85
Kode etik yang diatur dalam pasal 13 Anggaran Dasar Ikatan Notaris Indonesia merupakan perintah dari pasal 83 ayat 1 UUJN.
90
2. Majelis Pengawas Notaris
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris menentukan bahwa pengawasan terhadap pelaksanaan jabatan Notaris dilakukan oleh Menteri
yang membawahi bidang kenotariatan dan dalam pelaksanaan pengawasan tersebut menteri membentuk suatu lembaga tersendiri yang disebut Majelis Pengawas Notaris.
Mengenai Majelis Pengawas menurut UUJN memberi batasan sebagai suatu badan yang mempunyai kewenangan dan kewajiban untuk melaksanakan, pembinaan dan
pengawasan terhadap Notaris. Pengertian pengawasan dalam ketentuan ini termasuk pembinaan yang dilakukan oleh menteri terhadap Notaris.
91
Pengawasan itu sendiri adalah kegiatan yang bersifat preventif dan kuratif termasuk kegiatan pembinaan
yang dilakukan oleh Majelis Pengawas terhadap Notaris. Sebelum ditetapkan dan berlakunya UUJN pengawasan terhadap Notaris
diatur dalam berbagai macam peraturan perundang-undangan antara lain: 1.
Pasal 32 jo Pasal 54 Undang-undang Nomor 13 tahun 1965 entang Pengadilan dalam lingkungan Peradilan Umum dan Mahkamah Agung.
2. Undang-Undang Nomor 33 tahun 1954 tentang Wakil Notaris dan Wakil Notaris
Sementara.
90
Pasal 83 ayat 1 UUJN “organisasi Notaris menetapkan dan menegakkan kode Etik Notaris”.
91
Penjelasan pasal 67 ayat 1 undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris.
Universitas Sumatera Utara
86
3. Pasal 54 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum yang
telah dirubah Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2004. 4.
Pasal 36 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung. 5.
Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 1949 tentang sumpahjanji Jabatan Notaris.
6. Surat Edaran Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1984
tentang Tata Cara Pengawasan Terhadap Notaris. 7.
Keputusann bersama ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia dan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor: KMA006SKBVII1987, Nomor :
M.04-PR.08.05 Tahun 1987 tentang Tata Cara Pengawasan Penindakan dan Pembelaan diri Notaris.
8. Keputusann Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor: M.13-HT.03.10
Tahun 1993, tanggal 24 Februari 1993 tentang Peembinaan Notaris. 9.
Pasal 50 sampai dengan pasal 60 Reglement of Het Notaris Ambt in Indonesia Peraturan Jabatan Notaris.stb 1863 Nomor.3.
92
Objek yang diawasi Majelis Pengawas adalah perilaku Notaris dan pelaksanaan jabatan
Notaris. Pengawasan terhadap perilaku Notaris adalah pengawasan atau tindakan mengamat-amati serta mengumpulkan data tentang
tindakan atau perbuatan Notaris dalam melaksanakan kewajiban, kewenangan, dan menjauhi larangannya. Pelaksanaan jabatan Notaris dimaksudkan adalah penerapan
92
Ibid.hal.268.
Universitas Sumatera Utara
87
jabatan Notaris, apakah jabatan Notaris difungsikan atau tidak dalam pelayanan kepada masyarakat.
Majelis Pengawas ini dibentuk oleh menteri dalam rangka pelaksanaan pengawasan terhadap Notaris yang terdiri atas:
a. Majelis Pengawas Daerah, yang dibentuk dan berkedudukan di Kabupaten atau Kota
b. Majelis Pengawas Wilayah, yang dibentuk dan berkedudukan di Propinsi dan c. Majelis Pengawas Pusat yang dibentuk dan berkedudukan di Ibu Kota Negara.
Setiap Majelis beranggotakan sembilan orang, yang terdiri dari tiga unsur, yaitu unsur pemerintah, unsur organisasi Notaris, dan unsur akademisahli, masing-
masing sebanyak tiga orang. Adapun antara lain melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan jabatan Notaris termasuk melakukan merangkap anggota, dan tujuh
orang anggota serta dibantu oleh seorang sekretaris. Tugas sekretaris Majelis Pengawas Wilayah, ialah:
a. menerima dan membukukan surat-surat yang masuk maupun keluar, b. membantu ketuawakil ketua anggota,
c. membantu majelis pemeriksa dalam proses persidangan, d. membuat berita acara persidangan majelis pemeriksa wilayah,
e. membuat notula rapat majelis pengawas wilayah, f. membuat salinan putusankeputusann,
g. menyampaikan salinan putusan keputusann, h. menyiapkan laporan kepada majelis pengawas pusat, dan
Universitas Sumatera Utara
88
i. menyiapkan rencana kerja dan anggaran tahunan yang ditujukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan tembusan
kepada majelis pengawas pusat.
93
1. Majelis Pengawas Daerah