BAB II STUDI PUSTAKA
TUGAS AKHIR EVALUASI RANCANGAN JALAN TOL KANCI-PEJAGAN
II - 99
g. Untuk proyeksi N = 40 tahun, digunakan faktor rata-rata berbobot Weighted
Average Faktor
∑ ሺ ܑሻ
ܖ ۼ
ܖୀ
ۼ
2.2.4.5.2.2 AASHTO American Association of State Highway and
Transportation Officials
Pada metode ini, perencanaan tebal perkerasan jalan didasarkan pada hasil AASHTO Road Test. Dimana analisis tegangan yang terjadi
menggunakan Corner Load Case dari Westergaard. Pada cara ini, lalu lintas dikonversikan dahulu menjadi Equivalent Single Wheel Load EAL . Dengan
menggunakan Charts AASHTO dapat ditentukan tebal perkerasan suatu jalan yang sebenarnya dibutuhkan Trial and Error .
Adapun beberapa faktor pengaruh dalam penentuan tebal perkerasannya yaitu : a. Total EAL
b. Tegangan kerja Working Stress = 0,75 x MR 28 psi c. Modulus reaksi tanah dasar k
d. Modulus elastisitas beton Ec
2.2.4.5.2.3 ACI
American Concrete Institute
Pada metode ACI ini sebenarnya sama seperti dengan metode AASHTO, tapi pada cara ini diperlukan input faktor tambahan, yaitu :
a. Faktor penyaluran beban kendaraan. b. Modulus elastisitas beton
Metode ACI ini sendiri biasanya diaplikasikan untuk perkerasan beton bertulang menerus Continous Reinforced Concrete Pavement .
2.2.4.5.2.4 NAASRA
National Association of Australian State Authorities
Pada metode ini cara-cara yang digunakan untuk menentukan tebal perkerasan
suatu jalan
mengikuti metode
PCA dengan
memasukkanmenggabungkan AASHTO Road Test. Metode NAASRA ini
BAB II STUDI PUSTAKA
TUGAS AKHIR EVALUASI RANCANGAN JALAN TOL KANCI-PEJAGAN
II - 100
sendiri dijadikan referensi acuan Bina Marga dengan beberapa penyesuaian yang dipandang perlu dan memenuhi kondisi di Indonesia sehingga layakrelevan
sebagai konsep dan pedoman untuk merencanakanmenentukan tebal perkerasan suatu jalan dengan sistem perkerasan kakuRigid Pavement. Dimana secara
geografis letak Australia berdekatan dengan Indonesia. Metode NAASRA mengadaptasi dari PCA dangan ditambah referensi dari hasil-hasil AASHTO
Road Teast, sedangkan penghitungan untuk beban gandar lebih terinci. Secara umum metode NAASRA ini memiliki prinsip penerapannya yang
ekonomis, memperhatikan faktor setempat, faktor kemampuan pelaksanaan dan tuntutan teknis lainnya sehingga bisa mencapai sasaran secara optimal. Konsep
dari perencanaan tebal perkerasan beton dengan menggunakan metode ini yaitu adanya faktor kelelahan menahan beban kendaraan Fatique . Adapun batasa
dan syarat perencanaan tebal perkerasan dengan metode NAASRA adalah sebagai berikut :
a. Modulus reaksi tanah dasarSubgrade
k ≥ 2 Kgcm
3
b. Modulus retak betonkuat lentur tarik beton MR pada umur 28 hari
dianjurkan 40 Kgcm
2
, dengan batas minimum 30 Kgcm
2
c. Kelandaian memanjang jalan maksimum i ≤ 10
d. Pelaksanaan konstruksi
harus sesuai dengan spesifikasi pelaksanaan
pekerjaan perkerasan beton semen Rigid Pavement
2.2.4.5.2.5 Pedoman Perencanaan Perkerasan Kaku oleh Bina Marga