80
pekerjaan tersebut masih tanggung jawab  yang punya sawah, dimana apabila pekerjaan tersebut tidak selesai maka harus menyewa tenaga  upahan  lainnya, disamping itu pemilik
sawah harus mengontrol pekerjaan mereka.
4.3. Kondisi yang berubah pada pelaksanaan aron 4.3.1. Kondisi Tahun 1900
Pada  tahun  1900  luas  lahan  sawah  di  Desa  Lau Solu  adalah  225  Ha,  jumlah penduduk  yang  terdapat  adalah  40  KK,  masing-masing  warga  memiliki  lahan  sawah
kebanyakan sekitar  4 - 5  Ha.  alat-alat  yang digunakan dalam bertani  yang digunaakan  oleh warga  untuk  mengolah sawah  antara  lain  untuk  membajak  sawah  warga  menggunakan
alat  seperti cangkul   yang   berfungsi   untuk   membalikkan   lapisan   tanah,   selain   itu   warga juga menggunakan   tenaga   hewan   yaitu   kerbau Alat yang digunakan  ketika panen yaitu
untuk memotong padi warga menggunakan ani-ani  yaitu terbuat  dari  bambu.  Untuk membersihkan dinding sawah warga menggunakan cangkul sedangkan  untuk  membawa
padi  kerumah  adalah  dengan  menjunjung  ijujung  dan sebagian  ada  juga  yang menggunakan  pedati  gereta  lembu,  kemudian  hasil  panen tersebut akan disimpan ke
dalam lumbung yaitu tempat penyimpanan padi. Dalam menyelesaikan pekerjaan di sawah masyarakat mengerjakan secara siurup-
urupen  jumlah orang yang mengerjakan pekerjaan tersebut berdasarkan jumlah anggota. Jam kerja di mulai dari puku l 07.00 Wib- 18.00 Wib, dalam mengerjakan pekerjaan di sawah
laki-laki  lebih  berperan  aktif  dari  pada  perempuan,  seperti  membajak  sawah, membabat
Universitas Sumatera Utara
81
ngerentes, menanam   neldek, dan  memotong
padi      nabi. Bentuk kompensasi yang diberikan bersifat tenaga gegeh. Adapun konsumsi yang disediakan
pemilik sawah adalah makanan dan minuman, makanan seperti nasi putih,  ikan sayur- sayur sedangkan untuk minuman adalah air putih dan nira lau pola. Dalam mengerjakan pekerjaan
sawah setiap warga memiliki tanggung jawabab dan rasa bersamaan antara satu dengan yang lainnya.
4.3.2. Kondisi Tahun 1952- akhir tahun 1970
Pada  tahun  periode  ini,  sudah  sebagian  dari  masyarakat  Desa  Lau  Solu  mendatangkan aron dari luar daerah, luas lahan sawah di desa LauSolu adalah seluas 500 Ha, jumlah
penduduk sekitar 70 KK luas lahan sawah untuk setiap warga adalah sekitar 4 ha
Jam kerja dimulai dari pukul 07.30 wib- 18.00 wib dengan perincian pagi sampai siang lima jam  dan siang sampai sore empat setengah jam jadi dalam satu hari setiap
kelompok  aron  waktu bekerja  ada sekitar sembilan jam. Dalam hal pembagian kerja dalam proses pengolahan sawah jumlah laki-laki masih banyak terdapat dan aktif dalam
mengerjakan pekerjaan di sawah misalnya dalam hal memotong  nabi,  memisahkan buah padi dari batang ngerik,  membabat  ngerabi,   dan membersihkan dinding sawah napsapi.
Bentuk kompensasi yang diberikan bersifat tenaga gegeh.
4.3.3. Kondisi Awal tahun 1980- Awal Tahun 1990
Pada tahun ini luas lahan sawah yang tedapat di Desa Lau Solu adalah 700 Ha, jumlah penduduk
adalah sekitar 180 KK  masing-masing warga memilik lahan sawah seluas
Universitas Sumatera Utara
82
3-4  Ha. Pada fase inilah sudah banyaknya tenaga aron dipakai oleh warga akan tetapi pengelolaan lahan pertanian tetap sama hanya saja teknologi sudah lebih cangih.
