Sanksi Administratif AKIBAT HUKUM SERTA PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NOTARIS

70 Pada gugatan atas dasar wanprestasi, petitum dalam gugatan ada lima kemungkinan yaitu: a. gugat pemenuhan, b. gugat ganti rugi, c. gugat pembatalan suatu kontrak, d. kombinasi antara pemenuhan dan ganti rugi, e. kombinasi antara pembubaran dan ganti rugi. Dalam hal pembuatan akta cacat hukum, maka yang dianggap paling relevan dan dirasa efektif adalah gugatan ganti rugi. Namun dalam pengajuan gugatan ganti rugi atas wanprestasi dipersyaratkan: - ada kerugian yang timbul, - ada hubungan causal atau sebab akibat antara timbulnya kerugian dan perbuatan yang melanggar norma yang dilakukan oleh para pihak.

B. Sanksi Administratif

Di samping sanksi keperdataan yang dijatuhkan terhadap Notaris yang telah melakukan pelanggaran hukum, terhadap Notaris tersebut dapat dijatuhkan sanksi administrasi. Mengenai sanksi administrasi bagi Notaris yang melakukan kesalahan dapat dilihat di dalam Pasal 85 UUJN ditentukan ada lima jenis sanksi administratif yaitu: 1. teguran lisan, 2. teguran tertulis, 3. pemberhentian sementara, Universitas Sumatera Utara 71 4. pemberhentian dengan hormat, 5. pemberhentian tidak hormat. 71 Sanksi-sanksi tersebut berlakunya secara terjenjang mulai dari teguran lisan sampai dengan pemberhentian tidak hormat. Penjatuhan sanksi-sanksi tersebut dilakukan hanya apabila Notaris terbukti melanggar ketentuan-ketentuan pasal-pasal tertentu sebagaimana yang tersebut dalam Pasal 85 UUJN. Dalam Pasal 85 UUJN dengan menempatkan teguran lisan pada urutan pertama dalam pemberian sanski, merupakan suatu peringatan kepada Notaris dan majelis pengawas yang jika tidak dipenuhi ditindaklanjuti dengan sanksi teguran tertulis. Apabila sanksi seperti ini tidak dipatuhi juga oleh Notaris yang bersangkutan, maka dapat dijatuhi sanksi yang berikutnya secara berjenjang. 72 Penempatan sanksi berupa teguran lisan dan teguran tertulis sebagai awal untuk menjatuhkan sanksi yang selanjutnya bukan termasuk sanksi administratif. Dalam sanksi administratif berupa paksaan pemerintah, sebelum dijatuhakan sanksi harus didahului dengan teguran lisan dan teguran tertulis, hal ini dimaksudkan sebagai aspek prosedur paksaan nyata. 73 Pelaksanaan teguran lisan maupun tertulis bertujuan untuk menguji ketepatan dan kecermatan akurasi antara teguran lisan dan tertulis dengan pelanggaran yang dilakukan berdasarkan aturan hukum yang berlaku. Dalam pelaksanaan teguran lisan dan teguran tertulis memberikan hak kepada yang diberi teguran secara lisan dan tertulis tersebut untuk membela diri dalam suatu upaya 71 Pasal 85 UUJN 72 Ibid,hal.205. 73 Ibid.hal.206. Universitas Sumatera Utara 72 administrasi dalam bentuk keberatan atau banding administrasi. Dengan demikian rumusan sanksi berupa teguran lisan dan tertulis tidak tepat dimasukkan sebagai suatu sanksi paksaan nyata yang untuk selanjutnya jika terbukti dapat dijatuhi sanksi yang lain. Sanski terhadap Notaris berupa pemberhentian sementara dari jabatannya merupakan tahap berikutnya setelah penjatuhan sanksi teguran lisan dan secara tertulis. Kedudukan sanksi berupa pemberhentian sementara dari Notaris atau skorsing merupakan masa menunggu pelaksanaan sanksi paksaan pemerintah. Sanksi pemberhentian sementara Notaris dari jabatannya, dimaksudkan agar Notaris tidak melaksanakan tugas jabatannya untuk sementara waktu sebelum sanksi berupa pemberhentian dengan hormat atau pemberhentian tidak hormat dijatuhkan kepada Notaris. Pemberian sanksi pemberhentian sementara ini dapat berakhir dalam bentuk pemulihan kepada Notaris untuk menjalankan tugas jabatannya kembali atau ditindaklanjuti dengan sanksi pemberhentian dengan hormat atau pemberhentian tidak hormat. Pemberhentian sementara Notaris dari jabatannya berarti Notaris yang bersangkutan telah kehilangan kewenangan untuk sementara waktu, dan Notaris yang bersangkutan tidak dapat membuat akta apapun atau Notaris tersebut tidak dapat melaksankan tugas jabatannya. Hal ini perlu dibatasi dengan alasan untuk menunggu hasil pemeriksaan majelis pengawas. Untuk memberikan kepastian, maka pemberhentian sementara tersebut harus ditentukan lama waktunya, sehingga nasib Notaris tidak digantung status quo oleh keputusann pemberhentian sementara Universitas Sumatera Utara 73 tersebut. Sanksi pemberhentian sementara dari jabatan Notaris merupakan paksaan nyata, sedangkan sanksi yang berupa pemberhentian dengan hormat dan pemberhentian tidak hormat termasuk kedalam jenis sanksi pencabutan keputusan yang menguntungkan. Penerapan ketentuan Pasal 85 UUJN tentunya harus memperhatikan tingkat berat ringannya pelanggaran yang dilakukan oleh Notaris, dalam arti bahwa penerapan sanksi tersebut sifatnya gradual. 74

C. Sanksi Pidana