuesioner. Hasil validasi yang diperoleh dari pakar pembelajaran bahasa Indonesia terhadap produk bahan ajar diperoleh skor 4,46 dengan kategori “sangat baik”. Pakar pendidikan karakter memberikan skor 4,03 dengan kategori “baik”. Guru memberikan skor ratarata 4,23 terhadap produk bahan ajar dengan kategori “sangat baik”. Berdasarkan validasi lapangan diperoleh skor rata-rata 4,62 dengan kategori “sangat baik”.


(57)

2. Penelitian kedua oleh Rama Ardani (2014) yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Mengacu Kurikulum 2013 Subtema Aku dan Cita-citaku Untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar”. Produk yang dihasilkan adalah bahan ajar yang mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar. Produk bahan ajar yang dibuat dalam penelitian ini telah dinilai oleh pakar kurikulum 2013, dua guru Kelas IV SD, dan sepuluh siswa kelas IV SDN Puren Yogyakarta. Prosedur penelitian pengembangan yang digunakan adalah hasil modifikasi dari model pengembangan Borg and Gall dan model pengembangan Kemp yang meliputi delapan langkah pengembangan yaitu tahap (1) potensi danmasalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk (prototype), (4) validasi ahli, (5) revisi desain, (6) uji coba desain, (7) validasi siswa, (8) revisi desain, sampai menghasilkan desain produk final bahan ajar yang mengacu Kurikulum 2013. Hasil validasi yang diperoleh dari pakar kurikulum 2013 terhadap bahan ajar diperoleh skor 3,78 dengan kategori “baik”. Dua guru kelas IV SD memberikan skor 3,76 dan 3,73 dengan kategori “baik”. Validasi lapangan oleh sepuluh siswa kelas IV SDN Puren Yogyakarta memberikan skor 4,00 dengan kategori “baik”. Dari keseluruhan hasil validasi tersebut doperoleh rerata skor 3,82 dan termasuk dalam kategori “baik”.

Perpedaan penelitian yang peneliti lakukan dengan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yohanna Prisca Apriyani (2013) adalah pada bagian penilaian produk dan langkah-langkah penelitian. Pada bagian penilaian bahan ajar yang dilakukan oleh Prisca Apriyani (2013),


(58)

dinilai oleh pakar pendidikan karakter, pakar pendidikan karakter, dan guru SD kelas IV. Sedangkan pada penelitian ini, produk perangkat pembelajran dinilai oleh pakar kurikulum SD 2013 dan dua guru SD kelas I yang sudah melaksanakan kurikulum SD 2013. Pada bagian langkah-langkah penelitian, penelitian yang dilalkukan oleh Yohanna Prisca Apriyani (2013) memodifikasi model penelitian Gall dan model pengembangan Kemp yang meliputi tujuh langkah pengembangan yaitu tahap (1) potensi danmasalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi, (5) revisi desain, (6) uji coba desain, (7) revisi desain. Sedangkan pada penelitian ini, peneliti hanya melakukan penelitian sampai pada langkah (5) revisi desain. Sedangkan persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Yohanna Prisca Apriyani (2013) adalah kedua memiliki keterkaitan pada sisi pendidikan karakter.

Perpedaan penelitian yang peneliti lakukan dengan dengan penelitian yang dilakukan Rama Ardani (2014) adalah pada bagian perangkat pembelajaran yang dikembangkan, kelas yang dilakukan penelitian, dan langkah-langkah penelitian. Pada bagian perangkat pembelajaran yang dikembangkan oleh Rama Ardani (2014), hanya mengembangkan bahan ajar. sedangkan dalam penelitian ini, perangkat pembelajaran yang dikembangkan adalah pemetaan KI dan KD, Silabus, RPPTH, Penilaian, dan bahan ajar. Pada bagian langkah-langkah penelitan, penelitian yang dilalkukan oleh Rama Ardani (2014) memodifikasi model penelitian Gall dan model pengembangan Kemp yang meliputi tujuh langkah pengembangan yaitu tahap (1) potensi


(59)

danmasalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk (prototype), (4) validasi ahli, (5) revisi desain, (6) uji coba desain, (7) validasi siswa, (8) revisi desain, Sedangkan pada penelitian ini, peneliti hanya melakukan penelitian sampai pada langkah (5) revisi desain. Sedangkan persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Rama Ardani (2014) adalah melakukan penelitian yang mengacu Kurikulum SD 2013.

