Yuyun Kurniasari, 2014 Pengaruh Pembelajaran IPS Terpadu Terhadap Peningkatan Kemampuan
Berpikir Kritis Dan Bermakna Pada Siswa Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu Implikasi terhadap bahan ajar adalah bahwa bahan ajar merupakan
perpaduan dari berbagai disiplin ilmu sosial, yang dalam IPS SMP mencakup disiplin ilmu geografi, sosiologi, sejarah, dan ekonomi sehingga bahan ajar lebih
lengkap dan komprehensif dibandingkan dengan pembelajaran IPS secara terpisah monolitik. Hal ini mendorong siswa dapat memperoleh pemahaman
yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang saling berkaitan. Bahan ajar juga disusun berdasarkan lingkungan siswa dalam arti bahwa lingkungan
siswa tersebut dijadikan sebagai sumber belajar. Hal ini mendorong siswa lebih mengenal lingkungan sendiri
Penggunaan media dalam pembelajaran terpadu lebih komprehensif karena topiktema yang dipelajari mencakup empat kajian yang dipelajari sehingga
diperlukan ilustrasi yang lebih lengkap agar siswa memperoleh pemahaman yang optimal dalam pengkajian topiktema tersebut. Di samping dapat dijadikan sumber
belajar, lingkungan sekitar siswa sendiri dapat dijadikan sebagai media pembelajaran.
Pada aspek penilaian, pembelajaran terpadu lebih mengutamakan penilaian proses belajar di samping penilaian hasil belajar sehingga informasi
perkembangankemajuan belajar siswa dapat diperoleh lebih lengkap.
E. Hasil Penelitian yang Relevan
Beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis mengenai pendekatan pembelajaran terpadu diantaranya adalah
sebagai berikut: Penelitian pertama adalah disertasi Alexon 2009 yang berjudul
“Pengembangan Model Pembelajaran Terpadu Berbasis Budaya Untuk Meningkatkan Apresiasi Siswa Terhadap Budaya Lokal”. Hasil penelitian dan
pengembangan menemukan Model Pembelajaran Terpadu Berbasis Budaya MPTBB sebagai model pembelajaran yang cocok untuk memfasilitasi siswa
menguasai materi pelajaran IPS sebagai upaya meningkatkan apresiasinya terhadap budaya lokal. MPTBB terbukti secara signifikan lebih efektif untuk
Yuyun Kurniasari, 2014 Pengaruh Pembelajaran IPS Terpadu Terhadap Peningkatan Kemampuan
Berpikir Kritis Dan Bermakna Pada Siswa Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu meningkatkan apresiasi siswa terhadap budaya lokal dibandingkan dengan model
pembelajaran yang selama ini digunakan guru. MPTBB juga terbukti secara signifikan lebih efektif dalam meningkatkan
penguasaan siswa terhadap materi pelajaran IPS dibandingkan dengan model pembelajaran yang selama ini digunakan guru. Implikasi temuan ini adalah 1
perubahan peran guru dari pemberi materi ke pemandu dalam proses pembelajaran; 2 guru membutuhkan pembekalan awal; 3 pemanfaatan secara
optimal alat, media dan sumber yang tersedia; dan 4 administrator dan komite sekolah membutuhkan orientasi.
Temuan penelitian ini menghasilkan dalil 1 apresiasi siswa terhadap budaya lokal meningkat jika pembelajaran fokus pada tema yang dikembangkan
berdasarkan pengalaman awal budaya siswa; dan 2 hasil belajar meningkat jika pembelajaran mengintegrasikan budaya.
Penelitian kedua adalah tesis Muhamad Alwi 2009, yang melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Pembelajaran Terpadu Model Shared Terhadap
Pemahaman Konsep Dan Keterampilan Berfikir Kritis Siswa SD eksprimen di kelas IV SD 1 No.252 Pao kec. Tarowang Kabupaten Jeneponto Sulawesi
Selatan ”. Dari hasil penelitian terbukti bahwa pembelajaran terpadu model shared
dapat meningkatkan pemahaman konsep dan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran IPS.
Pendekatan terpadu yang dikembangkan guru terlihat mampu merangsang anak untuk membandingkan, membuat generalisasi, menerima atau menolak
gagasan, serta menemukan hubungan sebab akibat dari eksplorasi yang mereka lakukan.
Penelitian ketiga adalah penelitian Mokhamat Muhsin 2010 dalam disertasi yang berjudul “Pengembangan Model Pembelajaran Terpadu Berbasis
Permainan Kotak Jaring Laba-Laba Untuk Meningkatkan Kesiapan Belajar Membaca, Menulis, dan Berhitung Anak Usia Dini:Studi pada Kelompok
Bermain Dharma Putra Desa Turus Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri Provinsi
Yuyun Kurniasari, 2014 Pengaruh Pembelajaran IPS Terpadu Terhadap Peningkatan Kemampuan
Berpikir Kritis Dan Bermakna Pada Siswa Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu Jawa Timur” dengan tahapannya terdiri atas : kegiatan awal, yakni menciptakan
kondisi belajar yang kondusif, apersepsi dan do‟a bersama, kegiatan inti, yakni
bermain, pemberian bimbingan, reinforcement, serta kegiatan akhir, yakni refleksi, kesimpulan,cerita bersambung, dan do‟a bersama.
