Yuyun Kurniasari, 2014 Pengaruh Pembelajaran IPS Terpadu Terhadap Peningkatan Kemampuan
Berpikir Kritis Dan Bermakna Pada Siswa Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu Pembelajaran bermakna sebagai hasil dari kegiatan pembelajaran yang
ditandai oleh terjadinya hubungan antara aspek-aspek, konsep-konsep, informasi atau situasi baru dengan komponen-komponen yang relevan di dalam struktur
kognitif siswa. Proses belajar tidak sekedar menghafal konsep-konsep atau fakta belaka, tetapi merupakan kegiatan menghubungkan konsep-konsep untuk
mendapatkan atau menghasilkan pemahaman yang utuh sehingga konsep yang dipelajari akan dipahami secara baik dan tidak mudah dilupakan. Dengan
demikian, agar terjadi pembelajaran bermakna maka guru harus selalu berusaha mengetahui dan menggali konsep-konsep yang telah dimiliki oleh peserta didik
dan membantu memadukannya secara harmonis dengan pengetahuan baru yang akan diajarkan. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan National
Council for the Social Studies 1994: 169 yang menyatakan bahwa: Students develop new understanding through a process of active construction.
They do not passively receive or copy curriculum content; rather, they actively process it by relating it to what they already know or think they know about
the topic.
Pernyataan NCSS tersebut membawa implikasi kepada guru bahwa dalam proses pembelajaran guru dituntut memiliki kemampuan membuat perencanaan
pembelajaran yang memungkinkan siswa belajar secara aktif bukan hanya sekedar hafalan, tetapi mendorong siswa agar memahami apa yang mereka pelajari dengan
cara menghubungkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang sudah dimiliki siswa sebelumnya.
C. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
1. Pengertian dan Tujuan Pendidikan IPS
Merumuskan dasar konseptual pendidikan IPS yang seragam sampai saat ini masih sulit. Suwarma Al Muchtar 2008:3 menyatakan bahwa IPS itu sendiri
diangkat dari berbagai disiplin ilmu dan disajikan di berbagai jenjang pendidikan yang disesuaikan dengan tujuan dari setiap jenjang dan jenis pendidikan tersebut,
Yuyun Kurniasari, 2014 Pengaruh Pembelajaran IPS Terpadu Terhadap Peningkatan Kemampuan
Berpikir Kritis Dan Bermakna Pada Siswa Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu sehingga untuk merumuskan gagasan konseptual tersebut, masih menggunakan
referensi asing. IPS berasal dari literatur pendidikan Amerika Serikat. Nama asli IPS di
Amerika Serikat adalah “Social Studies”. Social Scence Education Council SSEC menyebut IPS sebagai “Social Science Education”, sedangkan National
Council for Social Studies NCSS, menyebut IPS dengan istilah “Social Studies”.
NCSS 1994: 3 telah mendefinisikan IPS sebagai berikut : Social studies is the integrated study of the social sciences and humanities
to promote civic competence. Within the school program, social studies provides coordinated, systematic study drawing upon such disciplines as
anthropology, archeology, economics, geography, history, law, philosophy, political science, psychology, religion, and sociology, as well as appropriate
content from the humanities, mathematics, and natural sciences. The primary purpose of social studies is to help young people develop the ability to make
informed and reasoned decisions for the public good as citizens of a culturally diverse, democratic society in an interdependent world.
Pengertian tersebut di atas menunjukkan bahwa IPS merupakan kajian terintegrasi dari ilmu-ilmu sosial dan humaniora untuk mengembangkan nilai
kewarganegaraan. Pendidikan kewarganegaraan mengandung arti bahwa siswa harus dipersiapkan untuk berpartisipasi secara efektif dalam dinamika kehidupan
masyarakat. Siswa memiliki kesadaran untuk meningkatkan prestasinya sebagai bentuk tanggung jawab warganegara yang setia pada negara. Pendidikan nilai
dalam tujuan ini lebih ditekankan pada kewarganegaraan. Materi yang disajikan, misalnya ketika berbicara tentang lingkungan sekolah, maka anak diminta untuk
belajar dengan baik. Mereka adalah generasi penerus yang akan menggantikan generasi sekarang.
Hal lain yang dapat disimpulkan dari pengertian dia atas adalah bahwa pendidikan IPS yang diberikan di persekolahan pada jenjang dasar sampai
pendidikan menengah, ditandai dengan keterpaduan. Pada tingkat SMP, keterpaduan ini bersifat interdisipliner.
