25
antara penggabungan dengan peleburan ada pada entitas hukum setelah proses penggabungan atau peleburan, jika dalam penggabungan entitas hukum yang
dipertahankan adalah salah satu dari entitas hukum yang sebelum proses penggabungan telah ada sedangkan pada peleburan entitas hukum yang ada sebelum
proses peleburan tidak ada yang dipertahankan eksistensinya tetapi dibentuk entitas baru.
32
Sejatinya perbedaan antara penggabungan dan peleburan sangat tipis, kondisi ini juga telah disadari oleh pembentuk Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007
Tentang Perseroan
Terbatas oleh
karena itu
pembentuk undang-undang
mencantumkan Pasal 124 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang menyatakan ketentuan tentang penggabungan secara mutatis dan
mutandis berlaku juga bagi peleburan perusahaan.
33
Peleburan perusahaan yang berbentuk perseroan diatur dalam Pasal 1 angka 10 dan Pasal 122 sampai dengan Pasal 134 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas dan peraturan pelaksana Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1998 tentang Penggabungan, peleburan dan pengambilalihan Perseroan
Terbatas yakni pada Pasal 20 sampai Pasal 25 yang secara khusus mengatur mengenai peleburan perusahaan.
2. Pengertian Peleburan
Konsolidasi merupakan suatu proses peleburan dari dua atau lebih perseroan menjadi satu perseroan baru, dengan peralihan segala hak-hak dan kewajiban-
32
Tri Budyono, Hukum Perusahaan Salatiga : Griya Media, 2010, hal. 211.
33
Pasal 124 Undang-undang No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
Universitas Sumatera Utara
26
kewajiban yang dimiliki oleh dua atau lebih perseroan yang melebur ke dalam perseroan hasil peleburan tersebut. Dan seperti halnya merger, pada konsolidasi hak-
hak dan kewajiban yang beralih tidak hanya meliputi hak-hak dan kewajiban- kewajiban perseroan terhadap pihak ketiga, melainkan juga hak-hak dan kewajiban-
kewajiban perseroan terhadap pemegang saham awal dari perseroan-perseroan yang melebur. Dan oleh karena konsolidasi ini merupakan suatu peleburan hak-hak dan
kewajiban-kewajiban, maka secara hukum perseroan yang meleburkan diri ini juga hilang status badan hukumnya, dan terlikuidasi secara otomatis, dengan pewarisan
titel hak seumumnya kepada perseroan hasil konsolidasi. Peleburan diartikan:
34
“is a union resulting in the creation of the an entirely new corporation and the termination of the existing ones. A consolidation can be illustrated by the
equation A+B=C”. Dapat juga digambarkan sebagai berikut:
35
“in a consolidation of two or more corporations, their separate existance ceases and new corporations, with the property and the assets of the old
corporations comes into being”.
34
Rute A, Howell.et all, Business Law, Text and Cases, Fourth Edition, Orlando, Florida : The Dryden Press, 1988, hal 888.
35
Ronald A. Anderson, et.all, Business Law, Ohio : South Westerent, Publishing Co. Cincinnati, 1984, hal 656
Universitas Sumatera Utara
27
Konsolidasi dapat juga terjadi:
36
“When new corporations is created to take the plece of two or more consituent corporations, which consequently lose their corporatte existence
by operation of law”. Selain itu konsolidasi juga dapat terjadi:
37
Jika perseroan yang bergabung itu membentuk satu perusahaan baru. Setiap perseroan yang bergabung akan kehilangan eksistensi legalnya, sesudah badan
hukum baru dibentuk. Definisi Peleburan menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas, Pasal 1 angka 10 menyebutkan: “Peleburan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh dua perseroan atau
lebih untuk meleburkan diri dengan cara mendirikan satu perusahaan baru yang karena hukum memperoleh aktiva dan pasiva dari perseroan yang
meleburkan diri dan status badan hukum perseroan yang meleburkan diri berakhir karena hukum”.
38
Selain itu juga terdapat Peleburan menurut definisi yang diberikan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1998 tentang Penggabungan Peleburan dan
Penggambilalihan, Pasal 1 angka 2 menyebutkan: “Peleburan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh dua perseroan atau
lebih untuk meleburkan diri dengan cara membentuk satu perseroan baru dan masing-masing perseroan yang meleburkan diri menjadi bubar”.
39
36
William H. Hoffman Jr. William A. Roabe Editors, West’s Federal Taxation 5 Corporation Partnerships, Estates, and Trust, Ohio : Annual Edition, 1989, hal 5-6
37
Placidus Sudibyo dan Nindya Pramono, Merger dan Akuisisi, Makalah Pada Seminar Nasional “ Peranan Prinsip Akuntansi Indonesia Dalam Pembangunan Jangka Panjang pada Tahap
Kedua”, Jakarta : 16-17 Desember 1991, hal 1.
38
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
39
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1998 Tentang Penggabungan, Peleburan, dan Penggambilalihan Perseroan Terbatas
Universitas Sumatera Utara
28
Pasal 1 angka 2 Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2010 tentang Badan Usaha juga memberikan definisi peleburan,
“Peleburan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh dua badan usaha atau lebih untuk meleburkan diri dengan cara mendirikan satu badan usaha
baru yang karena hukum memperoleh aktiva dan pasiva dari badan usaha yang meleburkan diri dan status badan hukum badan usaha meleburkan diri
berakhir karena hukum”.
40
3. Alasan Dan Tujuan Peleburan