Rumusan Masalah Tujuan dan Manfaat Penelitian Kabupaten Karo

11 Sama halnya untuk mengetahui isi pemikiran masyarakat Sugihen mengenai konsep aron. Maka untuk itu, penulis perlu berkomunikasi dengan masyarakat Lau Solu dengan memahami bahasa setempat. Melalui pengamatan yang terfokus pada rangkaian peristiwa dalam rentang waktu dengan perhatian pada hubungan yang satu terkait antara satu peristiwa dengan peristiwa yang lainnya.

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalah penelitian ini adalah menguraikan tentang kehidupan aron di Desa Lau Solu. Maka ruang lingkup masalah yang akan diteliti difokuskan pada : 1. Bagaimana Pergeseran Nilai Aron pada masyarakat Desa Lau Solu ? 2. Apa motivasi masyarakat Suku Alas Pendatang sebagai aron di Desa Lau Solu ? 3. Bagaimana terbentuknya sebuah komunitas aron di Desa Lau Solu ?

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian

A.Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pergeseran makna serta mengetahui pergeseran Aron pada masyarakat Desa Lau Solu dan Bagaimana terbentuknya sebuah komunitas aron di Desa Lau Solu serta Apa motivasi masyarakat Suku Gayo Pendatang sebagai Aron di Desa Lau Solu.

B. Manfaat penelitian

12 Manfaat penelitian ini dapat dilihat secara akademis dan praktis. Secara akademis, manfaatnya menambah pemahaman mengenai makna Aron pada masyarakat Karo di Desa Lau Solu. Secara praktis manfaatnya adalah memberikan sumbangan pemikiran dan masukan-masukan kepada masyarakat luas dalam bagaimana sebuah realita sosial dalam perkembangan dan perubahan sebuah tradisi.

