Kerangka Teori dan Konsepsi

11

E. Keaslian Penelitian

Berdasarkan penelusuran kepustakaan baik Perpustakaan Pusat maupun yang ada di sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara, ternyata belum ditemukan judul mengenai Prinsip Kemandirian Notaris dalam Pembuatan Akta Otentik. memang pernah ada penelitian yang pernah dilakukan oleh Mohandas Sherividya 067011056 tahun 2008, Magister Kenotariatan Universitas Sumatera Utara, dengan judul Pengawasan Terhadap Notaris dan Tugas Jabatannya Guna Menjamin Hukum Bagi Kepentingan Umum, dengan permasalahan sebagai berikut: 1. Sejauh mana kewenangan Notaris sebagai pejabat umum pembuat akta? 2. Bagaimana kedudukan majelis pengawas Notaris dalam melakukan pengawasan terhadap Notaris dibandingkan dengan tugas Dewan kehormatan Notaris? 3. Apakah pengawasan terhadap Notaris dan tugas jabatannya telah menjadi perlindungan hukum bagi kepentingan umum?

F. Kerangka Teori dan Konsepsi

1. Kerangka Teori

Dalam penelitian ini diperlukan suatu teori yang melandasi dari pada suatu penelitian. Teori berasal dari kata “theoria” dalam bahasa latin yang berarti “perenungan”yang secara hakiki menyiratkan sesuatu yang disebut dengan realitas. 6 6 Soetandyo Wignjosoebroto dalam Susanto Anton dan Salman Otje, Teori Hukum, Mengingat, Mengumpulkan dan Membuka Kembali Bandung :PT. Refika Aditama,2004, halman 21,menyebutkan bahwa teori adalah suatu konstruksi di alam cita atau ide manusia, dibangun dengan maksud untuk menggambarkan secara reflektif fenomena yang dijumpai di alam pengalaman. Universitas Sumatera Utara 12 Jadi teori adalah seperangkat preposisi yang berisi konsep abstrak atau konsep yang sudah didefenisikan dan saling berhubungan antar variabel sehingga menghasilkan pandangan sistematis dari fenomena yang digambarkan oleh sutau variabel dengan variabel lainnya dan menjelaskan bagaimana hubungan antar variabel tersebut. 7 Sedangkan fungsi teori dalam penelitian adalah untuk mensistimatiskan penemuan-penemuan penelitian, membuat ramalan atau prediksi atas dasar penemuan dan menyajikan penjelasan yang dalam hal ini untuk menjawab pertanyaan. Artinya teori ini merupakan suatu penjelasan rasional yang berkesesuaian dengan objek yang dijelaskan dan harus didukung oleh fakta empiris untuk dapat dinyatakan benar. Teori yang digunakan dalam penelitian tesis ini adalah teori dari Hans Kelsen tentang tanggung jawab hukum. Hans Kelsen mengemukakan : “Satu konsep yang berhubungan dengan konsep kewajiban hukum adalah konsep tanggung jawab hukum. Bahwa seseorang bertanggung jawab secara hukum atas suatu perbuatan tertentu atau bahwa dia memikul tanggung jawab hukum, berarti bahwa dia bertanggung jawab atas suatu sanksi dalam hal perbuatan yang bertentangan. Bisanya yakni dalam hal sanksi ditujukan kepada pelaku langsung, seseorang bertanggung jawab atas perbuatannya sendiri.” 8 7 Maria S.W. Sumardjono, Pedoman, Pembuatan Usulan Penelitian, Gramedia, Yogyakarta, 1989, hal 12-13, bandingkan dengan Koentjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, PT. Gramedia, Jakarta, 1989, hal.19 8 Hans Kelsen, Teori Hukum Murni dengan judul buku asli General Theori of Law and State, Alih Bahasa Somardi, Rimdi Press, Jakarta, hal.65 Universitas Sumatera Utara 13 Teori tanggung jawab hukum diperlukan untuk dapat menjelaskan antara tanggung jawab Notaris yang berkaitan dengan kemandirian Notaris dalam pembuatan akta otentik berdasarkan Undang-Undang Jabatan Notaris UUJN. Keberadaan Notaris senantiasa diperlukan masyarakat yang memerlukan jasanya di bidang hukum. Notaris sebagai pejabat umum harus dapat selalu mengikuti perkembangan hukum sehingga dalam memberikan jasanya kepada masyarakat, Notaris dapat membantu memberikan jalan keluar yang dibenarkan oleh hukum kepada masyarakat yang membutuhkan jasanya. Profesi Notaris merupakan suatu pekerjaan dengan keahlian khusus yang menuntut pengetahuan luas, serta tanggung jawab yang berat untuk melayani kepentingan umum dan inti tugas Notaris adalah mengatur secara tertulis dan otentik hubungan-hubungan hukum antara para pihak yang secara mufakta meminta jasa Notaris. Untuk mengetahui sejauh mana tanggung jawab Notaris dalam menjunjung tinggi kemandirian Notaris dalam pembuatan akta otentik maka dapat dikaji dari teori tujuan hukum. Dimana teori tujuan hukum dilandaskan kepada Negara Indonesia yang menganut system rechtstaat Negara hukum, konsep Negara hukum lebih condong kepada kepastian hukum. Sehingga dalam teori tujuan hukum dapat dilihat sejauh mana Notaris dalam menciptakan tercapainya tujuan hukum. Sebab, akta yang dibuat oleh Notaris mempunyai peranan penting dalam menciptakan kepastian hukum di dalam setiap hubungan hukum, sebab akta Notaris bersifat otentik, dan merupakan alat bukti terkuat dan terpenuh dalam setiap perkara yang terkait dengan akta Notaris Universitas Sumatera Utara 14 tersebut. Oleh karena itu hukum menjadi pengarah manusia pada nilai-nilai moral yang rasional, maka ia harus adil. Keadilan hukum identik dengan keadilan umum. Keadilan ditandai oleh hubungan yang baik antara satu dengan yang lain, tidak mengutamakan diri sendiri, tapi juga tidak mengutamakan pihak lain serta adanya kesamaan.

