Perlindungan Hukum Terhadap Notaris

75 3. tindakan Notaris tersebut juga tidak sesuai menurut instansi yang berwenang untuk menilai tindakan suatu Notaris, dalam hal ini Majelis Pengawas Notaris. 77 Penjatuhan sanksi pidana terhadap Notaris dapat dilakukan sepanjang batasan- batasan sebagaimana tersebut dilanggar, artinya disamping memenuhi rumusan pelanggaran yang tersebut dalam UUJN, kode etik jabatan Notaris juga harus memenuhi rumusan yang tersebut dalam KUH Pidana. Bisanya pasal-pasal yang seiring digunakan untuk menuntut Notaris dalam pelaksanaan tugas jabatan adalah pasal-pasal yang mengatur mengenai tindak pidana pemalsuan surat, yaitu Pasal 263, Pasal 264 dan Pasal 266 KUH Pidana. Berdasarkan Pasal-Pasal yang yang tertera tersebut, ternyata Notaris selaku pejabat umum juga dapat dikenakan tuntutan pidana, baik berdasarkan Pasal-Pasal tentang pemalsuan surat maupun Pasal-Pasal lain yang berkaitan dengan tugas jabatannya sebagai Notaris, bahkan juga dijatuhi hukum pidana penjara asalkan saja perbuatan itu memenuhi unsur-unsur dari perbuatan pidana yang tertuang dalam Pasal-Pasal yang dituduhkan.

D. Perlindungan Hukum Terhadap Notaris

Sebagai pejabat umum yang memberikan pelayanan hukum kepada masyarakat secara professional, maka diperlukan aturan-aturan yang mengatur, membatasi dan juga menuntun Notaris dalam melaksanakan jabatan serta 77 Ibid.hal.209. Universitas Sumatera Utara 76 berperilakunya. Namun peraturan-peraturan yang ada tersebut hendaknya bukan hanya sebagai slogan, tetapi harus dilaksanakan, dijunjung tinggi serta ditegakkan oleh seluruh Notaris. Berkaitan dengan upaya untuk mejaga agar eksistensisme seorang Notaris tetap ada, maka dibutuhkan suatu kerja keras dan kedisiplinan tinggi dalam menjaga produknya yaitu suatu akta. Kedisiplinan dalam menjalankan norma hukum yang ada yaitu UUJN menjadi hal yang paling utama karena UUJN merupakan main line atau batasan utama mengatur tentang jabatan Notaris. Sebagaimana telah diatur di dalam Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris, 78 bertitik tolak dari ketentuan tersebut diatas, menunjukkan bahwa keberadaan Notaris dapat dipandang sebagai figur yang sangat penting dan dibutuhkan oleh masyarakat, karena keterangan-keterangan yang tertuang dalam akta Notaris harus dapat dipercaya, diandalkan, dapat memberikan jaminan sebagai alat bukti yang kuat dan dapat memberikan perlindungan hukum bagi para pihak yang memerlukan dikemudian hari. Sebagai konsekuensi dari prinsip Negara hukum yang menjamin adanya kepastian, ketertiban, dan perlindungan hukum yang berintikan kebenaran dan keadilan, dalam lalu lintas hukum kehidupan masyarakat diperlukan alat bukti yang dapat menentukan dengan jelas hak dan kewajiban seseorang sebagai subjek hukum dalam masyarakat. Oleh sebab itu, akta otentik yang dibuat olehdi hadapan Notaris 78 Pasal 1 angka 1 UUJN “bahwa Notaris adalah pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta otentik dan kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Jabatan Notaris”. Universitas Sumatera Utara 77 menjadi alat bukti yang terkuat dan terpenuh serta mempunyai peranan penting dalam setiap hubungan hukum dalam kehidupan masyarakat. 