1.5 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodologi penelitian kualitatif. Metode ini digunakan dengan tujuan menghasilkan tulisan etnografis yang bersifat deskriptif mengenai pergeseran makna aron tersebut. Creswell dalam Kuswarno, 2008:34 menjabarkan elemen – elemen inti dari penelitian etnografi yaitu: 1. Penggunaan penjelasan yang detail. 2. Gaya laporan bersifat cerita storry telling. 3. Menggali tema – tema kultural, seperti tema – tema tentang peran dan perilaku masyarakat. 4. Menjelaskan kehidupan keseharian orang – orang everyday life of person bukan peristiwa khusus yang menjadi pusat perhatian. 5. Laporan keseluruhan perpaduan antara deskriptif, analitis dan interpretatif. 6. Hasil penelitian memfokuskan bukan pada apa yang menjadi agen perubahan tetapi pada pelopor untuk berubah yang bersifat terpaksa. Penelitian etnografi memfokuskan pada penelitian lapangan filed works, yaitu dengan memilih lokasi penelitian tertentu sebagai tempat untuk melakukan pengumpulan data sesuai dengan masalah penelitian yang telah ditetapkan. Spradley 1997: 3 menyatakan bahwa etnografi merupakan kegiatan mendeskripsikan suatu kebudayaan yang 13 bertujuan untuk memahami suatu pandangan hidup dari sudut pandang penduduk asli. Sebagaimana juga yang dikatakan Malinowski, tujuan etnografi adalah memahami sudut pandang penduduk asli, hubungannya dengan kehidupan, untuk mendapatkan pandangan mengenai dunianya 1922: 25. Oleh karena itu, penelitian etnografi melibatkan aktivitas belajar mengenai dunia orang yang telah belajar melihat, mendengar, berfikir, dan bertindak dengan cara yang berbeda. Tidak hanya mempelajari masyarakat, lebih dari itu etnografi berarti belajar dari masyarakat. Spradley 1997: xvi menjelaskan ciri – ciri khas dari metode penelitian lapangan etnografi ini adalah sifatnya yang holistic-integratif saling berkaitan dan menyatu, thick description deskripsi yang mendalam dan analisis kualitatif dalam rangka mendapatkan native’ s point of view sudut pandang masyarakat yang diteliti. Prosedur penelitian kualitatif lebih bersifat sirkuler, artinya dalam hal – hal tertentu langkah atau tahapan penelitian dapat diulang satu atau beberapa kali sampai diperoleh data yang lengkap untuk membangun teori dasar grounded theory. Dalam konteks ini, peneliti dimungkinkan untuk beberapa kali turun kelapangan Berutu, dkk. 2001:46. Dalam penelitian ini ada dua jenis data yang digunakan, yaitu data primer dan data sekunder. Adapun data primer diperoleh dari lapangan melalui observasi dan wawancara, sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh dari Pemerintah Kabupaten Karo serta beberapa data dari internet, jurnal sebagainya yang berhubungan dengan penelitian ini. Dengan metode penelitian etnografi ini saya akan memaparkan makna dan bagaimana terbentuknya aron sesuai dengan pokok permasalahan yang saya teliti. Dengan metode etnografi saya akan berinteraksi langsung dengan masyarakat yang diteliti untuk mendapatkan data – data yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian etnografi yaitu: Hidup Bersama Masyarakat yang 14 diteliti Untuk mendapatkan data secara mendalam tentang permasalahan yang akan saya kaji dalam penelitin ini maka saya akan tinggal bersama masyarakat yang akan saya teliti. Dengan begitu, saya bisa lebih mendekatkan diri terhadap masyarakat yang akan saya teliti. Dengan adanya interaksi antara saya dengan informan maka akan lebih memudahkan saya untuk memperoleh data yang saya butuhkan. 1. Wawancara Mendalam interview guide Wawancara akan saya lakukan dengan para informan di tempat penelitian saya. Adapun wawancara yang akan saya lakukan adalah wawancara mendalam untuk menggali data yang lebih banyak mengenai permasalahan dalam penelitian ini. Saya juga akan menggunakan pedoman wawancara intervie guide untuk memudahkan saya melakukan Tanya jawab dengan informan. 2. Pengamatan observasi Saya juga akan melakukan observasi yang bersifat pasrtisipasi terlibat langsung dengan tempat dimana saya akan melakukan penelitian. Dimana saya akan mengamati perilaku setiap informan dengan cara lansung melibatkan diri dalam kegiatan tertentu yang terjadi di lokasi penelitian. Dengan begitu saya akan jauh lebih banyak mengetahui hal – hal yang tidak perlu saya tanyakan kepada informan, karena saya telah mengamati perilaku informan secara langsung. 3. Penggunaan Kamera Pada saat melakukan pengumpulan data penelitian akan menggunakan kamera sebagai alat untuk mendokumentasikan perilaku informan maupun hal – hal yang bersifat fisik atau non fisik yang saya anggap penting untuk dijadikan dokumen dan akan mempermudah saya 15 untuk mengingat peristiwa atau kejadian penting yang terjadi selama saya melakukan penelitian. Dokumentasi yang dihasilkan akan membantu memaparkan suatu peristiwa maupun hal – hal penting baik itu bersifat fisik atau non fisik untuk dijadikan sebagai data tambahan dalam penelitian ini. 6.Informan Penelitian Informan penelitian terdiri dari informan kunci dan informan biasa. Informan kunci adalah: Orang – orang yang paham dan mengerti benar mengenai masalah yang akan diteliti dan terlibat langsung dalam masalah. Seperti pemilik atau penanggung jawab lokasi. Sedangkan informan biasa adalah: Orang – orang yang dapat memberikan informasi mengenai suatu masalah sesuai dengan pengetahuan mereka saja sekilas. 16

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

2.1. Kabupaten Karo

Kabupaten Karo merupakan salah satu Kabupaten yang terdapat di Provinsi Sumatera Utara, yang terletak pada jajaran Dataran Tinggi Bukit Barisan dan sebelah barat daya berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia serta merupakan daerah hulu sungai. Secara geografis Kabupaten Karo terletak pada koordinat 2050’ – 3019’ Lintang Utara dan 97055’ - 98038’ Bujur Timur. · Sebelah Utara : Kabupaten Langkat dan Kabupaten Deli Serdang · Sebelah Selatan : Kabupaten Dairi dan Kabupaten Samosir · Sebelah Barat : Provinsi Nangroe Aceh Darusalam · Sebelah Timur : Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Simalungun Kabupaten Karo mempunyai wilayah seluas 2.127,25 Km2 atau 2,97 dari luas Provinsi Sumatera Utara. Terdiri dari 17 kecamatan dan 262 desa. Wilayah yang terluas adalah Kecamatan Mardingding yakni 267,11 Km2 12,56 dari luas kabupaten, dan kecamatan dengan luas terkecil adalah Kecamatan Berastagi seluas 30,5 Km2 1,43 dari luas kabupaten.

2.2. Desa Lau solu