C. Kerangka Pikir

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Bedasarkan pengertian tersebut, dapat di simpulkan bahwa kurikulum memiliki dua peran atau dimensi besar yakni pengaturan tentang tujuan, isi, dan bahan pembelajaran, sedangkan peran yang kedua ialah pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran. Kedua dimensi tersebut merupakan kriteria utama dibentuknya sebuah kurikulum. Kurikulum 2013 sebagai kurikulum baru, telah memenuhi kedua dimensi tersebut. Dalam pengembangan Kurikulum 2013, kompetensi yang dikembangankan meliputi kompetensi sikap sosial dan spiritual, pengetahun, dan keterampilan secara tematik terpadu.

Pembelajaran Tematik Terpadu dilaksanakan berdasarkan konsep keterpaduan atau keterkaitan. Dimana tema digunakan untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran dalam satu pertemuan. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat memiliki pengalaman nyata dan bermakna. Selain itu, melalui


(60)

pengalaman langsung siswa dapat memahami dan mengaitkan berbagai konsep yang dipelajari.

Pendekatan Scientific atau pendekatan ilmiah merupakan sebuah pendekatan yang diberlakukan dalam implementasi Kurikulum 2013. Kemendikbud (2013) memberikan pandangan bahwa pendekatan scientific di dalam pembelajaran mencakup komponen mengamati, menanya, menalar, mencoba atau mencipta, menyajikan atau mengkomunikasikan. Oleh sebab itu, dalam pembelajaran pendidik harus menyajikan pembelajaran yang memaksa siswa untuk beraktivitas mengumpulkan informasi melalui observasi atau ekperimen, mengolah informasi atau data, menganalisis, serta menarik kesimpulan. Dengan demikian, siswa memilki pengalaman nyata dan bermakna.

Penilaian otentik merupakan proses pengukuran percapaian hasil belajar siswa secara komprehensif. Penilaian secara komprehensif meliputi aspek pengetahaun, sikap dan keterampilan. Dalam kurikulum 2013, dijelaskan secara rinci bahwa guru sebagai tenaga pendidik harus melakukan proses penilaian secara baik dan benar. Guru dituntut tidak hanya menilai pengetahuan dari siswa saja melainkan sikap dan keterampilanpun demikian.

Pendidikan karakter dalam Kurikulum 2013, tidak hanya diajarkan dalam mata pelajaran melainkan dalam setiap pertemuan. Pada kurikulum-kurikulum sebelumnya, pendidikan karakter hanya disisipkan dalam mata pelajaran Pkn dan Agama. Berbeda dengan itu, Kurikulum 2013 mewajibkan setiap pembelajaran termuat pendidikan karakter. Hal ini dikarenakan, banyaknya konflik yang dilakukan oleh para pelajar baik dari SD hingga


(61)

perguruan tinggi. Sejalan dengan asas memperbaiki karakter anak-anak bangga yang sedang merosot, Salahudin (2013:42) mengemukakan tujuan dari pendidikan karakter yaitu mengembangkan kemampuan siswa untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara kebaikan, mewujudkan dan menebar kebaikan dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.

Berdasarkan pemaparan di atas tentang pembelajaran tematik terpadu, pendekatan Scientific, penilaian otentik, dan pendidikan karakter maka, peneliti akan mengembangkan perangkat pembelajaran subtema kegiatan pagi hari mengacu Kurikulum 2013. Peneliti mengembangkan perrangkat pembelajaran dengan memperhatikan aspek-aspek perkembangan pada siswa.

D. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian teori diatas maka dapat dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut.

1. Bagaimana langkah-langkah penelitian pengembangan perangkat pembelajaran subtema kegiatan pagi hari mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas I Sekolah Dasar?

2. Bagaimana kualitas perangkat pembelajaran subtema kegiatan pagi hari mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas I Sekolah Dasar?


(62)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan atau ressearch and development (R & D). R & D adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan suatu produk tertentu, mengkaji sesuatu dengan mengikuti alur berjalannya periode waktu, mempelajari suatu proses terjadinya atau berlangsungnya suatu peristiwa, keadaan, dan objek tertentu (Setyosari dalam buku metode penelitian dan pengembangan, 2013:221). Dalam penelitian ini produk yang dikembangkan berupa perangkat pembelajaran yang meliputi analisis KI dan KD, silabus, RPPTH, bahan ajar, Lembar kerja, dan penilaian. Perangkat pembelajaran tersebut dikembangkan berdasarkan acuan kurikulum 2013 kelas I.