79 Notaris sebagai pejabat umum, yang berarti bahwa kepada Notaris diberikan dan dilengkapi dengan kewenangan atau kekuasaan umum yang menyangkut publik openbaar gezag, sebagai pejabat umum, Notaris diangkat oleh Negara, artinya Notaris merupakan kepanjangan tangan dari Negara, Notaris menunaikan sebagai tugas Negara dibidang hukum perdata. Negara dalam rangka memberikan perlindungan hukum dalam bidang hukum privat kepada warga Negara telah melimpahkan sebagian wewenangnya kepada Notaris untuk membuat akta otentik, oleh karena itu ketika menjalankan tugasnya, Notaris wajib diposisikan sebagai pejabat umum yang mengemban tugas Negara, layaknya para hakim, jaksa, anggota dewan, duta besar, bupati, walikota dan lain sebagainya. Perbedaannya Notaris tidak mendapat gaji dari Negara, Notaris hanya mendapatkan honorarium sebagai kontra prestasinya kepada masyarakat. Besarnya honorarium pun ditentukan berdasarkan undang-undang, tidak bisa sekehendak hatinya sendiri, dengan demikian harus diakui bahwa Notaris adalah jabatan pengabdian kepada kepentingan Negara dan masyarakat. 80 Dalam memberikan pelayanan kepentingan umum public service, dalam arti bidang pelayanan pembuatan akta dan tugas-tugas lain yang dibebankan kepada 79 Penjelasan umum Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 117, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor:4432. 80 Ibid.hal.229. Universitas Sumatera Utara 78 Notaris, yang melekat pada predikat sebagai pejabat umum dalam ruang lingkup tugas dan kewenangan Notaris. Pelayanan kepentingan umum merupakan hakekat tugas bidang pemerintahan yang didasarkan pada asas memberikan dan menjamin adanya rasa kepastian hukum bagi para warga anggota masyarakat. Dalam bidang tertentu tugas itu oleh undang-undang diberikan dan dipercayakan kepada Notaris, sehingga masyarakat juga harus percaya bahwa akta Notaris yang diterbitkan atau dikeluarkan tersebut memberikan kepastian hukum bagi para warganya. Adanya kewenangan yang diberikan oleh undang-undang dan kepercayaan trust dari masyarakat yang dilayani itulah yang menjadi dasar tugas dan fungsi Notaris dalam lalu lintas hukum. Sebagai konsekuensi logis, maka seiring dengan adanya kepercayaan tersebut, haruslah dijamin adanya pengawasan agar tugas Notaris selalu sesuai dengan kaidah hukum yang mendasari kewenangannya, agar dapat terhindar dari penyalahgunaan kewenangan atau kepercayaan yang diberikan. Oleh karena itu, maka tujuan pokok pengawasan agar selalu hak dan kewenangan maupun kewajiban yang diberikan kepada Notaris dalam menjalankan tugasnya sebagaimana yang diberikan oleh peraturan dasar yang bersangkutan senantiasa dilakukan di atas rambu-rambu hukum yang telah ditentukan, bukan saja jalur hukum tetapi juga atas dasar moral dan etika profesi demi terjaminnya perlindungan hukum dan kepastian bagi masyarakat. Oleh karena itu jabatan Notaris adalah jabatan pengabdian kepada kepentingan Negara dan masyarakat, maka pengawasan khususnya pemeriksaan kepada Notaris harus mengedepankan rasa menghargai dan menghormati sesama perangkat Negara. Universitas Sumatera Utara 79 Sisi lain dari pengawasan terhadap Notaris adalah aspek perlindungan hukum bagi Notaris di dalam menjalankan tugasnya selaku pejabat umum, dengan kata lain bagaimana perlindungan hukum diberikan terhadap Notaris di dalam melaksanakan tugas dan fungsi yang oleh undang-undang diberikan dan dipercayakan padanya. UUJN telah menempatkan Notaris sebagai pejabat umum yang menjalankan profesi hukum, 81 karena itu yang perlu mendapatkan perlindungan hukum adalah Notaris sebagai suatu profesi, 82 bukan Notaris sebagai pribadi. 