K Kenaikan Suhu bottom main distiller Suhu B MD juga berpengaruh signifikan Ruju Batasan Tujuan

fraksi ring j an uga diambil 0,2-1,0 untuk memisahkan distillat utama dan res ue 2- 5 dengan bilangan asam 2 Gam – 4 stability DTSFAOF tillated Tallow S F d diperole , adalah un k m aksi n 2 a kolom -1 dilengkapi total kondenser dan parsial kondenser pada kolom -2 serta r ad -2 atau kolo . Bandingkan dengan Gambar -2.6 di atas pada halaman 26.

4.4. Manfaat Prinsip Dasar Pembuatan dan Pemurnian DAS

5. K

Statistical Process Control SPC Proses optimasi yang dilakukan pada percobaan ini, menghasilkan abel 4.5B di atas disi o rasi p ses d tillasi id 0-80 g KOHg bar Oleic Fraction yang .79. Heat Dis plitted atty Aci h 1,8 R9,1 Y. Diperg kali. Pad akan 2 esidue p olom fraksinasi distillasi untuk a kolom emisahkan fr ringa m utama Prinsip dasar yang dipergunakan dalam penelitian ini, yakni mengurangi jumlah bahan pengotor umpan sebelum dan saat pemurnian seperti jumlah perubahan jumlah fraksi ringan, residue dan pengembalian sejumlah kecil produk yang dikembalikan kepada tahap pemurnian dan potensial mengurangi mutu produk utama, dapat diapplikasikan dengan menyesuaikannya dengan fasilitas pembuatan dan pemurnian yang tersedia, termasuk modifikasi tentunya.

4. enaikan Pendapatan Setelah Optimasi

Kenaikan pendapatan yang signifikan diperoleh dari sisi proses pemurnian, karena kondisi pemurnian distillasi yang stabil dalam satu siklus produksi dan kenaikan produksi DAS 10,783 , penurunan fraksi ringan 3,915 dan residue 5,04 . Kondisi distillasi yang stabil pada kecepatan alir umpan 5 tonjam, menyebabkan kenaikan pendapatan per hari sebesar Rp 200.205.000- dan pada 6 tonjam sebesar Rp 370.596.000,- 4.6. DASyang sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan lihat T serta kon pe ro is yang sesuai. Kendati demikian hasil ini masih perlu ditindak lanjuti dengan percobaan pada mendapatkan gambaran S dikontrol ram trol rentang R. kodisi berbasis kondisi optimum yang telah diproleh untuk stabilitas mutu DAS yang dihasilkan. Pada percobaan ini mutu DA secara statistik dengan menggunakan diagram control Shewchart, yaitu diag kontol rata – rata X dan diagram kon Universitas Sumatera Utara Secara umum semua item mutu yang dikhususkan dikontrol dengan kedua diagram di atas, berada pada batas kontrol yang dihasilkan atau stabil serta memenuhi spesifikasi standar mutu yang ditetapkan. Fakta ini menunjukkan hasil optimasi yang dilakukan memperkuat titik optimumnya untuk standar mutu yang ditetapkan pada Tabel -1.1. Diagram kontrol yang dihasilkan ditampilkan pada Gambar -4.80 sampai dengan Gambar -4.90. Diagram kontrol tersebut diperoleh setelah selama 2,1 hari icoba secara langsung pada skala industri dan jumlah DAS yang diperoleh d sebanyak 274,5792 ton. Pada Gambar -4.80 sampai dengan Gambar -4.90 yang disajikan, singkatan BKA adalah Batas Atas Kontrol Atas dan singkatan BKB, adalah Batas Kontrol Bawah, X1 adalah rata - rata tiap parameter mutu yang dikontrol atas 4 sampel yang dianalisa dan X2, adalah rata - rata keseluruhan tiap parameter yang dikontrol selama pengamatan dilakukan. BKA=90.806 GarisSentral = 90.7935 BKB= 90.781 Gambar -4.80. Grafik SPC X - R Tingkat Produksi DAS. Universitas Sumatera Utara Gambar -4.81. Grafik SPC X - S Tingkat Produksi DAS. Gambar -4.82. Grafik SPC X - R Bilangan Iodium IV DAS. Gambar -4.83. Grafik SPC X - S Bilangan Iodium IV DAS BKB= 90.751 BKA= 90.836 GarisSentral = 90.7935 BKA = 0.178 GarisSentral = 0.174 BKB = 0.170 BKA = 0.188 GarisSentral = 0.174 BKB = 0.161 Universitas Sumatera Utara BKB = 0.585 GarisSentral = 0.558 BKB = 0.531 Gambar -4.84. Grafik SPC X - R Heat Stability Red DAS. BKB = 0.662 GarisSentral = 0.558 BKB = 0.454 Gambar -4.85. Grafik SPC X - S Heat Stability Red DAS. BKB = 5.471 GarisSentral = 5.421 BKB = 5.371 Gambar -4.86. Grafik SPC X - R Heat Stability Yellow DAS. Universitas Sumatera Utara BKB = 5.585 GarisSentral = 5.421 BKB = 5.257 G ambar -4.87. Grafik SPC X - S Heat Stability Yellow DAS. BKA = 24.687 GarisSentral = 24.650 BKB = 24.613 Gambar -4.88. Grafik SPC X - R Bilangan Asam Residue. BKA = 24.785 GarisSentral = 2.4.650 BKB = 24.515 Gambar -4.89. Grafik SPC X - S Bilangan Asam Residue. Universitas Sumatera Utara BKA = 4.969 GarisSentral = 4.965 BKB = 4.961 Gambar -4.90. Grafik SPC X - R Tingkat Produksi Residue. BKA = 4.979 GarisSentral = 4.965 BKB = 4.952 mbar -4.91. Grafik SPC X - S Tingkat Produksi Residue. Ga Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan di atas penelitin yang dilakukan m beberapa kesimpulan, yakni: 1. Kenaikan kecepatan alir enghasilkan F Umpan berpengaruh signifikan pada kenaikan tingkat produksi DAS, IV DAS, hs DAS dan residue.

