63
d. Tanggung jawab tidak tergantung pada suatu pelanggaran norma atau kesalahan oleh majikan, pihak yang dirugikan cukup berpegangan pada bukti
perbuatan melanggar hukum oleh bawahan, adanya hubungan atasan bawahan dan fakta bahwa tugas bawahan menciptakan kesempatan untuk melakukan
perbuatan melanggar hukum. Berdasarkan ketentuan pasal 65 UUJN, terutama anak kalimat “meskipun
protokol Notaris telah diserahkan atau dipindahkan kepada pihak penyimpan protokol Notaris”, kalimat ini dapat diartikan, meskipun Notaris sudah berhenti atau pensiun
sebagai Notaris, Notaris pengganti, Notaris pengganti khsusus, pejabat sementara Notaris masih harus bertanggung jawab sampai meninggal dunia. Dengan kata lain,
Notaris dianggap sebagai menjalankan tugas pribadinya seumur hidup tanpa batas waktu, walaup dimana Notaris tersebut berada.
62
C. Tanggung jawab Notaris dalam Menjunjung Tinggi Kemandirian Notaris
Tanggung jawab Notaris dalam undang-undang jabatan Notaris UUJN, dimaksudkan sebagai keterikatan Notaris terhadap ketentuan-ketentuan hukum dalam
menjalankan tugas dan kewajibannya. Dalam pengertian bahwa, semua perbuatan Notaris dalam menjalankan tugas kewajibannya harus dapat dipertanggungjawabkan
secara hukum, termasuk dengan segala konsikuensinya dikenakan sanksi hukum terhadap pelanggaran norma-norma hukum yang mendasarinya.
62
Ibid.hal.192
Universitas Sumatera Utara
64
Tanggung jawab ini tidak hanya pada proses pembuatan akta otentik, sampai dengan terwujudnya akta otentik tersebut, namun juga timbul pada saat setelah akta
otentik terbentuk, yang menimbulkan permasalahan hukum, yang disebabkan ketidak absahan akta tersebut. Pertanggunjawaban Notaris juga terjadi apabila Notaris
melakukan penyimpangan atau pelanggaran terhadap persyaratan pembuatan akta yang konsekuensi finalnya akta tersebut dinyatakan tidak sah. Jadi, dalam hal akta
yang diterbitkan oleh Notaris tersebut kemudian terdegradasi menjadi akta di bawah tangan, yang disebabkan oleh kesalahan Notaris akibat pelanggaran persyaratan
dalam pembuatannya, maka tetap menjadi tanggung jawab Notaris. Maka dapat dikatakan bahwa Notaris sebagai pejabat umum dalam
menjalankan tugas jabatannya mengemban amanah yang berasal dari dua sumber yaitu:
a. Anggota masyarakat yang menjadi klien Notaris itu menghendaki agar Notaris membuat akta otentik bagi yang berkepentingan itu dengan secara
tersirat menurut kalimat “penuhilah syarat formal untuk keabsahan sebagai akta otentik”.
b. Amanah berupa perintah dan undang-undang secara tidak langsung kepada Notaris, agar untuk perbuatan hukum tertentu dituangkan dan dinyatakan
dengan akta otentik, hal ini mengandung makna bahwa Notaris terikat dan berkewajiban untuk mentaati peraturan yang mensyaratkan untuk sahnya
sebagai akta otentik.
Universitas Sumatera Utara
65
Berdasarkan hal tersebut, maka Notaris dalam menjalankan tugas jabatannya dituntut bekerja secara benar dan professional, sehingga produk Notaris berupa akta
otentik dapat memberikan perlindungan dan kepastian hukum kepada para pihak yang membutuhkannya. Sehingga dalam menjalankan tugas jabatannya Notaris wajib
bertanggung jawab kepada: 1.
Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan sumpah atau janji,
63
yang diucapakan berdasarkan agama masing-masing, dengan demikian artinya segala sesuatu yang
dilakukan Notaris dalam menjalankan tugas jabatannya akan dipertanggung jawabkan dihadapan Tuhan.
2. Negara dan masyarakat artinya Negara telah memberikan kepercayaan untuk
menjalankan sebagai tugas Negara dalam bidang hukum perdata, yaitu dalam pembuatan alat bukti berupa akta yang mempunyai kekuatan pembuktian
sempurna, kepada masyarakat yang telah percaya bahwa Notaris mampu memformulasikan kehendaknya dalam bentuk akta Notaris dan percaya bahwa
Notaris mampu menyimpan merahasiakan segala keterangan atau ucapan yang diberikan dihadapan Notaris.
64
63
Pasal 4 ayat 2 Undang-undang jabatan Notaris
64
Sjaifurrachman dan Habib adjie,op.cit.,hal.23
Universitas Sumatera Utara
66
BAB IV AKIBAT HUKUM SERTA PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NOTARIS