69
1. Pekerjaan yang sekali selesai atau yang sementara sifatnya; 2. Pekerjaan yang diperkirakan penyelesaian dalam waktu tidak terlalu lama dan
paling lama 3 tiga bulan; 3. Pekerjaan yang bersifat musiman;
4. Pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru, atau produk tambahan yang masih dalam percobaan atau penjajakan.
5. Hak dan Kewajiban Para Pihak dalam Perjanjian Kerja a. Hak dan Kewajiban Buruh atau Pekerja
Kewajiban Buruh atau Pekerja
Dalam KUHPerdata ketentuan mengenai kewajiban buruh atau pekerja diatur dalam Pasal 1603, 1603a, 1063b, dan 1063c KUHPerdata yang pada intinya adalah
sebagai berikut: 1. Buruh atau pekerja wajib melakukan pekerjaan;
2. Buruh atau pekerja wajib menaati aturan dan petunjuk majikan atau pengusaha;
3. Kewajiban membayar ganti rugi dan denda jika pekerja melakukan perbuatan yang merugikan perusahaah.
Hak Pekerja atau Buruh
Hak buruh atau pekerja antara lain: 1. Berhak mendapat upah dari pengusaha
2. Berhak mendapat waktu istirahat dan cuti
Universitas Sumatera Utara
70
3. Berhak mendapat perawatan dan pengobatan pekerja yang berkaitan dengan Jamsostek
4. Berhak mendapatkan surat keterangan yang berupa sifat pekerjaan, lamanya waktu bekerja.
b. Hak dan Kewajiban Pengusaha Kewajiban Pengusaha
Kewajiban pengusha antara lain: 1. Kewjiban membayar upah pekerja;
2. Kewajiban memberikan istirahat atau cuti pada pekerja; 3. Kewajiban mengurus perawatan dan pengobatan pekerja dan ini berkaitan
dengan Jamsostek; 4. Kewajiban memberi surat keterangan yang berupa sifat pekerjaan, lamanya
waktu kerja.
Hak Pengusaha
Hak Pengusaha antara lain: 1. Berhak medapat hasil dari pekerjaan para pekerja
2. Berhak membuat peraturan atau petunjuk di lingkungan kerja 3. Berhak medapat biaya ganti rugi dan denda atas tindakan pekerja yang
merugikan perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
71
B. Tinjauan tentang Pemutusan Hubungan Kerja PHK 1. Pengertian Pemutusan Hubungan Kerja PHK
Pemutusan Hubungan Kerja PHK bagi perusahaan swasta diatur dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun1964. Pemutusan Hubungan Kerja PHK adalah
pengakhiran hubungan kerja antara pengusaha dengan pekerja yang terjadi karena berbagai sebab. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
memberikan pengertian Pemutusan Hubungan Kerja PHK adalah pengakhiran hubungan kerja karena satu hal tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak dan
kewajiban antara buruhpekerja dengan pengusaha Pasal 1 angka 25.
100
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tidak mencabut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1964 tentang Pemutusan Hubungan Kerja di Perusahaan Swasta
kaena Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1964 merupakan hukum formal atau cara penyelesaian perselisiha pemutusan hubungan kerja diperusahaan swasta. Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 1964 tersebut baru dicabut dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Hubungan Industrial.
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1964 hanya mengatur maslah pemutusan hubungan kerja di perusahaan swasta, sedangkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun
2003 tersebut dalam Pasal 150 ditentukan bahwa ketentuan mengenai pemutusan hubungan kerja yang diatur dalam undang-undang tersebut meliputi pemutusan
hubungan kerja yang terdiri dari badan usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang perseorangan, milik persekutuan, atau milik badan hukum, baik swasta maupun
milik negara, maupun usaha-usaha sosial dan usaha-usaha lain yang mempunyai pengurus dan mempekerjakan orang lain dengan membayar upah atau imbalan dalam
bentuk lain.
100
Pasal 151 ayat 1 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
Universitas Sumatera Utara
72
Dengan demikian, Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 mengatur
Pemutusan Hubungan Kerja pada: 1. Badan usaha yang berbadan hukum atau tidak;
2. Badan usaha milik orang perseorangan, persekutuan, badan hukum swasta maupun badan hukum milik negara;
3. Usaha-usaha sosial dan usaha-usaha lain yang mempunyai pengurus dan mempekerjakan orang lain dengan membayar upah atau imbalan dalam
bentuk lain.
2. Jenis-Jenis Pemutusan Hubungan Kerja a Pemutusan Hubungan Kerja Oleh Pengusaha