2. Kenaikan Suhu bottom main distiller Suhu B MD juga berpengaruh signifikan

pada kenaikan yield tingkat produksi DAS, IV DAS, hs DAS dan penurunan tingkat produksi residue.

3. Penurunan bilangan iodium umpan IV Umpan berpengaruh signifikan pada

penurunan bilangan iodium IV DAS, heat stability hs DAS, bilangan asam acid value, tingkat produksi residue dan kenaikan tingkat produksi DAS. 4. Kondisi optimum pemurnian asam stearat dengan proses distillasi pada penelitian ini, adalah IV Umpan 0,60 g100 g, F Umpan 6,0 tonjam, suhu atas kolom kolom precut ; 188 – 190 o C, tingkat produksi fraksi ringan ; 1,805 , Suhu B MD ; 222 o C, dengan tingkat produksi DAS ; 90,783 , residue ; 4,960 dan distillate -2 ; 2,540 dengan mutu produk : IV DAS 0,175 g100 g sedikit di bawah 0,2 g100 g dan heat stability DAS 0,55 R5,45 Y sedikit di bawah emurnian ”asam stearat -berbasis RBDPS” bersifat stabil, karena memenuhi kriteria Statistic Process Control. 5. ”Asam stearat -1840 berbasis RBDPS” yang diperoleh pada optimasi ini memenuhi standar mutu yang ditetapkan. 6. Optimasi menghasilkan kondisi pemurnian distillasi yang stabil dalam satu siklus produksi, kenaikan produksi DAS 10,783 , penurunan fraksi ringan 3,915 dan residue 5,04 , dengan kenaikan pendapatan per hari sebesar Rp 200.205.000,- pada kecepatan alir umpan 5 tonjam dan Rp 370.596.000,- pada 6 tonjam. 0,6 R5,45 Y. Pada kondisi ini operasi produksi distillasi p Universitas Sumatera Utara

