Oksidasi berantai
Asam Lemak Tidak Jenuh
menyebabkan Lipo peroksida, aldehid, asam,
ketohidroksi, epoksi, polimer
Dekstruksi konstituen aroma, flavor, warna,
vitamin
menyebabkan
Off odourflavor, destruksi asam lemak essensial, browning dengan
protein, kemungkinan menimbulkan keracunan.
Gambar -2.3. Pengaruh Oksidasi Ikatan Rangkap Asam Lemak Pada Mutu Asam lemak
2.4. Membuat Distillat Asam Lemak dengan Stabilitas Warna yang Stabil
Senyawa peroksida tidak terbentuk pada suasan vakum Ketaren, 1986. Dengan demikian tekanan vakum dapat menekan oksidasi ikatan rangkap asam
lemak dan bahan pengotornya untuk menekan perubahan warna asam lemak pada proses pembuatan dan pemurniannya dengan fraksinasi danatau distillasi yang
umumnya dilakukan pada suhu tinggi 220 – 265
o
C. Tekanan vakum yang lebih tinggi, lebih baik bagi untuk stabilitas warna distillat asam lemak yang lebih stabil.
Jika demikian halnya, maka upaya menekan warna atau menaikkan kestabilan warna asam lemak dapat dilakukan dengan memisahkan bahan pengotor yang
terdapat dalam umpan asam lemak pada kondisi pemisahan pada tekanan vakum yang sesuai untuk menghasilkan distillat asam lemak dengan mutu yang spesifik
pula. Bahan pengotor digolongkan pada fraksi ringan dan berat berdasarkan titik didihnya.
Satu – satunya reaksi oksidasi yang mungkin terjadi pada proses pemurnian asam lemak dengan fraksinasi danatau distillasi tanpa kehadiran oksigen, adalah
thermal polimerisasi yang membentuk senyawa siklik C
6
dari asam lemak tidak jenuh asam oleat dan linoleat yang terjadi pada suhu sekitar 250
o
C Ketaren, 1986. Asam lemak kasar dari CPO mengandung sekitar 2 berat minyak yang
tidak terhidolisa pada saat konversi minyak menjadi asam lemak kasar dan gliserin.
Universitas Sumatera Utara
Dengan demikian asam lemak kasar mengandung sejumlah kecil asam oleat dan linoleat yang digolongkan pada fraksi berat karena berada dalam bentuk minyak.
Guna menekan pengaruh oksidasi asam lemak ini tanpa oksigen terhadap stabilitas warna asam lemak pada proses pemurnian asam lemak dengan proses fraksinasi
danatau distillasi pencampuran asam lemak yang dihasilkan dari step pemurnian yang mengandung fraksi berat ini, mungkin sebaiknya dihindarkan Gmbar 1.2,
disamping memisahkan bahan pengotor fraksi ringan tentunya pada kondisi yang sesuai dan tertentu untuk produk asam lemak dengan mutu yang tertentu dan
spesifik. Prinsipnya menekan bahan pengotor pada produk distillat yang diinginkan seoptimum mungkin yang disesuaikan dengan mutu produk yang diinginkan.
2.5. Prinsip Dasar Distilasi atau Fraksinasi