Terbentuknya Kelompok Aron Aron pada Masyarakat Karo (Konsep Aron pada Masyarakat Lau Solu dalam Bidang Pertanian di Desa Lau Solu Kecamatan Mardinding Kabupaten Karo

35 sebagai aron. Akan tetapi disaat istri mereka sudah selesai bekerja sebagai aron suami dapat melakukan aktivitasnya terlepas sebagai perkerja aron seperti berkumpul dengan pekerja aron laki-laki di kedai kopi maupun di kedai lapo tuak yang ada disana, hingga ada panggilan dari sang pemilik lahan untuk menyewa jasa mereka lagi.

3.2. Terbentuknya Kelompok Aron

Pada dasarnya aron di Desa Lau Solu merupakan suatu bentuk kerja sama untuk mengerjakan lahan dalam bidang pertanian. Masyarakat desa ini membentuk satu kelompok untuk mengerjakan lahan pertaniannya secara berganti-gantian contohnya, dalam satu hari maupun dua hari kelompok ini mengerjakan satu lahan pertanian milik dari anggota kelompok tersebut, begitulah secara bergantian hingga pekerjaan lahan mereka selesai dikerjakan. Konsep gotong –royong pada saat sekarang, makna aron pada masyarakat Desa Lau Solu telah berubah itu disebabkan karena adanya perubahan atau makna gotong-royong menurut bapak Kita Ginting : ‘Aku enggo 60 tahun tubuh jenda, adi nai aron labonggalar egia adi gundari perbahen enterem kalak i kuta enda anak peranana melala merantau erbahenken sekolah ku kota ntah pe erbahenken erdahin ku medan. Maka enterem kalak bas kuta enda mbuat kalak alas itamaken bas juma kalak jenda, enca erbahenken reh sitikna anak perana maka reh ndekahna maka reh nteremna ka kalak alas erdahin ku kuta enda jadi aron siupahi.’ Artinya : saya sudah 60 tahun tinggal disini , jadi kalau dulu aron tidak pernah Universitas Sumatera Utara 36 dibayar ataupun diupah , tetapi kalau sekarang karena banyak pemuda yang merantau untuk pendidikan kekota maupun yang bekerja dan mencari kerja disana. Maka banyak masyarakat dikampung ini mengambil orang alas diberi pekerjaan keladang mereka, setelah itu dikarenakan semakin sedikitnya pemuda maka semakin banyak masyarakat alas kerja kekampung ini menjadi aron upahan. Dari kutipan diatas menurut Bapak Kita Ginting yang menyebabkan ialah akibat pemudanya banyak yang melakukan Urbanisasi salah satu faktor mengapa Desa Lau Solu kekurangan tenaga di Desa nya, sehinggadidatangkan aron dari luar Desa tersebut. Dalam pembentukan kelompok aron setiap orang berhak menentukan siapa peserta aronnya sendiri. Jam kerja dimulai pada pukul 8.00 Wib – Pukul 18.00 Wib, pembagian kerja dilakukan berdasarkan jenis pekerjaan misalnya pada saat panen pekerjaan laki-laki adalah mengangkat kumpulan-kumpulan padi yang sudah selesai dipotong raden. Pada saat ini masyarakat sudah menggunakan uang dalam membayar tenaga aron, bagi peserta aron yang tidak dapat datang pada waktu proses bekerja, maka ia membayar dengan uang kepada peserta aron tersebut sesuai dengan gaji aron satu hari, gaji aron pada saat ini adalah Rp. 4000hari. Pada saat pekerjaan di sawah masing- masing peserta kosong, kelompok aron tersebut akan bekerja di sawah orang lain yang membutuhkan tenaga kerja. Pemilik sawah akan menanyakannya kepada ketua aron. Gaji yang akan diterima juga akan diberikan kepada ketua aron selanjutnya ketua aron yang akan membagikan kepada peserta lainnya. Makanan dan minuman sudah disediakan oleh pemilik sawah untuk makan siang namun sayur tidak ditanggung oleh peserta aron.

3.3. Keluarga Aron