5.2. Saran

Mengingat mutu pr sisi bilangan iodium dan heat stability DAS sangat sedikit dibawah standar mutu lihat Tabel 4.5B di atas, maka sangat disarankan menggunaka umpan asam stearat kasar dengan 6 g100 g atau lebih rendah untuk mendapatkan tingkat produksi oduk DAS yang dihasilkan dari n bilangan iodum 0, DAS yang lebih tinggi dan mutu DAS yang lebih baik dan stabil. Universitas Sumatera Utara DAFTAR PUSTAKA rocmann R, Demmering G, Kreutzer U., Lindeman M., Plachinka J., Steinherner, U. 1987. Fatty Acid, Henkel KGaA, Dusseldorf, Federal Republic of German. rown, H. 1979. New Fatty Acids from Outer Space, JAOCS, Vol. 56: 729-732A. David, F. 1993. Official Methode And Recommended Practices of the American Oil Chemists Society 4 th Edition, third Printing, AOCS Press, USA. Dieckelmann. G, Heinz.H.J. 1998. The Basic of Industrial Olechemistry page 52 – 59, Peter Pump GmbH, D-4300 Essen 11, Republic of German. Edgar, W. 1985. The Manufacture of Soaps, Other Detergent and Glycerine, Ellis Harwood Limited. Ernest, E.L. 1989. Applied Process Design for Chemical and Petrochemical Plants, Volume –2, 2 nd Edition, Gulf Publishing Company, Houston. Flora Sawita Chemindo. 2007. Production Planning Control, Medan, Indonesia George E. P. Box., William G.H., Stuart Hunter J. 1978. Statistic for Experimenter : An Introduction to Design Data Analysis and Model Building, Jhon Willey Sons, New York. Hermann, A. E. S. 1990. Fractionation Distillation : Improvement in Quality, Efficiency, Energy and ntal Aspects, Proceeding World Confrence on Oleochemicals into 21 st Century, Kuala Lumpur. Ketaren, S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan, UI Press, Jakarta. Lurgi GmbH. 1989. Boiling Diagram of Fatty Acid, Lurgi, Frankfurt. Muhammad, Y. R. 1995. Distillasi Praktis Bagian -II, Program Studi Teknik Kimia, Universitas Sumatera Utara. Muhammad Yusuf, R. 2006. dari Minyak Inti Sawit, Jurnal Saintek, 24 2 : 55 – 58. Patterson, H. B. W. 2000. Hidrogenation of Fats and Oils : Theory and Practice, AOCS PRESS, Champa n, Illionis. Patent Storm. 2009. US Patent 7440988- Process for Obtaining fatty acid with improved odor, color and heat stability. Prieto Gonzalez M.M., Bada J.C., Leon M., Graciani E. 2007. Optimization of Deacidification of Mixture of Sunflower Oil and Oleic Acid in a Continuous Process, Journal of the American Chemists Society, 84 5. Berger, R and Macs, PW. 1979. Fractional Distillation. EMI Corperation., 3166 Des Plaines Ave., Des Plaines, IL 60018 J.A.M Oil Chemist.,Vol.56. Bernardini, E. 1985. Oil Seeds Oils and Fats, Vol.II, 2 nd Edition, B.E Oil Publishing House, Roma. B B Environme Distillasi Asam Oleat ig Universitas Sumatera Utara Peter W. Faessler., Karl Ko 04. Revamp Strategies for Fatty Acid Distillation Section In Oleo-Chemical Plants, Sulzer Chemtech, Singapore. Ritonga. Muhammad Yusuf. 1994. Distillasi Praktis Bagian -I, Program Studi n, Medan. Sintek, 23 2 : 55-58, Institute Teknologi Medan, Medan. stri, Universitas Nur I a Statistik dengan Mudah Sudjana. 1992. Metode Statistik, Edisi 6. Tarsito, Bandung. ung. lmezt., Wang Seng Kek. 20 P. Zaccchi., Daghero., P. Jaeger. 2006. ExtractionFractionation And Deacidification of Wheat Germ Oil Using Supercritical Carbon Monoxide, Brazillian Journal of Chemical Engineering, 23 1 :105 – 110. Teknik Kimia, Universitas Sumatera Utara, Medan. Ritonga. Muhammad Yusuf. 1997. Distillasi Praktis Bagian – III, Program Studi Teknik Kimia, USU, Medan Ritonga. Muhammad Yusuf. 2007. Distillasi Asam Oleat dari Minyak Kelapa Sawit, Jurnal Sistim Teknik Industri, 8 1 : 59-62, Teknik Industri, Universitas Sumatera Utara, Medan. Ritonga. Muhammad Yusuf. 2004. Asam Stearat -1850 Dari Minyak Kelapa Sawit, Jurnal Ilmiah Sintek, 20 2 : 137-141, Institute Teknologi Meda Ritonga. Muhammad Yusuf. 2006. Distillasi Asam Oleat dari Minyak Inti Kelapa Sawit, Jurnal Ilmiah Ritonga. Muhammad Yusuf. 2007. Asam Lemak V -1895 Berbasis Minyak Kelapa Sawit, Jurnal Sistim Teknik Industri, 8 2, Teknik Indu Sumatera Utara, Medan. Ritonga. Muhammad Yusuf. 2008. Pembuatan Asam Lemak Pada Industri Oleokimia, Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia, Fakultas Teknik, USU, Medan, 2009. Ritonga. Muhammad Yusuf. 2009. Penelitian Berbagai Asam Stearat Dengan Beragam Komposisi, Bulletin Ilmiah STTH, 8 : 55-65, Medan. riawan dan Septin Puji Astuti. 2006. Mengolah Dat Mengunakan Minitab 14, Andi, Yogyakarta. Sudjana. 1994. Disain dan Analisis Eksperimen. Edisi II, Tarsito, Band Sutrisno Hadi. 2004. Metodologi Research, Jilid -4, Edisi II, Andi, Yokjakarta, Indonesia. Thomas, H.W. 1985. Bailey’s Industrial Oil and Fat Product, Volume 3. Jhon Wiley Sons, New York. Unichema International. 1998. Fatty Acid Data Book 2 nd Edition, Unichema, Republic of German. Zilch, K.T. 1979. Separation of Fatty Acids, JAOCS, Vol. 56: 739A-742A. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN -1 PROSEDUR ANALISA Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN -1A PROSEDUR ANALISA WARNA LOVIBOND . Tujuan Metode ini menentukan warna dengan membandingkan cahaya yang dipancarkan melalui kedalaman tertentu dari lemak, minyak atau asam lemak terhadap warna cahaya asal dari sumber yang sama, dipancarkan melalui standart. . Batasan Dapat digunakan untuk minyak-minyak hewan, tumbuh-tumbuhan dan asam lemak . Peralatan 3.1. Lovibond Tintometer Model E AF 900 3.2. Lighting cabinet, two 60 watt pearls lamps 3.3. Color racks, consisting of red, yellow, blue, and neutral Racks with color reading as follow Red : 0.1-0.9; 1.0-9.0; 10.0-70.0 Yellow : 0.1-0.9; 1.0-9.0; 10.0-70.0 Blue : 0.1-0.9; 1.0-9.0; 10.0-04.0 Neutral : 0.1-0.9; 1.0-3.0 3.4. Glass cell, made of optical glass, 1 and 5.25 . Bahan-bahan: None Applicable 1 2 3 4 Universitas Sumatera Utara . Langkah kerja 5.1. Cairkan contoh 10 C diatas titik leleh jika masih padat dan saring jika perlu untuk menghilangkan pengotor padat 5.2. Tuangkan contoh yang tersedia secukupnya ke dalam sel bersih dan kering 5.3. Tempatkan sel yang mengandung contoh kedalam pemegang sel secara benar. nutupan ruang sel, se ra tentukan warna contoh. Mula-mula digunaka 5.5. Atur sampai perbandingan warna yang akurat dicapai, tanpa perlu pertahankan ratio 10 kuning terhadap 1 merah dan gunakan angka biru ru atau netral pada pembentukan perbandingan warna. l dinyatakan dalam bentuk seperti dibawah ini : untuk memperoleh perbandingan 5.7.2. Panjang sell yang digunakan uran warna diambil pada satu panjang sel tidak boleh dipakai untuk ell yang lain. ih besar dari 20 total

