Ine Rahaju, 2014 Analisis Penyelengaraan Pendidikan Anak Usia Dini Yang Menggunakan Model Beyond Center And Circle
Time Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
maupun lisan, kemampuan anak mendengar, mengingat dan memahami apa yang mereka katakana, mengekspresikan bahasa mulai dari keras lembut suara dan tekanan
pengucapan, mengembangkan kemampuan menggunakan struktur kalimat, e
perkembangan kognitif dan pengetahuan umum, perkembangan yang sulit dipisahkan dari perkembangan bahasa dan motorik dalam memahami lingkungan. Yang dapat
diobservasi dari bagaimana anak menahan perhatian, meningat secara cdetail, pengklasifikasian dan pengorganisasian material, mengikuti perinth sederhana,
mengorganisasi pikiran mereka, memecahkan masalah dan mengartikan penataan lingkungan bermain.
f perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan motorik halus.
Sehingga model pembelajaran BCCT di PAUD Pelopor kurang memfasilitasi waktu dan usia anak dalam proses dan tahapan perkembangan yang berbeda untuk setiap individu. Penataan
lingkungan menjadi suatu keharusan dalam merencanakan dukungan secara optimal bagi perkembangan seluruh domain anak.
Sangatlah penting guru paham mengenai konsep periode kritis dan apa itu windows opportunity yang mempengaruhi perkembangan anak. Jangan sampai anak mengalami waktu
yang tidak menguntungkan karena tertutupnya window opportunity, seperti perawatan selama kehamilan, komplikasi saat kelahiran, lingkungan rumah yang kurang memfailitasi
perkembangan dan lingkungan tetangga yang tidak aman, wabah penyakit, ketidak konsistenan pola pengasuhan di rumah dan lembaga pendidikan, serta perawatan orang dewasa yang
signifikan. Tidak hanya berdasarkan BCCT menurut CCCRT tetapi juga menurut Dinas Pendidikan
Nasional 2006 : prinsip perkembangan Anak yang kurang sesuai adalah sebagai berikut ; a
Pengembangan dan gaya belajar anak harus dipertimbangkan sebagai perbedaan individu. b
Anak belajar dari hal-hal yang sederhana sampai yang komplek, dari yang konkrit ke abstrak, dari yang berupa gerakan ke bahasa verbal, dan dan‘ diri sendiri ke interaksi
dengan orang lain. Yang terpenuhi adalah:
Ine Rahaju, 2014 Analisis Penyelengaraan Pendidikan Anak Usia Dini Yang Menggunakan Model Beyond Center And Circle
Time Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
c Anak akan belajar dengan baik apabila kebutuhan fisiknya terpenuhi serta merasa aman
dan nyaman dalam lingkungannya. d
Anak belajar terus menerus, dimulai dari membangun pemahaman tentang sesuatu, mengeksplorasi lingkungan, menemukan kembali sesuatu konsep, hingga mampu
membuat sesuatu yang berharga. e
Anak belajar melalui interaksi sosial, baik dengan orang dewasa maupun dengan teman sebaya.
f Minat dan ketekunan anak akan memotivasi belajar anak.
e. Pijakan Menurut CCCRT 2005: pijakan main merupakan keharusan dalam memberikan pengalaman
main yang berkualitas. Vygotsky percaya pijakan belajar untuk anak membuat fungsi mental yang lebih tinggi mempunyai akar pada interaksi social dan kegiatan kerja sama, oleh karenanya,
anak dengan kebutuhan khusus yang tidak dibolehkan terlibat dalam pengalaman penuh, akan berkembang ketidakmampuan yang lebih lanjut yang lebih besar dari masalah primernya.
Kebetulan tahun ini iadk ada anak berkebutuhan khusus di PAUD Alam Pelopor. PAUD Alam Pelopor melakukan empat pijhakan dalam model pembelajaran BCCT.
Hanya saja pijakan menjadi tidak maksimal karena pembelajaran kurang mencerminkan pembelajaran yang memfasilitasi perkembangan anak secra individu. Dimana ini merupakan cara
pembelajaran terbaik bagi anak usia dini yang unik yang dilakukan dengan bermain. Sehingga pijakan kurang sesuai dengan apa yang menjadi dasar pembelajaran model BCCT menurut
CCCRT 2005: vii pijakan adalah dukungan yang berubah-ubah selama kegiatan belajar , yang jenis dan tingkatannya disesuaikan dengan kinerja dan perkembangan anak yang ingin dicapai,
yang diberikan untuk mencapai perkembangan yang lebih tinggi. Hal ini sesuai dengan landasan BCCT menurut Vygotsky tentang ZPD Zone Proximile Development bahwa anak akan
berkembang maksimal saat diberi stimulasi setingkat di atas yang telah dimilikinya dengan bangtuan orang dewasa. Dukungan ini akan terus berkurang seiring dengan tercapainya
kemampuan anak. Pijakan yang tepat akan menanamkan penguasaan diri dan kemandirian pada anak. Komponen yang mengikuti empat pijakan adalah harus hadirnya guru dalam memberikan
Ine Rahaju, 2014 Analisis Penyelengaraan Pendidikan Anak Usia Dini Yang Menggunakan Model Beyond Center And Circle
Time Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
pengalaman main yang berkualitas Empat pijakan pengalaman main tersebut seperti di uraikan sebelumnya adalah:
a Pijakan lingkungan terdiri dari:
1 Mengorganisasi lingkungan main dengan menyediakan alat bermain yang memberikan
tiga kesempatan main bagi tiap anak. 2
Merencanakan intensitas dan desitas pengalaman main 3
Paralatan main mendukung tiga jenis main 4
Peralatan main mendukung pengalaman literasi anak 5
Merancang kegiatan bermain anak yang mendukung interaksi social secara positif
b Pijakan sebelum main terdiri dari:
1 Membaca buku yang berhubungan dengan pengalaman main dan mengarahkan
kepahaman anak menganai suatu materi muatan main 2
Mengorganisisr perbendaharaan kata baru dan konsep yang mendukung standar pembelajaran
3 Memberikan ide bagaimana menggunakan material atau alat permainan
4 Mendiskusikan aturan dan harapan dari pengalaman main
5 Menerangkan Pengembangan pengetahuan yang di dapat selama waktu bermain
6 Mengorganisasikan anak untuk menciptakan kesuksesan dalam interaksi social
7 Merancang dan menyediakan tempat transisi bermain
Ketika buku, puisi, dan diskusi dipresentasikan anak disediakan informati yang akan memperluas kosa kata mereka.,pengetahuan dan penggunaan bahan. Selama waktu ini guru akan menyusun
irama untuk seluruh pengalaman bermain. Seluruh bahan dan aktivitas main akan dijelaskan dan dikemukakan harapan dari perilaku anak. Guru harus berhati-hati pada waktu transisi bermain
anak , memastikan setiap anak dapat kesempatan berputar dengan baik dalam pengalaman mainnya dan berinteraksi secara positif. Transisi yang aman dalam bermain dilaksanakan dengan
memberi kesempatan anak dengan pilihan sesuai warna baju, huruf awal dari nama, dan variable lainnya yang dapat dikategorikan. Ingat anak memiliki kemampuan ungtuk mengikuti tiga
perintah yang dibiasakan untuk keberhasilannya di sekolah selanjutnya.
c Pijakan saat main