Yuyun Kurniasari, 2014 Pengaruh Pembelajaran IPS Terpadu Terhadap Peningkatan Kemampuan
Berpikir Kritis Dan Bermakna Pada Siswa Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu Forum Komunikasi II HISPIPSI di Yogyakarta 1991 merumuskan
pendidikan IPS sebagai penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan
disajikan secara ilmiah dan pedagogispsikologis untuk tujuan pendidikan Somantri, 2001:92. Menurut Somantri, istilah penyederhanaan digunakan pada
Pendidikan IPS pada pendidikan dasar dan menengah dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa tingkat kesukaran bahan harus sesuai dengan tingkat
kecerdasan dan minat siswa. Pengertian tersebut, mirip dengan rumusan yang dikembangkan oleh Edgar Bruce Wesley yang mengemukakan bahwa pendidikan
IPS dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah, sebagai “…the social sciences simplified for pedagogical purposes
”dalam Zevin, 2007: 5. Menurut Wesley, Pendidikan IPS merupakan penyederhanaan dari ilmu-ilmu sosial untuk
kepentingantujuan pendidikan. Pendidikan IPS untuk tingkat sekolah sangat erat kaitannya dengan disiplin
ilmu-ilmu sosial yang terintegrasi dengan humaniora dan ilmu pengetahuan alam yang dikemas secara ilmiah dan pedagogis untuk kepentingan pembelajaran di
sekolah. Tujuan utama Ilmu Pengetahuan Sosial adalah “…to help students depelop
the ability to make rational decisions so that they can resolve personal problems, and through social action, influence public policy
” Banks, 1977: 31. Tujuan IPS yang dikemukakan oleh Banks tersebut pada dasarnya adalah mengembangkan
potensi siswa agar peka terhadap masalah sosial, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi
setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat.
Fraenkel 1980 : 8-11 membagi tujuan IPS dalam empat kategori yaitu 1 Pengetahuan; 2 Keterampilan; 3 Sikap; dan 4 Nilai. Pengetahuan adalah
kemahiran dan pemahaman terhadap sejumlah informasi dan ide-ide. Tujuan pengetahuan ini membantu siswa untuk belajar lebih banyak tentang dirinya,
Yuyun Kurniasari, 2014 Pengaruh Pembelajaran IPS Terpadu Terhadap Peningkatan Kemampuan
Berpikir Kritis Dan Bermakna Pada Siswa Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu fisiknya dan dunia sosial. Misalnya, siswa dikenalkan dengan konsep apa yang
disebut dengan lingkungan alam, lingkungan buatan, keluarga, tetangga, dan lain- lain.
Keterampilan adalah pengembangan kemampuan-kemampuan tertentu sehingga digunakan pengetahuan yang diperolehnya. Beberapa keterampilan yang
ada dalam IPS menurut Fraenkel 1980:9 adalah: a.
Keterampilan berpikir
yaitu kemampuan
mendeskripsikan, mendefinisikan,
mengklasifikasi, membuat
hipotesis, membuat
generalisasi, memprediksi, membandingkan dan mengkontraskan, dan melahirkan ide-ide baru.
b. Keterampilan akademik yaitu kemampuan membaca, menelaah, menulis,
berbicara, mendengarkan, membaca dan meninterpretasi peta, membuat garis besar, membuat grafik dan membuat catatan.
c. Keterampilan penelitian yaitu mendefinisikan masalah, merumuskan suatu
hipotesis, menemukan dan mengambil data yang berhubungan dengan masalah, menganalisis data, mengevaluasi hipotesis dan menarik
kesimpulan, menerima, menolak atau memodifikasi hipotesis dengan tepat.
d. Keterampilan sosial yaitu kemampuan bekerjasama, memberikan
kontribusi dalam tugas dan diskusi kelompok, mengerti tanda-tanda non- verbal yang disampaikan oleh orang lain, merespon dalam cara-cara
menolong masalah yang lain, memberikan penguatan terhadap kelebihan orang lain, dan mempertunjukkan kepemimpinan yang tepat.
Sikap adalah kemahiran mengembangkan dan menerima keyakinan- keyakinan, interes,
pandangan-pandangan, dan kecenderungan tertentu.
Sedangkan nilai adalah kemahiran memegang sejumlah komitmen yang mendalam, mendukung ketika sesuatu dianggap penting dengan tindakan yang
tepat. Sependapat dengan Fraenkel, Sapriya 2009:12 menyatakan bahwa IPS di
tingkat sekolah pada dasarnya bertujuan untuk mempersiapkan para peserta didik sebagai
warga negara
yang menguasai
pengetahuan knowledge,
keterampilanskills, sikap dan nilai attitudes and values yang dapat digunakan sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah pribadi atau sosial serta
Yuyun Kurniasari, 2014 Pengaruh Pembelajaran IPS Terpadu Terhadap Peningkatan Kemampuan
Berpikir Kritis Dan Bermakna Pada Siswa Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu kemampuan
mengambil keputusan
dan berpartisipasi
dalam kegiatan
kemasyarakatan agar menjadi warga negara yang baik.
2. Karakteristik dan Ruang Lingkup Materi Pendidikan IPS