B.Prosedur Pengembangan

Prosedur pengembangan penelitian ini menghasilkan desain produk final berupa perangkat pembelajaran. Pengembangan produk ini mengikuti prosedur penelitian pengembangan yang dikemukakan oleh Borg dan Gall dalam buku metode penelitian pendidikan (Sugiyono, 2010:408-426). Langkah-langkah pengembangan produk ini meliputi sepuluh tahap yaitu tahap (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) ujicoba produk, (7) revisi produk,


(63)

(8) ujicoba pemakaian, (9) revisi produk, dan (10) produksi masal. Namun, peneliti memebatasi penelitian yang dilakukan sampai pada tahap ke (7) yakni, revisi desain mengingat waktu yang digunakan untuk penelitian tidak mencukupi. Prosedur pengembangan disajikan dalam bentuk bagan. Bagan prosedur pengembangan dapat dilihat sebagai berikut.

Gambar 1. Langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajar Langkah 1

Potensi dan Masalah Analisis

Kebutuhan Wawancara

Langkah 2

Pengumpulan Data wawancara Hasil

Langkah 3 Desain Produk

KI-KD

RPPTH

Silabus LKS

Penilaian Tema

Langkah 4 Validasi

Evaluasi formatif

Langkah 5 Revisi Desain


(64)

C. Jadwal Penelitian

Tabel 5. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

No Kegiatan

Bulan April M ei J un i Juli A gust us S ep te m b er O ktob er No v ember D es em b e Janu ari Februar i

1 PotensidanMasalah √

2 Pengumpulan Data √

3 Menentukan tema √

4

Menentukan KI-KD dan subtema

5

Merumuskan indikator dan tujuan

6 Menyusun silabus dan RPP √ √

7

Menyusun urutan isi, strategi pembelajaran, kegiatan belajar, sumber belajar, dan evaluasi.

√ √

8 Validas iahli √ √

9 Analisis data validasi ahli √

10 Revisi Desain √

11 Ujian Skripsi √

12 Revisi akhir √


(65)

D. Validasi Ahli

validasi produk dilakukan oleh pakar kurikulum SD 2013, dan guru SD. Hasil validasi produk digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki dan menyempurnakan produk perangkat pembelajaran.

E. Tekhnik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara, studi dokumen dan kuesioner

1. Wawancara

Menurut Esterbeg (dalam Sugiyono (2013:317), mendefenisikan wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Selain itu, Susan Stainback (dalam Sugiyono (2013:318) menyatakan bahwa dengan wawancara, maka peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam mengiterprestasikan situasi dan fenomena yang terjadi, dimana hal ini tidak bisa ditemukan melalui observasi.

Peneliti melakukan wawancara untuk mendapatkan solusi atas kebutuhan dan masalah yang sedang dihadapi. Peneliti melakukan wawancara kepada guru Kelas IV SDN Kalasan 1, Yogyakarta. Wawancara dilakukan berdasarkan daftar pertanyaan yang telah disiapkan terlebih dahulu oleh peneliti.


(1)

Silabus Tema 3 Kegiatanku Subtema 1 Kegiatan Pagi Hari 272 Kunci Jawaban

Rubrik Penilaian dan Pedoman Penskoran

No. Kriteria Penilaian Skor

1.

Siswa mampu menyebutkan 3 aturan dalam bermain dengan baik dan benar.

3

Siswa hanya mampu menyebutkan 2 aturan dalam bermain dengan baik dan benar.

2

Siswa hanya mampu menyebutkan 1 aturan dalam bermain dengan baik dan benar.

1

2. Keterampilan

Indikator

i. Melaksanakan aturan permainan “Hitam dan

Hijau”. Teknik Penilaian

Instrumen Rubrik

N o.

Kriteria Terlihat

(√)

Belum Terlihat (√) 1. Ketepatan koordinasi kaki dan tangan

dalam berlari

2. Keseimbangan posisi badan dalam berlari

3. Ketaatan pada aturan permainan

Catatan : Centang (√) pada bagian yang memenuhi kriteria.

Penskoran NA = total skor Skor maks


(2)

Silabus Tema 3 Kegiatanku Subtema 1 Kegiatan Pagi Hari 273 3. Sikap Sosial/ Individu

Indikator

2.1.1 Menjukan perilaku jujur saat bermain

permainan “ Hitam dan Hijau”.

