BAB II STUDI PUSTAKA
TUGAS AKHIR EVALUASI RANCANGAN JALAN TOL KANCI-PEJAGAN
II - 100
sendiri dijadikan referensi acuan Bina Marga dengan beberapa penyesuaian yang dipandang perlu dan memenuhi kondisi di Indonesia sehingga layakrelevan
sebagai konsep dan pedoman untuk merencanakanmenentukan tebal perkerasan suatu jalan dengan sistem perkerasan kakuRigid Pavement. Dimana secara
geografis letak Australia berdekatan dengan Indonesia. Metode NAASRA mengadaptasi dari PCA dangan ditambah referensi dari hasil-hasil AASHTO
Road Teast, sedangkan penghitungan untuk beban gandar lebih terinci. Secara umum metode NAASRA ini memiliki prinsip penerapannya yang
ekonomis, memperhatikan faktor setempat, faktor kemampuan pelaksanaan dan tuntutan teknis lainnya sehingga bisa mencapai sasaran secara optimal. Konsep
dari perencanaan tebal perkerasan beton dengan menggunakan metode ini yaitu adanya faktor kelelahan menahan beban kendaraan Fatique . Adapun batasa
dan syarat perencanaan tebal perkerasan dengan metode NAASRA adalah sebagai berikut :
a. Modulus reaksi tanah dasarSubgrade
k ≥ 2 Kgcm
3
b. Modulus retak betonkuat lentur tarik beton MR pada umur 28 hari
dianjurkan 40 Kgcm
2
, dengan batas minimum 30 Kgcm
2
c. Kelandaian memanjang jalan maksimum i ≤ 10
d. Pelaksanaan konstruksi
harus sesuai dengan spesifikasi pelaksanaan
pekerjaan perkerasan beton semen Rigid Pavement
2.2.4.5.2.5 Pedoman Perencanaan Perkerasan Kaku oleh Bina Marga
Pada metode yang diterapkan Bina Marga ini ada beberapa hal yang akan dijadikan parameter untuk merencanakan tebal perkerasan suatu jalan yaitu :
a. Besaran-besaran rencana.
b. Perencanaan tebal pelat perkerasan.
c. Perencanaan tulangan.
d. Sambungan dan tulangan.
a. Besaran-besaran rencana meliputi :
Umur rencana : didasarkan atas analisis ekonomi BC, IRR, NPV dan umur rencana jalan UR 20 - 40 tahun
BAB II STUDI PUSTAKA
TUGAS AKHIR EVALUASI RANCANGAN JALAN TOL KANCI-PEJAGAN
II - 101
Lalu lintas rencana : jumlah sumbu kendaraan niaga Commercial Vehicle , didasarkan atas data kendaraan niaga ≤ 2 tahun
data terakhir karakteristik kendaraan :
- jenis kendaraan niaga dengan berat total 5 ton.
- konfigurasi sumbu :
Sumbu Tunggal Dengan Roda Tunggal STRT Sumbu Tunggal Dengan Roda Ganda STRG
Sumbu Tandem dengan Roda Ganda STmRG
b. Prosedur perencanaan tebal perkerasan jalan, adalah sebagai berikut :
1. Hitung LHR → kapasitas jalan C volume lalu lintas V
2. Hitung JKN = 365 x JKNH x R → JKN selama umur rencana
R =
ሺାܑሻ
ܖ
ି ܍
ܔܗሺశܑሻ
Untuk i konstan selama umur rencana n, i ≠ 0
R =
ሺାܑሻ
ܕ
ି ܍
ܔܗሺశܑሻ
+ n - m 1 + i
m - 1
Setelah m tahun, pertumbuhan lalu lintas tidak terjadi lagi, i ≠ 0
R =
ሺାܑᇱሻ
ܕ
ି ܍
ܔܗሺశܑሻ
+
ሺାܑሻ
ܕ
ሾሺାܑሻ
ܖషܕ
ିሿ ܍
ܔܗሺశܑᇲ
Setelah waktu tertentu, pertumbuhan lalu lintas berbeda dengan sebelumnya n tahun pertama = i
m tahun pertama = i’ i dan i’ ≠ 0
BAB II STUDI PUSTAKA
TUGAS AKHIR EVALUASI RANCANGAN JALAN TOL KANCI-PEJAGAN
II - 102
Keterangan : i
= n tahun pertama i’
= m tahun pertama JKN
= Jumlah kendaraan niaga JKNH = Jumlah kendaraan niaga harian
R = Faktor pertumbuhan lalu lintas yang besarnya tergantung
pada faktor pertumbuhan lalu lintas tahunan I dan umur rencana n
3. Hitung prosentase masing-masing kombinasi konfigurasi beban sumbu
terhadap Jumlah Sumbu Kendaraan Niaga Harian JSKNH
4. Hitung jumlah repetisi komulatif tiap-tiap kombinasi konfigurasi beban
sumbu pada jalur rencana
JSKN x JSKNHi x C x FK
Keterangan : C = Koefisien distribusi
Tabel 2.29 Koefisien distribusi kendaraan
Jumlah lajur Kendaraan niaga
1 arah 2 arah
1 lajur 1
1 2 lajur
0,70 0,50
3 lajur 0,50
0,475 4 lajur
- 0,45
5 lajur -
0,425 6 lajur
- 0,40
Sumber : Diktat Kuliah Perancangan Perkerasan Jalan
BAB II STUDI PUSTAKA
TUGAS AKHIR EVALUASI RANCANGAN JALAN TOL KANCI-PEJAGAN
II - 103
FK = Faktor keamanan beban sumbu,sesuai dengan jenis penggunaan jalan.
