Prasarana dan Sarana Energi

dan sub DAS Nyuatan melakukan tindakan ilegal yaitu praktek menuba. Hal ini dapat mengancam keberadaan ikan-ikan serta tumbuhan air yang ada di sungai atau danau tersebut. Di samping itu, sebagian masyarakat berbagai bentuk limbah proses dan aktivitas manusia ke dalam sungai. Tidak kurang dari 38 rumah tangga di Kutai Barat menggunakan sungaidanaulaut sebagai tempat pembuangan akhir. Bahkan ada kasus di sub DAS Kelian, di mana terjadi penurunan kualitas air akibat pencemaan sungai yang dilakukan oleh Pertambangan Tanpa Ijin. Untuk mengatasi hal itu pemerintah Kabupaten Kutai Barat telah melaksanakan program kali bersih prokasih dengan membentuk 3 kelompok kerja di 3 sub DAS, yaitu sub DAS Ohong, Nyuatan dan Kelian, salah satu bentuk kegiatannya adalah pembersihan alur sungai dan normalisasi kondisi sungai.

F. Prasarana dan Sarana Energi

Pada umumnya pembangunan ketenagalistrikan menghadapi beberapa tantangan, antara lain kondisi geograf yang membutuhkan sistem interkoneksi yang hanya dapat dikembangkan secara efsien di pulau-pulau besar dengan penduduk yang padat, lokasi sumber energi yang terpusat di Pulau Jawa, Madura dan Bali. Kepadatan penduduk yang tidak merata merupakan salah satu kendala pengembangan ketenagalistrikan bagi daerah-daerah dengan kepadatan rendah, dan adanya pemberian wewenang yang lebih besar kepada daerah untuk menyusun RUKD. Hingga tahun 2004, daya tersambung listrik di Kabupaten Kutai Barat telah mengalami peningkatan yang signifkan, dari 15 persen pada tahun 2003 menjadi 58 persen pada tahun 2004. Hal yang sama terjadi pada jumlah pelanggan yang mencapai kenaikan 5 persen pada tahun 2003 dan 17 persen pada tahun 2004. Namun dilihat dari distribusinya, pelayanan ini masih terpusat di daerah perkotaan dan kecamatan-kecamatan di sekitarnya. Daya tersambung dan jumlah pelanggan terbesar terdapat di Kecamatan Melak mencapai 74 persen dari total daya tersambung seluruhnya yang mencapai 10.751.715 VA pada tahun 2004. Mulai 2005 dan II - 75 K A B U P A T E N K U T A I B A R A T 2 0 0 5 - 2 0 2 5 seterusnya, kenaikan yang terjadi relatif kecil dan cenderung konstan. Dibanding jumlah seluruh rumah tangga yang mencapai sekitar 45.023 pada tahun 2007, maka jumlah pelanggan di atas baru memenuhi kebutuhan masyarakat sebesar 27,48. Tabel 2.44. Perkembangan Daya Tersambung dan Jumlah Pelanggan Di Kabupaten Kutai Barat, 2002-2007 Tahun 2002 2003 2004 2005 2006 2007 Daya tersambung 5.938.11 5 6.814.76 5 10.751.7 15 11.673.8 90 12.301.8 90 12.301.89 Jumlah pelanggan 9.179 9.675 11.293 12.129 12.372 12.372 Sumber : Kutai Barat Dalam Angka 2008 Banyak penduduk yang memenuhi kebutuhan listriknya melalui swadaya masyarakat dengan jumlah yang terbatas, sehingga penerangan banyak dilakukan secara tradisional. Dari data tentang kecamatan yang mengggunakan listrik, jumlah rumah tangga yang banyak menggunakan listrik PLN terdapat di Kecamatan Melak 99,71, Nyuatan 90,98, serta Barong Tongkok 89,64. Tabel 2.45. Jumlah Pelanggan Listrik PLN di Masing-masing Kecamatan Tahun 2007 Kecamatan Penerangan PLN Non PLN Bongan 326 24,31 1015 75,69 Jempang 764 61,07 487 38,93 Penyinggahan 376 63,62 215 36,38 Muara Pahu 579 49,57 589 50,43 Muara Lawa 905 54,42 758 45,58 Damai 1171 76,44 361 23,56 Barong Tongkok 3991 82,84 827 17,16 Melak 6964 99,71 20 0,29 Long Iram 69 45,70 82 54,30 Long Hubung 550 34,81 1030 65,19 Long Bagun 487 31,75 1047 68,25 Long Pahangai 0,00 502 100,00 Long Apari 0,00 537 100,00 Bentian Besar 192 36,99 327 63,01 II - 76 K A B U P A T E N K U T A I B A R A T 2 0 0 5 - 2 0 2 5 Kecamatan Penerangan PLN Non PLN Linggang Bigung 2666 89,64 308 10,36 Siluq Ngurai 176 33,08 356 66,92 Nyuatan 1130 90,98 112 9,02 Sekolaq Darat 1598 81,70 358 18,30 Manor Bulatn 677 53,82 581 46,18 Tering 1898 66,67 949 33,33 Laham 50 100 Sumber: Kecamatan Dalam Angka, 2008

G. Prasarana Peribadatan