Ine Rahaju, 2014 Analisis Penyelengaraan Pendidikan Anak Usia Dini Yang Menggunakan Model Beyond Center And Circle
Time Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Pengelola angat memperhatikan pengadaan sarana prasaran yang berbasis lingkungan. Dengan alat peraga main yang banyak berasal dari limbah, dan bahan alam, Dan memperbanyak sarana
prasarana yang dekat dengan alam seperti kolamikan , berbagai jenis burung , bianatang unggas, pepohonan berkayu, buah-buahan maupun sayuran.
Setiap dua tahun alat main luar di cat ulang, ditambah dan diperbaiki. Dan semua diadministrasikan oleh tenaga kependidikan. Serta lembaga mempunyai bagian khusus
pemeliharaan sarana dan prasarana.
4 Kompetensi Sosial
a.
Bekerjasama dengan berbagai pihak untuk kepentingan lembaga.
Dengan posisi pengelola sebagai konsultan dirjen PAUD , membuat peluang kerjasama dengan berbagai pihak lebih besar baik dalam maupun luar negeri.Selain itu melihat
banyaknya tamu yang datang membuat kerjasama dengan PU untuk perbaikan jalan sekitar sekolah.
b.
Mengambil peluang untuk mengelola lembaga secara berkesinambungan.
Pengelola mengambil peluang terus menciptakan inovasi pembelajaran agar pembelajaran yang terbaik bagi anak usia dini, selain dapat dijadikan tempat magang dan studi banding.
c. Memiliki motivasi untuk meningkatkan mutu lembaga.
Pengelola terlihat terus meningkatkan mutu lembaga dengan terus mengadakan pembaharuan pembelajaran selain berbasis green school , lembagfa sudah mulai menyiapkan
diri untuk mengimplementsikan kurikulum 2013.
3. Isi, Proses dan Penilaian program pembelajaran
Adapun langkah-langkah pelaksanaan proses belajar mengajar dengan menggunakan pendekatan BCCT di PAUD Pelopor setiap harinya adalah sebagai berikut:
a. Isi 1 Struktur Program
Struktur program kegiatan PAUD Pelopor seperti tercantum dalam silabus mencakup bidang Pengembangan pembentukan perilaku dan bidang pengembangan kemampuan dasar melalui
kegiatan bermain dan pembiasaan. Lingkup pengembangan meliputi: 1 nilai-nilai agama dan
Ine Rahaju, 2014 Analisis Penyelengaraan Pendidikan Anak Usia Dini Yang Menggunakan Model Beyond Center And Circle
Time Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
moral, 2 fisik, 3 kognitif, 4 bahasa, dan 5 social emosional. Kegiatan pengembangan suatu aspek dilakukan secara holistic integrative dengan aspek yang lain dalam satu hari,
menggunakan pendekatan tematik.
2 Bentuk Kegiatan Layanan
a Kegiatan PAUD layanan TPA untuk kelompok usia 2 - 4 tahun.
b Kegiatan PAUD layanan KB untuk kelompok usia 4 - ≤ 6 tahun.
c Kegiatan pengasuhan TPA anak usia 0 - ≤ 6 tahun yang dilakukan setelah kegiatan 2.1,
2.2, dan 2.3 selesai dilakukan. d
Kegiatan penitipan anak TPA usia 0 - ≤ 6 tahun yang dilakukan dengan menggabungkan kegiatan 2.1 atau 2.2 atau 2.3, dengan 2.4.
3 Alokasi waktu a Kelompok usia 2 - 4 tahun:
i. Satu kali pertemuan selama 300 menit.
ii. Lima kali pertemuan per minggu.
iii. Tujuh belas minggu per semester.
iv. Dua semester per tahun.
b Kelompok usia 4 - ≤ 6 tahun
i. Satu kali pertemuan selama 150 – 180 menit.
ii. Enam atau lima hari per minggu, dengan jumlah pertemuan sebanyak 900 menit 30 jam
30 menit. iii.
Tujuh belas minggu efektif per semester. iv.
Dua semester pertahun.
c Kegiatan pengasuhan anak usia 0 - ≤ 6 tahun
Alokasi waktu disesuaikan dengan sisa waktu dari penitipan dikurangi dengan kegiatan terstruktur yang sudah dilaksanakan, sesuai dengan jenis kegiatan dan kelompok usia.
d Rombongan belajar
PAUD Jalur Pendidikan Formal, jumlah maksimal peserta didik setiap rombongan belajar sebanyak 20 peserta didik dengan 1 orang guru TKRA atau guru pendamping. Kelompok A
untuk anak usia 4-5 tahun dan kelompok B untuk anak usia 5-6 tahun.