2. Konsepsi

Konsepsi adalah salah satu bagian terpenting dari teori. Peranan konsep dalam penelitian adalah untuk menghubungkan dunia teori dan observasi, antara abstraksi dan realitas. 9 Konsep diartikan sebagai kata yang menyatakan abstraksi yang digeneralisasikan dari hal-hal yang khusus, yang disebut dengan definisi operasional. Pentingnya definisi operasional adalah untuk menghindarkan perbedaan pengertian atau penafsiran mendua dubius dari suatu istilah yang dipakai. Konsep merupakan “alat yang dipakai oleh hukum disamping yang lain-lain, seperti asas dan standar. Oleh karena itu kebutuhan untuk membentuk konsep merupakan salah satu dari hal-hal yang dirasakan pentingnya dalam hukum. Konsep adalah suatu konstruksi mental, yaitu sesuatu yang dihasilkan oleh suatu proses yang berjalan dalam pikiran penelitian untuk keperluan analitis. 10 Dalam kerangka konsepsional diungkapkan beberapa konsepsi atau pengertian yang akan dipergunakan sebagai dasar penelitian hukum. 11 9 Herlin Budiono II, Kumpulan Tulisan Hukum Perdata di Bidang Kenotariatan, PT. Citra Aditya Bakti Bandung, 2007, hal.364 10 Satuujipto Rahardjo, Ilmu Hukum, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 1996. 11 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Pustaka Singkat, PT. Raja Grafindo, Jakarta, 1995, hal.7. Universitas Sumatera Utara 15 Suatu konsep atau suatu kerangka konsepsionil pada hakikatnya merupakan suatu pengarah, atau pedoman yang lebih konkrit daripada kerangka teoritis yang belaka, kadang-kadang dirasakan masih juga abstrak, sehingga diperlukan definisi- definisi operasional yang akan dapat pegangan konkrit di dalam proses penelitian. 12 Selanjutnya konsep atau pengertian merupakan unsur pokok dari suatu penelitian, kalau masalahnya dan kerangka konsep teoritisnya sudah jelas, bisanya sudah diketahui pula fakta mengenai gejala-gejala yang menjadi pokok perhatian dan suatu konsep sebenarnya adalah definisi dari apa yang perlu diamati, konsep menentukan antara variabel-variabel yang ingin menentukan adanya hubungan empiris. 13 Untuk dapat menjawab permasalahan dalam penelitian tesis ini perlu didefenisikan bebrapa konsep dasar dalam rangka menyamakan persepsi untuk dapat menjawab permasalahan penelitian yaitu sebagai berikut : Kerangka konsepsi sehubungan penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Notaris adalah pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta otentik mengenai semua perbuatan, perjanjian, dan ketetapan yang diharuskan oleh peraturan perundang-undangan dan atau yang dikehendaki oleh yang berkepentingan untuk dinyatakan dalam akta otentik, menjamin kepastian tanggal 12 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta, 1986.hal.133 13 Koentjoroningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, Edisi Ketiga, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1997, hal.21 Universitas Sumatera Utara 16 pembuatan akta, menyimpan akta, memberikan grosse, salinan dan kutipan akta. 14 b. Jabatan adalah kedudukan seseorang didalam menjalankan suatu profesi yang sesuai dengan keahliannya. Dalam tesis ini jabatan dimaksudkan dalam kedudukan seorang Notaris yang memiliki wewenang dan keahliannya dalam membuat akta otentik c. Akta Otentik adalah suatu akta yang dibuat dalam bentuk yang ditentukan oleh undang-undang, dibuat oleh atau dihadapan pegawai-pegawai umum yang berkuasa untuk itu di tempat dimana akta dibuatnya. 15 d. Kemandirian adalah kedudukan yang netral dan tidak memihak, yang dalam hal ini Notaris berada di luar para pihak yang melakukan hubungan hukum tersebut dan bukan salah satu pihak dalam hubungan hukum itu. 16 e. Perbuatan adalah sesuatu yang diperbuat dilakukan atau tingkah laku. 17 Perbuatan dalam tesis ini diartikan sebagai sesuatu yang dilakukan oleh Notaris yang menyalahgunakan kemandiriannya dalam pembuatan akta otentik. f. Penyalahgunaan adalah cara atau perbuatan menyalahgunakan. g. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan BPHTB adalah pajak yang dikenakan atas perolehan hak atas tanah dan bangunan. 14 Undang-undang No. 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Nasional, Pasal 1 15 Undang-Undang KUHPerdata Pasal 1868 16 Sjaifurrachman danHabib Adjie,Op.cit.,hal.59 17 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ke-3, Jakarta, Balai Pustaka, 2001, hal.430 Universitas Sumatera Utara 17