Pada saat ini keadaan teknologi semakin maju misalnya   memisahkan   bulir   padi   dari batangnya   menggunakan   comben,   dan   untuk membawa  padi  ke  rumah  menggunakan
mobil. Jumlah aron  yang  terdapat adalah  ada  sekitar  10 orang dan 40 orang aron dari luar desa.  Jam  kerja  di mulai  dari  pukul  8.00  Wib-  18.00  Wib  dengan  perincian  pagi  sampai
dan siang istrahat  dilanjutkan hingga sore hari. Dalam hal  pembagian  kerja  dalam  proses pengolahan  sawah  jumlah  laki-laki  mengerjakan pekerjaan  seperti  memotong  nabi,
memisahkan  bulir  padi  dari  batangnya  ngerik, membabat ngerentes, dan membersihkan dinding sawah napsapi.
Bentuk kompensasi adalah sudah bersifat uang, gaji aron adalah Rp.6.000 hari. Konsumsi  yang yang disediakan pemilik sawah adalah berupa makanan dan minuman.
Adapun makanan tersebut adalah sayur, ikan, kue yang tersbuat dari ketan dan diberikan pada saat menanam neldek,  sedangkan untuk minuman adalah air putih dan the manis pada
waktu panen rani.  Adapun syarat-syarat untuk menjadi peserta aron  adalah harus memiliki kekuatan yang sama berdasarkan fisik yang sama-sama kuat bekerja, selain itu memiliki sifat
yang sama dan masih memiliki hubungan kerabat yang dekat tetapi hanya sebagian dari mereka yang tinggal disana.
4.3.4. Kondisi Akhir Tahun 1990- Awal Tahun 1998
Pada tahun ini luas lahan sawah yang tedapat di Desa Lau Solu adalah 750 Ha, jumlah penduduk
adalah sekitar 250 KK  masing-masing warga memilik lahan sawah seluas 3-4 Ha. Akan tetapi pada fase ini banyak dari masyarakat Desa Lau Solu  pergi untuk merantau
kekota dengan bermacam – macam alasan dan yang tersisa dari aron itu hanya beberapa saja
Universitas Sumatera Utara
83
dan didominasi dari luar daerah suku Alas.dalam tahapan pengerjaan dari Aron Suku Alas tidak jauh berbeda dengan sebelumnya.
Jam kerja dimulai dari pukul 9.00  wib-  17.30.wib Dalam hal pembagian kerja dalam proses pengolahan sawah jumlah  laki-laki hanya terlihat dalam beberapa tahap
pengolahan saja antara lain yaitu dalam hal memotong  nabi,  memisahkan buah padi  dari batang  ngerik,  membersihkan  dinding  sawah  napsapi,dan  membentang nggalungi.
Pada proses pembagian gaji dilakukan oleh ketua aron  pemilik sawah akan memberikan  gaji kepada ketua aron  pematang  setelah    itu    ketua    akan    membagikan  kepada setiap
pesertanya. Pada pelaksanaan aron  berlangsung pemilik ladang puna juma akan
menyediakan   makanan   dan   minuman   untuk   peserta   aron,   adapun   makanan   yang disediakan oleh  pemilik sawah adalah berupa sayur, ikan, kue yang terbuat dari ketan
pulut  biasanya  pulut  ini hanya diberi pada saat proses menanam neldek,  sedangkan nasi dibawa oleh masing-masing peserta aron. Sedangkan untuk minuman pemilik sawah akan
menyediakan air putih sedangkan teh manis hanya pada saat panen saja nabi.  Adapun syarat-syarat  untuk  menjadi peserta  aron  adalah harus memiliki kekuatan yang sama
berdasarkan  fisik  yang  sama-sama  kuat  bekerja dan tidak harus kerabat dekat.
4.3.5. Kondisi Pertengahan Tahun 1998- Akhir Tahun 2004
Pada tahun ini luas lahan sawah yang tedapat di Lau Solu adalah 750 Ha, jumlah penduduk
yang terdapat adalah sekitar 290 KK  masing-masing warga memiliki lahan sawah seluas 3 Ha. Alat-alat bertani yang digunakan warga untuk  mengolah
sawah   adalah,  untuk   membajak   menggunakan   jetor   dan   sebagian menggunakan cangkul  ergat-gat,  dan tenaga  hewan  ngerbo,  untuk  membersihkan dinding sawah
Universitas Sumatera Utara
84
napsapi, untuk panen menggunakan sabit sabi-sabi, untuk memisahkan bulir  padi dari batangnya menggunakan comben, dan untuk membawa padi ke  rumah menggunakan
mobil. Pertengahan tahun 1999 - akhir tahun 2002, Jumlah kelompok aron yang terdapat pada    masyarakat    Lau  Solu  s e k i t a r   9 0 - a n   o r a n g .
