Penduduk SOSIAL BUDAYA DAERAH 1.KONDISI UMUM

g. Meningkatnya arus investasi, baik yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri asing, teristimewa pada kegiatan yang bernilai tambah atas sumberdaya alam lokal di antaranya pada industri pengolahan hasil hutan dan perkebunan. h. Terwujudnya ketahanan pangan yang berbasis sumberdaya lokal melalui pengembangan sistem dan usaha agribisnis yang berdaya saing, berkelanjutan, dan berkerakyatan. i. Meningkatnya kemandirian keuangan daerah dalam membiayai penyelenggaran pembangunan. j. Terpeliharanya ketersediaan sumber daya alam yang terbaharukan. k. Terwujudnya efsiensi dalam pemanfaatan sumber daya alam yang tidak terbaharukan dan pengurangan dampak lingkungan dari kegiatan-kegiatan eksploitasi sumber daya alam tersebut. l. Meningkatnya partisipasi pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat dalam menjaga kelestarian sumber daya alam. 2.3. SOSIAL BUDAYA DAERAH 2.3.1.KONDISI UMUM

A. Penduduk

Kondisi demograf mempunyai kedudukan yang sentral dalam pembangunan daerah, yaitu kedudukannya sebagai subyek pembangunan dan juga sekaligus sebagai obyek pembangunan. Sebagai subyek pembangunan diharapkan dengan jumlah penduduk yang besar dapat memberikan keuntungan ekonomis diantaranya biaya tenaga kerja yang relatif murah dan terjaminnya persediaan tenaga kerja. Sedangkan sebagai obyek pembangunan mengandung arti bahwa segala upaya yang dilakukan oleh pembangunan sasarannya adalah guna meningkatkan kesejahteraan dan kualitas penduduk. Tabel 2.17. Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Tahun 2007 Kecamatan Luas Wilayah KM2 Jumlah Kampung Jumlah Rumah Tangga Pendud uk Rasio 1 2 3 4 5 2: 3 4: 3 2: 4 5: 4 Bongan 2,27 4 1 6 2,18 6 8,51 8 142.2 136.6 1.0 3.9 II - 34 K A B U P A T E N K U T A I B A R A T 2 0 0 5 - 2 0 2 5 Jempang 65 4 1 2 3,39 6 10,29 1 54.5 283.0 0.2 3.0 Penyinggahan 27 2 5 1,12 3 3,94 1 54.4 224.6 0.2 3.5 Muara Pahu 49 7 1 2 2,39 3 8,96 9 41.4 199.4 0.2 3.7 Muara Lawa 44 5 8 1,64 9 6,48 2 55.6 206.1 0.3 3.9 Damai 1,75 1 4 2,44 9,38 3 125.0 174.3 0.7 3.8 Barong Tongkok 49 2 2 1 5,31 19,96 23.4 252.9 0.1 3.8 Melak 28 8 6 2,44 10,12 1 48.0 406.7 0.1 4.1 Long Iram 1,46 2 1 1 2,19 6 7,78 9 132.9 199.6 0.7 3.5 Long Hubung 53 1 8 1,89 6 8,29 4 66.4 237.0 0.3 4.4 Long Bagun 4,97 1 1 1 1,99 1 8,81 2 451.9 181.0 2.5 4.4 Long Pahangai 3,42 1 1 1,30 4 4,77 2 310.9 118.5 2.6 3.7 Long Apari 5,49 1 1 1,19 3 4,40 5 549.1 119.3 4.6 3.7 Bentian Besar 88 6 9 77 8 2,64 3 98.5 86.4 1.1 3.4 Linggang Bigung 69 9 9 3,80 14,55 1 77.7 422.2 0.2 3.8 Siluq Ngurai 2,01 6 1 5 1,39 1 5,33 7 134.4 92.7 1.4 3.8 Nyuatan 1,74 1 9 1,88 4 6,07 7 193.4 209.3 0.9 3.2 Sekolaq Darat 16 5 7 1,84 4 6,04 6 23.6 263.4 0.1 3.3 Manor Bulatn 86 8 1 3 2,47 4 8,53 6 66.7 190.3 0.4 3.5 Tering 1,80 4 1 2 2,77 1 10,35 9 150.3 230.9 0.7 3.7 Laham 90 2 4 56 4 2,42 225.5 141.0 1.6 4.3 Sumber: Diolah dari Kutai Barat Dalam Angka 