Tipe Medan Tipe Jalan Bebas Hambatan Lajur Pendakian

BAB II STUDI PUSTAKA

TUGAS AKHIR EVALUASI RANCANGAN JALAN TOL KANCI-PEJAGAN II - 66

2.2.3.3.2 Tipe Medan

Tiga tipe alinyemen umum ditentukan untuk digunakan dalam analisis operasional dan perancangan. Tabel 2.24 Kelandaian maksimum Tipe alinyemen Naik + turun mKm Lengkung horizontal Datar 10 1,0 Bukit 10 - 30 1,0 - 2,5 Gunung 30 2,5 Sumber : MKJI tahun 1997 Untuk studi khusus dari jalan bebas hambatan 22 UD, kecepatan arus bebas sebagai fungsi umum dari alinyemen vertikal yang dinyatakan sebagai naik + turun mKm dan dari alinyemen horizontal yang dinyatakan sebagai lengkung radKm .

2.2.3.3.3 Tipe Jalan Bebas Hambatan

a. Jalan bebas hambatan dua lajur dua arah tak terbagi MW 22 UD Tipe jalan bebas hambatan ini meliputi semua jalan bebas hambatan dua arah dengan lebar jalur lalu lintas antara 6,5 sampai 7,5 meter. Keadaan dasar jalan bebas hambatan ini yang digunakan untuk menentukan kecepatan bebas dasar dan kapasitas adalah sebagai berikut : - Lebar jalur lalu lintas 7 meter. - Lebar efektif bahu diperkeras 1,5 m pada masing-masing sisi. - Tidak ada median. - Pemisahan arus lalu lintas 50 - 50. - Tipe alinyemen : datar. - Kelas jarak pandang : A.

BAB II STUDI PUSTAKA

TUGAS AKHIR EVALUASI RANCANGAN JALAN TOL KANCI-PEJAGAN II - 67 b. Jalan bebas hambatan empat lajur dua arah terbagi MW 42 D Tipe jalan bebas hambatan ini meliputi semua jalan bebas hambatan dengan lebar jalur antara 3,25 sampai 3,75 meter. Keadaan dasar jalan bebas hambatan tipe ini didefinisikan sebagai berikut : - Lebar jalur lalu lintas 2 x 7,0 m. - Lebar efektif bahu diperkeras 3,75 m lebar bahu dalam 0,75 + lebar bahu luar 3,00 untuk masing-masing jalur lalu lintas . - Ada median. - Tipe alinyemen : datar. - Kelas jarak pandang : A. c. Jalan bebas hambatan enam atau delapan lajur terbagi MW 62 UD atau MW 82 UD Jalan bebas hambatan enam atau delapan lajur terbagi dapat juga dianalisis dengan karakteristik dasar yang sama seperti diuraikan di atas.

2.2.3.3.4 Lajur Pendakian

Lajur pendakian bertujuan untuk menampung truk yang bermuatan berat atau kendaraan lain yang lebih lambat supaya kendaraan yang lebih lambat itu tidak menggunakan lajur lawan. Lajur pendakian harus disediakan pada ruas jalan yang memiliki kelandaian besar dan menerus, pada saat yang bersamaan mempunyai lalu lintas yang padat. Maka dengan adanya lajur pendakian, kendaraantruk yang bermuatan berat tadi bisa memanfaatkan ruas ini sehingga tidak menghalangi gerakan kendaraan lain yang akan mendahului dengan kecepatan lebih tinggi. Lebar lajur pendakian adalah sama dengan lajur utama dan panjang lajur pendakian harus 200 m atau lebih.

2.2.3.4 Koordinasi Alinyemen Vertikal dan Alinyemen Horizontal