a. untuk jalan tol : 1,20 b. untuk jalan arteri : 1,10
c. untuk jalan kolektorlokal : 1,00
5. Hitung modulus reaksi Subgradetanah dasar kecepatan rencana
a. Kr =
k ത – 2 S untuk jalan tol
b. Kr =
k ത – 1,64 S untuk jalan arteri
c. Kr =
k ത – 1,28 S untuk jalan kolektorlokal
d. FK =
ௌ ୩ഥ
x 100 FK : Faktor keseragaman 25
e. k
ത =
∑ ୩ ୬
S =
ට
୬ஊ୩
మ
– ሺஊ୩ሻ
మ
୬ሺ୬ିଵሻ
: k didapat dari korelasi CBR
6. Hitung modulus retak beton, modulus kekuatan beton ini bisa diketahui
setelah umur beton 28 hari MR 28 hari yakni dengan melihat hubungan tegangan tekan σ tekan dengan modulusnya.
c. Perencanaan tebal pelat perkerasan kaku.
Pilih suatu tebal pelat tertentu yaitu h1. Untuk setiap kombinasi konfigurasi, dan beban sumbu serta harga k tertentu maka :
- Tegangan lentur yang terjadi pada pelat beton ditentukan dengan grafik.
- Perbandingan tegangan dihitung dengan membagi tegangan lentur yang
terjadi pada pelat dengan kuat lentur tarik MR beton. -
Jumlah pengulangan beban yang diijinkan ditentukan berdasarkan harga perbandingan tegangan
Prosentase Fatique untuk tiap-tiap kombinasi konfigurasibeban sumbu ditentukan dengan membagi jumlah pengulangan beban rencana dengan
BAB II STUDI PUSTAKA
TUGAS AKHIR EVALUASI RANCANGAN JALAN TOL KANCI-PEJAGAN
II - 104
pengulangan beban yang diijinkan. Cari total Fatique dengan menjumlahkan prosentase Fatique dari seluruh kombinasi konfigurasibeban sumbu.
Ulangi langkah–langkah di atas hingga didapat tebal pelat perkerasan terkecil dengan total Fatique
≤ 100 . Apabila total Fatique 100 maka h2 = h1 + ∆h. Menghitung total Fatique untuk seluruh konfigurasi beban sumbu,
untuk harga k tanah dasar tertentu.
TF = ∑Ni N1 ≤ 100
Keterangan : i
= Semua beban sumbu yang diperhitungkan. Ni = Pengulangan beban yang terjadi untuk kategori beban i.
NI’ = Pengulangan beban yang diijinkan untuk kategori beban yang bersangkutan
Ni’ = σ lentur iMR ≤ 0,50 maka Ni’ = ~ = 0,51 maka Ni’ = 400000 tabel.s
d. Perencanaan tulangan dan sambungan
Penulangan berfungsi untuk : - Membatasi lebar retakan dan jarak retak.
- Mengurangi jumlah sambungan. - Mengurangi biaya pemeliharaan.
Penulangan pada perkerasan beton bersambung
As =
۴ۺܐ ܛ
Keterangan : As = Luas tulangan yang dibutuhkan cm
2
m lebar f = Koefisien gesek antara pelat beton dengan pondasi
dibawahnya
BAB II STUDI PUSTAKA
TUGAS AKHIR EVALUASI RANCANGAN JALAN TOL KANCI-PEJAGAN
II - 105
L = Jarak sambungan m
h = Tebal pelat yang ditinjau m
εs = Koefisien susut beton 400 x 10
6
fs = Tegangan tarik baja Kgcm
2
Bila L ≤ 13 m, maka As = 0,1 h b
Penulangan pada perkerasan beton menerus
As =
܊ ሺܡିܖ܊ሻ
1,3 - 0,2 F
Keterangan : Ps
= Prosentase tulangan memanjang terhadap penampang beton
fb = Kuat tarik beton 0,4 - 0,5 MR
fy = Tegangan leleh baja
n = EyEb, modulus elastisitas bajabeton 6 - 15
F = Koefisien gesek antara beton dan pondasi
Ps min = 0,6
Lcr =
ࢌ
࢈
ࢁࢌሺࡿࡱ࢈ିࢌ࢈ሻ
Keterangan : Lcr
= Jarak antar retakan teoritis fb
= Kuat tarik beton 0,4 - 0,5 MR n
= EyEb, modulus elastisitas bajabeton 6 - 15 p
= Luas tulangan memanjangm
2
U = 4d kelilingluas tulangan
గௗ
భ ర
గௗ
మ
fp = Tegangan lekat antara tulangan dan beton 2,16
√σ bk d
BAB II STUDI PUSTAKA
TUGAS AKHIR EVALUASI RANCANGAN JALAN TOL KANCI-PEJAGAN
II - 106
S = Koefisien susut beton 400. 10
-6
Eb = Modulus elastisitas beton 16600
√σ bk
2.2.4.6 PenerapanAplikasi Beton Prategang