9.30 wib- 17.00 Wib dengan perincian pagi sampai sore tiga jam dan siang sampai sore sekitar empat setengah jam jadi dalam satu hari setiap kelompok  aron
waktu bekerja ada tujuh setengah jam. Dalam hal pembagian kerja dalam proses pengolahan sawah jumlah laki- laki hanya terlihat dalam beberapa tahap  pengolahan
saja antara lain yaitu dalam hal memotong nabi,  membersihkan dinding sawah napsapi  dan mengangkat kumpulan-kumpulan padi  pungo.  Pada proses pembagian
gaji masing-masing peserta aron akan menerima langsung upah mereka dari pemilik sawah sebesar Rp.25.000. Pada pelaksanaan  aron  berlangsung pemilik
ladang puja
juma akan menyediakan   makanan   dan   minuman   untuk   peserta   aron,   adapun makanan   yang disediakan  oleh  pemilik  sawah  adalah  berupa  sayur,  ikan,  dan  roti
pada  saat  proses menanam neldek, sedangkan nasi dibawa oleh masing-masing peserta aron. Sedangkan untuk minuman pemilik sawah akan menyediakan air putih sedangkan
teh  manis  hanya pada  saat   panen  saja   nabi.  Dalam  menentukan  peserta  aron setiap  orang  berhak menentukan siapa saja yang mau menjadi anggotanya.
4.3.6. Kondisi Awal Tahun 2005 - Tahun 2013
Pada tahun ini luas lahan sawah yang tedapat di Lau Solu adalah 780 Ha, jumlah penduduk
yang terdapat adalah sekitar 300 KK  masing-masing warga memilik lahan sawah seluas 2-3 Ha. Alat-alat bertani yang digunakan warga untuk  mengolah
sawah   adalah,  untuk   membajak   menggunakan   jetor   dan   sebagian menggunakan
Universitas Sumatera Utara
85
cangkul  ergat-gat,  dan tenaga  hewan  ngerbo,  untuk  membersihkan dinding sawah napsapi, untuk panen menggunakan sabit sabi-sabi, untuk memisahkan bulir padi dari
batangnya menggunakan comben, untuk membersihkan dinding sawah alat yang digunakan adalah mesin babat,  dan untuk membawa padi ke rumah menggunakan
mobil. Awal  tahun  2005 -   tahun  2013,   Jumlah     aron   yang   terdapat   pada
masyarakat  Lau Solu  adalah  puluhan bahkan sampai sekitar seratusan orang,akan tetapi itu hanya disaat musim menanam nuan dan pada musim panen rani saja sebagian besar
dari mereka diambil dari luar Desa Lau Solu Jam kerja dimulai dari pukul 10.10 wib- 16.30 WIB. Dalam hal pembagian kerja dalam proses pengolahan sawah jumlah peserta
laki- laki  hanya  terlihat  dalam  beberapa  proses  seperti  dalam  hal  memotong  nabi dan mengangkat kumpulan-kumpulan padi tersebut singangkat. Pada proses pembagian
gaji Pada proses pembagian gaji masing-masing peserta aron  akan menerima langsung upah mereka dari pemilik sawah.
Pada pelaksanaan aron  berlangsung pemilik ladang  puja juma akan
menyediakan   makanan   dan   minuman   untuk   peserta   aron,   adapun   makanan   yang disediakan oleh pemilik sawah adalah berupa nasi, sayur, ikan, dan roti pada saat proses
menanam,   pemilik   sawah   akan   membagikan  kepada   masing-masing   peserta  aron. Sedangkan untuk minuman pemilik sawah akan  menyediakan air putih sedangkan teh
manis hanya pada saat panen saja nabi.  Dalam menentukan peserta aron  setiap orang berhak menentukan siapa saja yang mau menjadi anggotanya, tidak ada  sangsi  dalam
pelaksanaan aktivitas aron.
Universitas Sumatera Utara
86
4.4. Bebarapa Hal Pemicu Perubahan Makna Aron  pada Masyarakat