2.2.1 Menunjukan perilaku patuh tata tertib saat

bermain permainan “ Hitam dan Hijau”.

2.3.1 Menjunjukan perilaku ramah kepada

teman-teman saat bermain permainan “Hitam dan Hijau”.

Teknik Penilaian Penilaian diri

Instrumen Tugas

Berikan tanda cek (√) sesuai dengan kenyataan yang

anda amati.

Lembar Penilaian Sikap

No Nama

Peserta Didik

Perkembangan Perilaku

Santun Tertib Kerjasama

SB B C K SB B C K SB B C K

1. 2. 3.

Catatan: SB = Sangat Baik; B = Baik; C = Cukup; K = Kurang

4. Sikap Spiritual Indikator

1.2.1 Mensyukuri kebersamaan dan keberagaman saat

bermain permainan “Hitam dan Hijau”.

Teknik Penilaian Penilaian teman sejawat

Instrumen

Buatlah doa syukur atas kebersamaan dan keberagaman di kelas dan di lingkungan rumah.


(3)

Silabus Tema 3 Kegiatanku Subtema 1 Kegiatan Pagi Hari 274 Rubrik Penilaian Sikap Spiritual dan Pedoman Penskoran

Kriteria Baik Sekali 4

Baik 3

Cukup 2

Kurang 1 Doa syukur

G. Muatan Pelajaran : PJOK 1. Pengetahuan

Indikator

1.1.1 Mengamati gerakan lokomotor (lari) melalui permianan

Teknik Penilaian Tes tertulis

Instrumen Soal:

3. Ceritakan perasaanmu saat berlari !

Kunci Jawaban

Rubrik Penilaian dan Pedoman Penskoran

No. Kriteria Penilaian Skor

1.

Siswa mampu menceritakan perasaannya saat berlari dengan baik dan benar.

3

Siswa kurang mampu menceritakan perasaannya saat berlari. 2 Siswa tidak mampu menceritakan perasaannya saat berlari. 1


(4)

Silabus Tema 3 Kegiatanku Subtema 1 Kegiatan Pagi Hari 275 4. Keterampilan

Indikator

4 . 1 . 1 Melakukan gerakan lokomotor (lari) melalui permainan

Teknik Penilaian Pengamatan kegiatan fisik sambil bermain.

Instrumen Rubrik

Lembar Pengamatan Kegiatan Fisik sambil Bermain No

.

Kriteria Terlihat

(√)

Belum Terlihat (√) 1. Ketepatan koordinasi kaki dan

tangan dalam berlari

2. Keseimbangan posisi badan dalam berlari

3. Ketaatan pada aturan permainan

Catatan : Centang (√) pada bagian yang memenuhi kriteria.

Penskoran NA = total skor Skor maks

5. Sikap Sosial/ Individu Indikator

i. Menunjukan perilaku sportif saat bermain

permainan “Hitam dan Hijau”.

Teknik Penilaian Penilaian diri

Instrumen Tugas

Berikan tanda cek (√) sesuai dengan kenyataan yang

anda amati. X 100


(5)

Silabus Tema 3 Kegiatanku Subtema 1 Kegiatan Pagi Hari 276 Rubrik Penilaian Diri

No Nama

Peserta Didik

Perkembangan Perilaku

Percaya Diri Disiplin Bekerja Sama

SB B C K SB B C K SB B C K

1. Tommy

2. Anno

3. Sarus 4.

Catatan: SB = Sangat Baik; B = Baik; C = Cukup; K = Kurang

6. Sikap Spiritual

Indikator

1.1.1 Mensyukuri kebersamaan dan keberagaman saat

bermain permainan “Hitam dan Hijau”.

Teknik Penilaian Ucapan syukur

Instrumen

Buatlah doa syukur atas kebersamaan dan keberagaman di kelas dan di lingkungan rumah.

Rubrik penilaian sikap spiritual dan pedoman penskoran Kriteria Baik Sekali

4

Baik 3

Cukup 2

Kurang 1 Doa syukur


(6)

Silabus Tema 3 Kegiatanku Subtema 1 Kegiatan Pagi Hari 277 Daftar Pustaka

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2014. Kegiatanku (buku siswa tematik terpadu kurikulum 2013). Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2014. Kegiatanku (buku guru