DASAR TEORI DASAR TEORI DASAR TEORI

LAPOR AN TUGA S AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY 81

BAB II DASAR TEORI

Gambar 2.17 Skema perhitungan bidang luncur dalam kondisi embung penuh air Gambar 2.18 Skema perhitungan bidang luncur dalam kondisi penurunan air embung tiba-tiba

6. Penentuan Lokasi Titik Pusat Bidang Longsor

Untuk memudahkan usaha trial dan error terhadap stabilitas lereng, maka titik-titik pusat bidang longsor yang berupa busur lingkaran harus ditentukan dahulu melalui suatu pendekatan. Fellenius memberikan petunjuk-petunjuk untuk menentukan lokasi titik pusat busur longsor kritis yang melalui tumit suatu lereng pada tanah kohesif c- soil seperti pada tabel berikut : o LAPOR AN TUGA S AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY 82

BAB II DASAR TEORI

Gambar 2.19 Lokasi pusat busur longsor kritis pada tanah kohesif c-soil Tabel 2.22 Sudut-sudut petunjuk menurut Fellenius Lereng Sudut Lereng Sudut-sudut petunjuk 1 : n θ βA βB √3 : 1 1 : 1 1 : 1,5 1 : 2 1 : 3 1 : 5 60° 45° 33°41’ 25°34’ 18°26’ 11°19’ -29° -28° -26° -25° -25° -25° -40° -38° -35° -35° -35° -37° Pada tanah Ø-c untuk menentukan letak titik pada pusat busur lingkaran sebagai bidang longsor yang melalui tumit lereng dilakukan secara coba-coba dimulai dengan bantuan sudut-sudut petunjuk dari Fellenius untuk tanah kohesif Ø=0. Grafik Fellenius menunjukkan bahwa dengan meningkatnya nilai sudut geser Ø maka titik pusat busur longsor akan bergerak naik dari O o yang merupakan titik pusat busur longsor tanah cØ=0 sepanjang garis O o -K yaitu O1, O2, 03,…….On. Titik K merupakan koordinat pendekatan dimana x = 4,5H dan z = 2H, dan pada sepanjang garis O o -K diperkirakan terletak titik-titik pusat busur longsor. Tiap-tiap titik pusat busur longsor tersebut dianalisis angka keamanannya untuk memperoleh nilai Fk yang paling minimum sebagai indikasi bidang longsor kritis. θ 1 : n O ßA A H ßB B C LAPOR AN TUGA S AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY 83

BAB II DASAR TEORI

Gambar 2.20 Posisi titik pusat busur longsor pada garis O -K

7. Stabilitas Embung Terhadap Aliran Filtrasi

Baik embung maupun pondasinya diharuskan mampu menahan gaya-gaya yang ditimbulkan oleh adanya air filtrasi yang mengalir melalui celah-celah antara butiran- butiran tanah pembentuk tubuh embung dan pondasi tersebut. Hal tersebut dapat diketahui dengan mendapatkan formasi garis depresi seepage flow–net yang terjadi dalam tubuh dan pondasi embung tersebut Soedibyo, 1993. Garis depresi didapat dengan persamaan parabola bentuk dasar seperti di bawah ini : Untuk perhitungan selanjutnya maka digunakan persamaan-persamaan berikut : x = 2 2 2y y y  .............................................................................................. 2.119 y = 2 2 d h  - d ...................................................................................... 2.120 E h l 1 B 2 B B 1 y 0,3 l 1 a+ a = y 1-cos  d x l 2 C y A A a B 2 -C -A - garis depresi O 3 O 2 O 1 R A O +Z +X 2H 4.5H K4.5H , 2H H H B O O n Gambar 2.21 Garis depresi pada embung homogen LAPOR AN TUGA S AKHIR Perencanaan Embung Tambakboyo Kabupaten Sleman DIY 84

BAB II DASAR TEORI