Sementara itu menurut BPS Kalimantan Timur, jumlah penduduk miskin mencapai 21.500 jiwa atau 14,04 dengan garis kemiskinan
Rp212.225. Bila dihitung berdasarkan jumlah KK, sebanyak 14.824 KK atau 36,58 dari seluruh KK, yang tergolong dalam keluarga miskin.
Dibandingkan dengan daerah lain di sekitarnya, angka kemiskinan Kabupaten Kutai Barat relatif cukup tinggi meski beberapa kabupaten
kondisinya lebih buruk dibandingkan Kutai Barat. Jika dilihat dari peringkatnya, pada tahun 2007 Kutai Barat masuk peringkat 7 dari 11
kabupatenkota di Provinsi Kalimanta Timur. Untuk tingkat provinsi, persentase penduduk miskin mencapai 11,04.
F. Adat Istiadat dan Budaya
Dahulu penduduk asli di pedalaman hidup secara berpindah-pindah. Hal ini disebabkan karena mata pencaharian utama mereka adalah
berladang dan berburu yang dilakukan secara berpindah-pindah. Berbagai upaya pembangunan yang telah dilakukan sampai saat ini, telah
menyebabkan terjadinya pergeseran pola pemukiman penduduk, tidak lagi berpidah-pindah, tetapi sudah menetap dengan berbagai mata pencaharian
yang dilakukan sesuai dengan karakter daerah. Mayoritas penduduk Kutai Barat memeluk agama kristiani. Agama
Kristen menempati kedudukan nomor satu dalam hal banyaknya penganut dan intensifnya penyebaran agama. Mula-mula penyiaran agama ini
dilakukan para penginjil dari Jerman dan Swiss. Badan yang mengirimkan perutusan Injil dari Jerman adalah Rheinische Mission Gessellschaft zu
Barmen 1863-1925, yang kemudian dilanjutkan oleh Evangelische Gessellschaft zu Basel dari Swiss serta badan-badan Kristen dan Katholik
lainnya. Para pengikut agama Kristen dan Katholik sebagian besar adalah dari warga Dayak.
Sampai saat ini masih ada sebagian penduduk yang menganut kepercayaan asli setempat, mereka terutama adalah kelompok etnik Dayak
yang masih sedikit mendapat pengaruh dari luar. Kepercayaan asli berpusat pada penyembahan roh-roh lain animisme serta percaya pada kekuatan
II - 49
K A B U P A T E N K U T A I B A R A T 2 0 0 5 - 2 0 2 5
yang tersembunyi dibalik benda-benda alam dinamisme. Penganut kepercayaan ini memiliki berbagai macam upacara baik yang berhubungan
dengan siklus hidup dan kehidupan manusia kelahiran, kematian, perkawinan, sakit, dsb dan upacara yang berkaitan dengan siklus pertanian.
Dalam menyelenggarakan upacara-upacara ini, masing-masing etnik memiliki variasinya sendiri-sendiri. Namun secara umum masyarakat Kutai
Barat memiliki sifat yang ramah tamah, jujur dan memiliki semangat gotong- royong yang tinggi. Tamu atau pendatang dari luar sangat dihormati.
Masyarakatnya juga sangat religius dan memiliki rasa toleransi antar umat beragama yang tinggi.
Dari tinjauan suku bangsa, sebagian besar penduduk Kutai Barat berasalah dari suku Dayak, Kutai, serta suku Jawa. Bila dilihat berdasarkan
penduduk Provinsi Kalimantan Timur, sebagain besar adalah bersuku Jawa.
G. Pariwisata