Aron Lokal Aron pada Masyarakat Karo (Konsep Aron pada Masyarakat Lau Solu dalam Bidang Pertanian di Desa Lau Solu Kecamatan Mardinding Kabupaten Karo

42 oleh sipemilik lahan ataupun orang yang memakai tenaga mereka. Para pekerja aron tersebut membawa seluruh anggota keluargannya untuk tinggal sementara di Desa Lau Solu.

3.5. Aron Lokal

Pada dasarnya dibentuknya aron tersebut adalah untuk memudahkan penyelesaian pekerjaan- pekerjaan di sawah maupun di ladang. Pekerjaan yang tadinya begitu berat maka akan terasa lebih ringan. Pada saat bekerja terasa suasana ramai dan gembira sehingga perasaan letih pun berkurang. Dalam pelaksanaan aron terdapat beberapa aturan dan cara-cara serta peranan yang saling berkaitan satu sama lain, yang ditempuh ataupun yang dilaksanakan oleh setiap pesertanya, yakni seseorang yang membutuhkan tenaga tambahan dalam mengisi kekurangan tenaga di lingkungan keluarganya. Setiap peserta wajib mengembalikan jasa gegeh yang pernah diterimanya, dan setiap peserta berhak menerima jasa peserta lain pada waktu kegiatan yang sama. Misalnya hari ini bekerja di sawah si A, maka si B harus wajib datang untuk mengerjakan pekerjaan si A. Sebalikknya, ketika tiba giliran si B maka si A wajib datang mengerjakan sawah si B. Adanya kerja sama ini bertujuan adanya timbal balik diantara satu sama lain, yang saling membutuhkan. Keanggotaan dalam satu kelompok aron berjumlah diantara 6-12 orang aron si sepuluh dua. Setiap anggota mempunyai dan memiliki kesempatan yang sama dalam meyelesaikan pekerjaan masing-masing. Pada umumnya yang menjadi anggota peserta aron adalah orang tua baik itu laki-laki perbapan, dan perempuan pernanden dan ada juga muda-mudi singuda-nguda-anak perana yang sudah mampu untuk bekerja. Hak dan kewajiban dari setiap anggota aron adalah sama yaitu peserta kelompok harus bekerja bersama-sama di lahan baik itu di ladang maupun di sawah setiap anggota Universitas Sumatera Utara 43 kelompok, dan berhak untuk menerima kembali tenaga yang telah diberikan sebelumnya kepada anggota kelompoknya. Dahulu panen dilakukan sekali dalam setahun, padi yang ditanam tidak dijual tetapi dijadikan beras untuk makan kalaupun ada yang untuk dijual untuk itupun membeli kebutuhan sehari-hari seperti garam, dan minyak tanah. Untuk mendapatkan keperluan dan untuk menjual hasil ladang mereka, warga harus pergi ke pasar atau disebut dengan tiga. Nama pasar tersebut adalah tiga Lau baleng yang berada di sebelah timur Desa Lau Solu dan yang kedua adalah tiga mardinding yang berada di sebelah barat Desa Lau Solu. Untuk mencapai pasar tersebut warga harus berjalan kaki dan menjunjung barang yang mereka bawa. Saat mengerjakan pekerjaan di ladang mereka melakukannya dengan cara siurup- urupen yaitu dengan saling membantu antara satu keluarga dengan keluarga yang lain setiap ada pekerjann di ladang. Adapun tahap-tahap yang dilakukan dalam pengolahan ladang adalah dimulai dari menebang pohon ngerabi, pohon-pohon akan ditebang sesuai dengan luas lahan yang akan dijadikan untuk tempat bercocok tanam. Pohon-pohon yang sudah ditebang akan dikumpulkan dan akan dibawa pulang untuk dijadikan kayu bakar. Alat yang diperlukan untuk menebang pohon tersebut adalah kapak dan parang. Pekerjaan ngerabi dikerjakan oleh laki-laki baik yang sudah menikah maupun yang belum menikah yaitu pemuda anak perana yang dianggap sudah mampu untuk bekerja. Sedangkan para kaum perempuan baik itu ibu-ibu maupun anak gadis singuda- nguda membantu mengangkat ranting-ranting kayu yang sudah dipotong, serta menyediakan makanan dan minuman. Setelah pohon-pohon sudah selesai ditebang maka proses selanjutnya adalah membabat ngerentes. Rumput-rumput yang berada di lahan tersebut akan dibabat supaya lebih mudah untuk membersihkan lahan. Setelah Universitas Sumatera Utara 44 rumput-rumput tersebut selesai dibabat maka akan dikumpulkan kemudian dibakar. Setelah rumput- rumput selesai dibakar, lahan dibiarkan selama beberapa hari sampai hujan turun, dengan tujuan supaya dalam proses pengolahan tanah lebih mudah mengerjakannya. Proses selanjutnya adalah penanaman nuan, pada proses ini tanah akan dilubangi dengan menggunakan kayu lebeng, kemudian bibit padi dimasukkan ke dalam lubang sebanyak tiga biji kemudian ditutup dengan tanah. Setelah proses penanaman selesai, proses selanjutnya adalah perawatan yaitu membersihkan rumput-rumput yang berada di sekitar tanaman padi merumput, alat yang diperlukan adalah cukup dengan tangan saja. Pekerjaan merumput dikerjakan oleh kaum perempuan baik itu ibu-ibu pernanden maupun anak gadis singuda-nguda. Proses selanjutnya adalah panen rani, padi yang sudah tua akan dipotong dengan menggunakan ketam yaitu terbuat dari bambu yang dibuat berbentuk pisau yang tajam. Setelah proses memotong selesai maka potongan-potongan padi tersebut akan dikumpulkan kemudian akan dibersihkan ngerik yaitu memisahkan buah dari batangnya dengan cara menginjak-injak batang padi tersebut dengan kaki. Setelah selesai selanjutnya akan dibersihkan ngangin kemudian dijemur sampai kering supaya tidak berbau, setelah itu dibawa kerumah dengan menjunjung. Setelah itu padi tersebut di simpan di lumbung yaitu tempat penyimpanan padi. Pekerjaan memotong padi dikerjakan secara bersama-sama baik itu laki-laki maupun perempuan. Dalam pengolahan lahan di ladang dikerjakan secara bersama-sama diantara satu keluarga dengan keluarga lainnya atau disebut dengan siurup-urupen. Setiap keluarga yang membutuhkan bantuan tenaga untuk mengerjakan ladangnya, cukup dengan meminta bantuan kepada kerabatnya dengan sedang hati mereka akan membantu. Pada saat itu, jam kerja tidak ditentukan oleh pemilik ladang, jika hari sudah sore pekerjaan akan Universitas Sumatera Utara 45 ditinggalkan dan dilanjutkan besok. Pembagian pekerjaan dilihat dari jenis pekerjaan yang dilakukan.

3.6. TAHAP – TAHAP KEGIATAN ARON DALAM MENGELOLA SAWAH