Model PT-PKJL telah terbukti secara signifikan lebih efektif meningkatkan kesiapan belajar membaca, menulis, dan berhitung anak usia dini dibandingkan
dengan model pembelajaran yang selama ini digunakan. Kelebihan model PT- PKJL antara lain: 1 motivasi pendidik dan anak didik tinggi dalam proses
penentuan tema, 2 mudah dilakukan, pembelajaran berlangsung alami, 3 mempermudah perencanaan, 4 memudahkan anak untuk melihat berbagai
kegiatan yang berbeda, namun saling terkait dalam satu tema, dan 5 dapat memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar. Sedangkan
kelemahannya antara lain: 1 pendidik kesulitan menentukan tema yang sesuai dengan minat dan tugas perkembangan anak, 2 kegiatan evaluasi autentik dan
portofolio memerlukan tenaga, waktu dan peralatan yang rumit, 3 menimbulkan kesan bahwa anak-anak hanya diajak bermain, 4 dibutuhkan waktu dan pikiran
untuk mengaitkan tema dengan sumber belajar yang tersedia, 5 membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan model ini.
Berdasarkan temuan-temuan penelitian menunjukkan bahwa model PT- PKJL relevan dengan karakteristik anak usia dini, dapat diterapkan dalam proses
pembelajaran di kelompok bermain, dan memiliki tingkat keefektifan yang signifikan dalam membantu anak mencapai kesiapan belajar membaca, menulis,
dan berhitung
yang sesuai
dengan minat,
karakteristik dan
tugas perkembangannya. Maka dengan demikian model PT-PKJL juga memiliki
kelayakan untuk dikembangkan pada lembaga-lembaga PAUD. Penelitian keempat adalah disertasi Uus Karwati 2011
, berjudul “Sanggar Kampung Seni Wisata Manglayang Sebagai Wahana Pendidikan Seni Di
Kabupaten Bandung : Studi kasus pembelajaran terpadu melalui pendekatan tematik berbasis seni pada usia tingkat awal” menghasilkan beberapa temuan
Yuyun Kurniasari, 2014 Pengaruh Pembelajaran IPS Terpadu Terhadap Peningkatan Kemampuan
Berpikir Kritis Dan Bermakna Pada Siswa Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu penelitian antara lain: 1 Sanggar Kampung Seni Wisata Manglayang layak
dijadikan sebagai wahana kegiatan belajar seni budaya karena memiliki fasilitas, sarana dan prasarana yang memadai, dan instruktur yang kompeten, 2 Proses
pembelajaran seni terpadu melalui pendekatan tematik berbasis seni pada usia tingkat awal dirasakan sangat bermakna didukung dengan perencanaan, proses
dan evaluasi bersama antara pihak pengelola dan warga belajar yang harmonis dan kondusif;
Penerapan pendekatan partisipatif mengarah pada student centered menumbuhkan
suasana belajar
yang humanis,
pengembangan materi
pembelajaran seni menjadi variatif, aktif dan kreatif. Evaluasi bersama antara pihak instruktur, warga belajar dan peneliti, mendukung keberhasilan dan
mengatasi kesulitan proses pembelajaran. Kesimpulan hasil penelitian ini: a sanggar Kampung Seni layak dan
memadai sebagai wadah pembinaan seni budaya masyarakat, b Penerapan pembelajaran terpadu melalui pendekatan tematik berbasis seni tepat
diaplikasikan, hal ini didasarkan pada perbedaan hasil pretest dan posttest yang signifikan pada kemampuan dan pemahaman nilai-nilai seni budaya peserta didik
yang berdampak positif terhadap peningkatan program dan eksistensi sanggar tersebut.Saran yang diajukan yakni perlunya mewujudkan model sanggar seni
yang layak dengan sarana dan prasarana yang memadai serta instruktur yang kompeten guna memberikan layanan pembelajaran seni yang bermakna agar
mampu meningkatkan eksistensi sanggar seni sebagai pusat belajar seni budaya secara optimal. Sebagai rekomendasi, hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar
penelitian lanjutan lainnya. Dari empat penelitian terdahulu di atas, diperoleh kesimpulan bahwa
pembelajaran terpadu terbukti secara signifikan lebih efektif dalam meningkatkan penguasaan materi pembelajaran IPS, meningkatkan kesiapan belajar membaca,
menulis, dan berhitung anak usia dini, tepat diaplikasikan pada pembelajaran seni
Yuyun Kurniasari, 2014 Pengaruh Pembelajaran IPS Terpadu Terhadap Peningkatan Kemampuan
Berpikir Kritis Dan Bermakna Pada Siswa Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu sehingga dirasakan lebih bermakna, dan dapat meningkatkan pemahaman konsep
dan berpikir kritis siswa SD pada mata pelajaran IPS. Efektifitas pembelajaran terpadu seperti tersebut di atas mendorong penulis
untuk melakukan penelitian apakah pembelajaran IPS Terpadu juga efektif meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan bermakna pada siswa SMP.
Penelitian ini didasarkan pada masalah bahwa pada umumnya pelaksanaan pembelajaran IPS di SMP masih dilaksanakan secara terpisah sesuai bidang kajian
geografi, sejarah, sosiologi dan ekonomi. Di samping itu juga siswa kurang terlibat aktif berpikir selama proses pembelajaran, dan materi pelajaran IPS
cenderung bersifat hafalan sehingga pembelajaran menjadi tidak bermakna.
F. Kerangka Pemikiran