83 Perlindungan hukum dalam hal ini harus dimaknai sebagai perlindungan dengan menggunakan sarana hukum atau perlindungan yang diberikan oleh hukum. Perlindungan yang diberikan oleh hukum yaitu perlindungan atas hak Notaris yang merupakan hasil transformasi kepentingan yang dilakukan melalui proses legislasi dalam lembaga pembentuk hukum atau parlemen, sehingga hak Notaris dapat dihormati , dilindungi dan dipatuhi. Agar perlindungan hukum terhadap Notaris dapat dijalankan secara efektif, maka perlu disediakan upaya hukum, yang meliputi upaya hukum non yudisial, yaitu dengan melakukan hal-hal yang oleh aturan dibenarkan untuk dilakukan maupun upaya hukum dengan melalui jalur yudisial atau melalui peradilan. Upaya hukum non 81 Profesi sebagai suatu pekerjaan yang didasarkan pada keahlian tertentu yang diperoleh melalui pendidikan formal pengalaman-pengalaman dan pelatihan-pelatihan dan orang yang menjalankan profesi itu professional, sedangkan organisasi profesi merupakan kumpulan orang yang menjalankan profesi. Bentuk perlindungan hukum bagi suatu profesi Notaris ditandai dengan adanya organisasi profesi, aturan-aturan kode etik profesi yang ditetapkan sendiri oleh organisasi profesi, penjatuhan sanksi, pencabutan izin profesi dilakukan oleh organisasi profesi dan tidak ada campur tangan eksekutif, yudikatif atau legislative terhadap profesi itu sendiri. 82 Ibid.hal.231. 83 UUJN, konsideran, menimbang huruf c, menyatakan bahwa Notaris merupakan jabatan tertentu yang menjalankan profesi dalam pelayanan hukum kepada masyarakat, perlu mendapatkan perlindungan dan jaminan demi tercapainya kepastian hukum. Universitas Sumatera Utara 80 yudisial meliputi upaya hukum yang bersifat preventif atau pencegahan agar pelanggaran terhadap hak Notaris dapat terhindarkan, yang dilakukan dengan memberikan peringatan, teguran, somasi, keberatan, pengaduan kepada pejabat eksekutif. Sedangkan apabila pelanggaran hukum telah terjadi, maka upaya hukum tidak lagi bersifat preventif, tetapi menjadi bersifat korektif karena tujuannya adalah melakukan koreksi terhadap akibat-akibat yang terjadi karena adanya perbuatan yang dilakukan oleh pelanggar hak. Upaya hukum korektif dapat bersifat non yudisal karena melibatkan lembaga non peradilan sebagai misal pejabat administrasi Negara. Sedangkan yang lain adalah upaya hukum korektif yang dilakukan oleh lembaga yudisial sehingga telah memasuki proses penegakan hukum law enforcement. Akan tetapi apabila tejadi pelanggaran hukum oleh Notaris, sebisanya dilakukan penyelesaian permasalahan dengan menempuh jalur non yudisial, yaitu melalui perdamaian atau mediasi. Hal ini dimaksudkan supaya terhindar dari proses panjang dan tidak mencoreng insitusi Notaris itu sendiri. Memang Undang-undang jabatan Notaris, telah mengatur bentuk perlindungan hukum yang dapat diberikan kepada Notaris sebagai profesi, hal ini tercermin di dalam pasal 66 UUJN. 84 Berlakunya ketentuan pasal 66 UUJN maka ketentuan pasal 112 KUHAP hanya dapat dilaksanakan terhadap Notaris setelah 84 Pasal 66 UUJN, “bahwa untuk kepentingan proses peradilan, penyidikan penuntut umum atau hakim dengan persetujuan Majelis Pengawas Daerah berwenang mengambil foto kopi minuta akta danakta surat-surat yang dilekatkan pada minuta akta atau protokol Notaris dalam penyimpanan Notaris dan memanggil Notaris untuk hadir dalam pemeriksaan yang berkaitan dengan akta yang dibuatnya atau protokol Notaris yang berada dalam penyimpanannya”. Universitas Sumatera Utara 81 adanya persetujuan Majelis Pengawas Daerah, dalam bentuk keputusann ketua Majelis Pengawas Daerah berdasarkan keputusann rapat pleno Majelis Pengawas Daerah dan bersifat final dan mengikat bagi penyidik, sedangkan penyitaan terhadap minuta akta, surat-surat yang dilekatkan pada minuta akta dan protokol Notaris dalam penyimpanan Notaris tidak diperlukan lagi persetujuan pengadilan dan hanya persetujuan Majelis Pengawas Daerah dalam bentuk keputusann ketua Majelis Pengawa Daerah berdasarkan putusan rapat pleno Majelis Pengawas Daerah yang bersifat final dan mengikat. 85

E. Lembaga Pengawas Notaris