kecilnya volume gerakan tanah tersebut dipengaruhi surface runoff yang dipengaruhi oleh besar curah hujan, jenis tanah, serta besar kemiringan
lereng. Berdasarkan peta bahaya lingkungan yang dikeluarkan oleh BAKOSURTANAL tahun 1999, sebagian besar Kabupaten Kutai Barat potensial
terjadi bahaya tanah longsor karena mempunyai jenis tanah dengan tekstur berlempung, curah hujan yang tinggi, dan kemiringan lereng yang besar.
Keberadaan bahaya alami berupa gerakan tanah tersebut dapat mengancam keberadaan sarana-prasarana yang dibangun di Kabupaten Kutai Barat. Oleh
sebab itu, diperlukan rekayasa teknik dalam melakukan pembangunan sarana-prasarana di wilayah tersebut.
Kondisi morfologi yang khas dari Kabupaten Kutai Barat secara tidak langsung akan menghambat perkembangan kegiatan perkotaan. Hal
tersebut disebabkan karena adanya faktor penghambat alami berupa kemiringan lereng yang menyebabkan luasan lahan untuk menampung
kegiatan perkotaan menjadi berkurang. Selain itu, kondisi fsik wilayah yang merupakan daerah pegunungan juga akan menyebabkan kesulitan dalam
mengakses daerah tersebut. Untuk memecahkan keterisolasian wilayah yang disebabkan karena
kondisi morfologi wilayah maka pemerintah Kabupaten Kutai Barat membagi Kabupaten Kutai Barat menjadi 3 wilayah pembangunan yaitu Wilayah
Pembangunan Hulu Riam, Wilayah Pembangunan Dataran Tinggi, dan Wilayah Pembangunan Dataran Rendah.
C. Hidrologi dan Klimatologi
Unsur iklim yang utama adalah curah hujan, temperatur, kecepatan angin dan kelembapan udara. Iklim di Kabupaten Kutai Barat adalah iklim
tropika humid yang ditandai dengan intensitas hujan yang tinggi dan nilai curah hujan yang besar. Daerah beriklim tropika humid tidak mempunyai
batas yang jelas antara musim kemarau dan musim hujan. Temperatur berkisar antara 22
-30 . Temperatur minimum terjadi pada bulan Oktober-
Januari sedangkan temperatur maksimum terjadi pada bulan Juli-Agustus. Rata-rata frekuensi hujan per bulan pad atahun 2007 menunjukkan
peningkatan di banding 5 tahun sebelumnya. Dilihat dari data yang ada,
II - 5
K A B U P A T E N K U T A I B A R A T 2 0 0 5 - 2 0 2 5
curah hujan terendah terjadi selama bulan Juni-Oktober, sedangkan November hingga Mei menunjukkan peningkatan curah hujan.
Data yang ada menunjukkan bahwa jumlah hari hujan sepanjang 2002-2007 memiliki pola naik-turun setiap tahun. Dari sisi tahun, jumlah hari
hujan pada tahun 2007 mengalami peningkatan yang cukup tajam dibandingkan tahun 2006. Tahun 2007 rata-rata jumlah hari hujan per bulan
mencapai 13,38. Ini berarti pada tiap bulan, hampir setengah bulan terjadi hujan. Dari tinjauan bulan, jumlah hari hujan tertinggi terjadi pada bulan
November, sedangkan yang terendah terjadi pada bulan September.
Tabel. 2.1. Rata-rata Jumlah Hari Hujan per Bulan selama 2002-2007 di Kabupaten Kutai Barat
Tahun Bulan
Rata- rata
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus t
Sep Okt Nop Des
2002 12
14 13 12
9 6
- 2
7 12
15 16
9,83
2003 12
11 17 13 12
8 3
3 4
10 31
- 10,33
2004 7
9 8 11
7 8
9 6
6 6,3 7
12 8,01
2005 15 9,3
12 8 13
6 9,5 10
3 17 20,3
19 11,85
2006 7,3 6,7
0 17 7
14 1,5 2
6 2 1,67
7 6,01
2007 17
15 16 17 13
12 11
11,3 5,7 10
16 17
13,38 Rata-rata
12 11 11 13 10 9 5,7 5,72 5,3 9,6 15,2 12
Sumber: Diolah dari Kutai Barat Dalam Angka 2008
Distribusi curah hujan menunjukkan dua pola yang dominan, yaitu pola A pola curah hujan tunggal, musim hujan dan kemarau terjadi satu kali
dalam satu periode dan pola C dua puncak hujan terjadi dalam setahun. Dengan rata-rata sepanjang tahun nilai curah hujan diatas 100 mmbulan,
Kabupaten Kutai Barat rawan terhadap terjadinya bahaya banjir. Apalagi ditambah dengan kondisi hutan yang semakin buruk dimana banyak terjadi
penebangan liar, maka kemungkinan terjadinya banjir tersebut semakin besar. Sebagai contoh, pada bulan April 2005, terjadi banjir besar yang
diakibatkan oleh meluapnya Sungai Mahakam. Akibat banjir tersebut terdapat sekitar 3.500 rumah di Kabupaten Kutai Barat yang terendam air.
Temperatur rata-rata bulanan berkisar antara 25
o
-27,1
o
dengan nilai rata-rata pertahun 26,5
o
. Suhu tertinggi terjadi pada bulan Agustus–
II - 6
K A B U P A T E N K U T A I B A R A T 2 0 0 5 - 2 0 2 5
September. Kelembaban relatif berkisar antara 83–87, dengan kelembaban rata-rata tertinggi pada bulan Mei–Juni dan kelembaban
terrendah pada bulan Maret.
D. Penggunaan Lahan