G. Metode Penelitian 1.

Jenis Penelitian Untuk mendapatkan suatu karya ilmiah yang baik dan diinginkan sudah tentu akan memerlukan persyaratan yang cukup kompleks dalam penyusunannya, serta membutuhkan informasi yang cukup untuk melengkapi terciptanya karya ilmiah tersebut. Oleh karena itu metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode penelitian yuridis normatif. Dimana metode penelitian yuridis normatif adalah metode meneliti pasal-pasal yang ada ataupun meneliti segala hal-hal yang berhubungan tentang norma-norma yang ada dalam peraturan perundang-undangan. Alasan penelitian yuridis normatif ini digunakan, karena hendak meneliti norma- norma hukum tentang “Prinsip kemandirian Notaris Dalam Pembuatan Akta Otentik”.

2. Sifat Penelitian

Penelitian ini bersifat preskriptif yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fakta-fakta yang ada dan menganalisis data yang diperoleh secara sistematis, factual dan akurat dikaitkan dengan ketentuan- ketentuan yuridis yang terdapat dalam peraturan perundang-undanganyang berkaitan dengan “prinsip kemandirian Notaris dalam pembuatan akta otentik”.

3. Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan hasil yang obyektif dan dapat dibuktikan kebenarannya serta dapat dipertanggungjawabkan hasilnya, maka alat pengumpulan data yang Universitas Sumatera Utara 18 digunakan dalam penelitian ini adalah dengan studi pustaka library research atau dengan kata lain dengan pengumpulan data-data sekunder data-data yang sudah diolah dan dapat diperoleh melalui: buku-buku, jurnal,majalah dan surat kabar, maupun internet. Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan preskriptif dengan pendekatan terhadap peraturan perundang-undangan yang terkait dengan prinsip kemandirian Notaris dalam pembuatan akta otentik dimulai dari analisis terhadap pasal-pasal yang mengatur hal-hal yang menjadi permasalahan diatas, dengan mengingat permasalahan yang diteliti berdasarkan pada peraturan-peraturan dan perundang-undangan yaitu hubungan peraturan yang satu dengan peraturan yang lainnya serta kaitannya dengan penerapannya dalam praktek. Dan bahan hukum yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah: a. Bahan Hukum Primer Bahan hukum primer adalah bahan hukum yang sudah mengikat dan yang sudah terdapat dalam peraturan perundang-undangan maupun dalam yuresprudensi dan Putusan Pengadilan Negeri Medan No.2601pid.B2003PN.Medan b. Bahan Hukum Skunder Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang belum mengikat seperti yang termuat dalam beberapa artikel. c. Bahan Hukum Tersier Berupa kamus umum, kamus hukum, ensiklopedia, majalah, surat kabar dan jurnal-jurnal hukum serta laporan ilmiah dan internet. Universitas Sumatera Utara 19

4. Analisis Data

Setelah pengumpulan data dilakukan, maka data tersebut dianalisa secara kualitatif. 18 yakni dengan mengadakan pengamatan dan interpretasi data yang diperoleh dan menghubungkan tiap-tiap data yang diperoleh tersebut dengan ketentuan-ketentuan maupun asas-asas hukum yang terkait dengan permasalahan yang diteliti. Karena penelitian ini normatif, dilakukan interpretasi dan konstruksi hukum dengan menarik kesimpulan menggunakan cara deduktif menjawab permasalahan dalam penelitian ini. 18 Bambang Sunggono, Metodelogi Penelitian Hukum, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997, hal.10. Universitas Sumatera Utara 20

BAB II WUJUD PELAKSANAAN PRINSIP KEMANDIRIAN NOTARIS DALAM