59
pengetahuan, keterampilan, wawasan dan sikap yang mendukung sehingga pekerjaan profesi tersebut dilaksanakan dengan baik sesuai dengan yang
direncanakan.
56
Profesionalisme dalam profesi Notaris mengutamakan keahlian keilmuan seorang Notaris dalam menjalankan tugas jabatannya berdasarkan
UUJN dan Kode Etik Jabatan Notaris. Tindakan profesionalitas Notaris dalam menjalankan tugas jabatannya diwujudkan dalam melayani masyarakat dan akta
yang dibuat dihadapan atau oleh Notaris. Tindakan profesionalitas Notaris dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, maka tentunya seorang Notaris tidak
boleh menyalahgunakan wewenang yang telah diberikan kepadanya berdasarkan UUJN. Penyalahgunaan wewenang dalam hal ini mempunyai pengertian yaitu
suatu tindakan yang dilakukan oleh Notaris diluar dari tindakan diluar dari wewenang yang telah ditentukan. Jika Notaris membuat suatu tindakan diluar
wewenang yang telah ditentukan maka tindakan Notaris dapat disebut sebagai tindakan penyalahgunaan wewenang. Jika tindakan seperti itu merugikan para
pihak, maka para pihak yang merasa dirugikan dapat menuntut Notaris yang bersangkutan dengan kualifikasi sebagai suatu tindakan hukum yang merugikan
para pihak. Para pihak yang menderita kerugian dapat menuntut penggantian, biaya, ganti rugi dan bunga kepada Notaris.
57
B. Batas Pertanggung jawaban Notaris
Tanggung jawab menurut kamus umum bahasa Indonesia adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Oleh karena itu, seorang Notaris dapat
bertanggung jawab apabila dibuktikan bahwa Notaris tersebut bersalah.
56
Ibid.,hal.30
57
Ibid.,hal. 31
Universitas Sumatera Utara
60
Kemampuan bertanggung jawab merupakan keadaan normalitas psikis dan kematangan atau kecerdasan seseorang yang membawa kepada tiga kemampuan,
yaitu: a. mampu untuk mengerti nilai dan akibat-akibatnya sendiri,
b. mampu untuk menyadari bahwa perbuatan itu menurut pandangan masyarakat tidak diperbolehkan,
c. mampu untuk menentukan nilai dalam melakukan perbuatan itu. Seorang Notaris seharusnya mengerti tentang nilai dan akibat perbuatan
hukum yang dilakukannya, hal ini dikarenakan seorang Notaris tidak hanya mendapat pengetahuan secara teoritis, tetapi juga secara praktis dengan kemampuan teknis
maupun teoritis tersebut. Maka seorang Notaris dipastikan memiliki kemampuan, bahkan sudah seharusnya bagi Notaris untuk mengerti sendiri nilai dan akibat-akibat
dari pembuatan akta.
58
Hans Kelsen dalam bukunya membagi pertanggung jawaban menjadi empat macam, yaitu :
59
a. pertanggung jawaban individu yaitu seorang individu bertanggung jawab terhadap pelanggaran yang dilakukannya sendiri,
b. pertanggung jawaban kolektif berarti bahwa seorang individu bertanggung jawab atas suatu pelanggaran yang dilakukan orang lain,
58
Ibid,hal.176
59
Hans Kelsen,
terjemahan Raisul
Mutaqien,Teori Hukum
Murni, Nuansa
dan Nusamedia,Bandung,2006,hal.140.
Universitas Sumatera Utara
61
c. pertanggung jawaban berdasarkan kesalahan yang berarti bahwa seorang individu bertanggung jawab atas pelanggaran yang dilakukannya karena
sengaja dan diperkirakan dengan tujuan menimbulkan kerugian, d. pertanggung
jawaban mutlak
yang berarti
bahwa seorang
individu bertanggung jawab atas pelanggaran yang dilakukannya karena tidak sengaja
dan tidak diperkirakan. Mengenai perbuatan melanggar hukum oleh Notaris ini selain tunduk pada
ketentuan pasal 1365 KUH Perdata, juga berlaku ketentuan pasal 1367 KUH perdata yaitu tanggung gugat karena kesalahan yang dilakukan oleh karyawan Notaris.
Pasal 1367 ayat 1 KUH Perdata menyatakan:
60
Seorang tidak saja bertanggung jawab untuk kerugian yang disebabkan perbuatannya sendiri, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan perbuatan orang-orang yang
menjadi tanggungannya atau disebabkan oleh barang-barang yang berada dibawah pengawasannya.
Pasal 1367 ayat 3 KUH Perdata menyatakan: Majikan-majikan dan mereka yang mengangkat orang-orang lain untuk mewakili
urusan-urusan mereka, adalah bertanggung jawab tentang kerugian yang diterbitkan oleh pelayan-pelayan atau bawahan-bawahan mereka didalam melakukan pekerjaan
untuk mana orang-orang itu dipakainya.
61
60
Pasal 1367 ayat 1 dan 2 KUH Perdata
61
Ibid,hal.186.
Universitas Sumatera Utara
62
Substansi pasal-pasal diatas dapat memberikan pedoman, bahwa Notaris tidak saja bertanggung jawab atas kerugian yang dilakukan atas kesalahannya sendiri,
tetapi juga bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh perbuatan- perbuatan hukum oleh karyawannya yang dilakukan dalam ruang lingkup tugasnya.
Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi agar Notaris bertanggung gugat atas kerugian yang disebabkan perbuatan melanggar hukum oleh karyawannya atau
bawahannya adalah: a. adanya hubungan bawahan dan atasan, dalam hal ini harus ada orang yang
menentukan kewenangan memberikan perintah intruksi pada yang lain, dan kewenangan ini dapat timbul dari perjanjian kerja, dan juga dapat lahir dari
hukum publik b. tanggung jawab tersebut bergantung pada keadaan, bahwa perbuatan
melanggar hukum itu dilakukan dalam melaksanakan tugas oleh bawahan. Majikan tidak hanya bertanggung jawab atas perbuatan melanggar hukum
oleh bawahannya ketika melaksanakan tugas sudah cukup apabila fungsi bawahan itu menciptakan kesempatan untuk melakukan perbuatan melanggar
hukum, kenyataan bahwa majikan dengan tegas melarang perbuatan yang bersangkutan, atau bahwa perbuatan itu dilakukan diluar jam dinas tidak
merupakan penghalang. c. Untuk tanggung jawab disyaratkan adanya perbuatan melanggar hukum dan
kesalahan pihak bawahan.
Universitas Sumatera Utara
63
d. Tanggung jawab tidak tergantung pada suatu pelanggaran norma atau kesalahan oleh majikan, pihak yang dirugikan cukup berpegangan pada bukti
perbuatan melanggar hukum oleh bawahan, adanya hubungan atasan bawahan dan fakta bahwa tugas bawahan menciptakan kesempatan untuk melakukan
perbuatan melanggar hukum. Berdasarkan ketentuan pasal 65 UUJN, terutama anak kalimat “meskipun
protokol Notaris telah diserahkan atau dipindahkan kepada pihak penyimpan protokol Notaris”, kalimat ini dapat diartikan, meskipun Notaris sudah berhenti atau pensiun
sebagai Notaris, Notaris pengganti, Notaris pengganti khsusus, pejabat sementara Notaris masih harus bertanggung jawab sampai meninggal dunia. Dengan kata lain,
Notaris dianggap sebagai menjalankan tugas pribadinya seumur hidup tanpa batas waktu, walaup dimana Notaris tersebut berada.
62
C. Tanggung jawab Notaris dalam Menjunjung Tinggi Kemandirian Notaris