2008 Ditinjau dari jumlah penduduk, Kabupaten Kutai Barat memiliki jumlah penduduk sebanyak 167.706 jiwa. Jumlah penduduk terbesar dimiliki oleh Kecamatan Barong Tongkok 19.960 jiwa sedangkan jumlah penduduk terkecil dimiliki oleh kecamatan Laham 2.420 jiwa. Kecamatan Long Apari yang memiliki wilayah terluas hanya memiliki jumlah penduduk 4.405 jiwa. Apabila ditinjau dari kepadatan penduduk, Kecamatan Barong Tongkok memiliki tingkat kepadatan yang tertinggi, 40,55 penduduk per km 2 . Tingkat kepadatan yang paling kecil adalah Kecamatan Long Apari, yaitu 0,8 penduduk per km 2 . II - 35 K A B U P A T E N K U T A I B A R A T 2 0 0 5 - 2 0 2 5 Dari aspek jumlah rumah tangga menunjukkan bahwa Kecamatan Barong Tongkok memiliki jumlah rumah tangga terbanyak, yaitu 5.310 sedangkan Kecamatan Laham memiliki jumlah rumah tangga terkecil yaitu 564. Kecamatan Long Apari yang memiliki wilayah terluas hanya memiliki 1.193 rumah tangga. Sementara Kecamatan Sekolaq Darat yang wilayahnya paling kecil memiliki rumah tangga sebanyak 1.844.Dari tinjauan jenis kelamin, komposisi laki-laki dan perempuan relatif seimbang di semua kecamatan. Hampir semua kecamatan memiliki jumlah penduduk laki-laki yang lebih banyak dibandingkan perempuan. Satu-satunya kecamatan yang memiliki jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibadingkan laki-laki adalah Kecamatan Melak. Berdasakan data pada tabel 2.17, rata-rata jumlah anggota keluarga yang paling banyak adalah Kecamatan Long Hubung dan Long Bagun, sedangkan rata-rata jumlah anggota keluarag terkecil adalah Kecamatan Jempang. Bila dilihat dari rasio jumlah rumah tangga dan kampung, terlihat Kecamatan Linggang Bigung memiliki rata-rata jumlah rumah tangga terbanyak untuk tiap kampung. Data tersebut juga menggambarkan ketidakmerataan distribusi penduduk di masing-masing kecamatan. Ada kecamatan yang sangat luas namun memiliki jumlah kampung yang sedikit. Sebaliknya, ada kecamatan yang lebih sempit namun memiliki jumlah kampung yang banyak. Kecamatan Barong Tongkok dengan jumlah penduduk terbanyak 19.960 memiliki luas yang tergolong kecil 492 km 2 . Bandingkan misalnya dengan Kecamatan Bentian Besar yang memiliki jumlah penduduk 2.643 namun memiliki luas hampir dua kali lipat Kecamatan Barong Tongkok. Tinjauan aspek pertumbuhan penduduk menunjukkan bahwa rata-rata pertumbuhan penduduk Kutai Barat selama 2004 – 2007 tumbuh sebesar 2,61 per tahun. Sebanyak 10 kecamatan mengalami pertumbuhan di atas 2,61 sedangkan sianya di bawah 2,61. Pertumbuhan penduduk tertinggi terjadi di Kecamatan Damai 22,18. Pertumbuhan sebesar itu bisa disebabkan oleh beberapa hal: 1 ketidakberhasilan program keluarga berencana, 2 rendahnya angka kematian, 3 banyaknya pendatang yang II - 36 K A B U P A T E N K U T A I B A R A T 2 0 0 5 - 2 0 2 5 menjadi penduduk setempat yang diikuti oleh rendahnya penduduk setempat yang keluar daerah.

B. Angkatan Kerja