6. Ruju

AOCS Ce 13e-92 5 5.4. Setelah pe ge n rak warna kuning 10 terhadap merah 1. mem atau netral yang rendah untuk memperoleh perbandingan, tapi tidak lebih dari 9.0 biru atau 3.0 netral 5.6. Mencatat ukuran cell dan pembacaan warna merah, kuning, bi 5.7. Hasi 5.7.1. Pembacaan angka merah, kuning, dan biru atau netral diperlukan 5.8. Penguk menghitung nilai warna untuk panjang s 5.9. Sebaiknya ketajaman kejelasan warna tidak pernah leb lovibond color kan Universitas Sumatera Utara an minyak dipisahkan dan ditentukan secara titatif dengan GLC menggunakan

2. Batasan

an minyak nabati yang mempunyai atom ce heater 3.4. Screw vial, 5 ml . Bahan-bahan 4.1. BF 3 = methanol solution, reagent grade 4.2. Sodium chlorida saturated solution 4.3. Solvent, n-hexane, reagent grade 4.4. Methanol, reagent grade LAMPIRAN -1B PROSEDUR PEMBUATAN METYL ESTER ASAM LEMAK.

1. Tujuan

Metil ester dari asam lemak d kuantitatif dengan GLC menggunakan packed column tertentu atau asam lemak langsung dipisah dan ditentukan secara kuan capillary column tertentu. Metode ini berlaku untuk asam lemak d karbon 6 sampai 20 setelah dirubah menjadi ester untuk packed atau langsung asam lemak untuk capillary column.

3. Peralatan