Hak-Hak Tenaga Kerja Yang di PHK

78 a. Menganiaya, menghina secara kasar, atau mengancam pekerjaburuh; b. Membujuk danatau menyuruh pekerjaburuh untuk melakukan perbuatan yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan; c. Tidak membayar upah tepat pada waktu yang telah ditentukan selama tiga bulan berturut-turut atau lebih; d. Tidak melakukan kewajiban yang telah dijanjikan kepada pekerjaburuh; e. Memerintahkan pekerjaburuh untuk melaksanakan pekerjaan diluar yang diperjanjikan; f. Memberikan pekerjaan yang membahayakan jiwa, keselamatan, kesehatan, dan kesusilaan pekerjaburuh, sedangkan pekerjaan tersebut tidak dicantumkan pada perjanjian kerja. Pemutusan hubungan kerja dengan alasan-alasan tersebut diatas, pekerjaburuh berhak atas uang pesangon 2 dua kali, uang penghargaan masa kerja satu kali, dan uang penggantian hak.

3. Hak-Hak Tenaga Kerja Yang di PHK

Bilamana terjadi pemutusan hubungan kerja, menurut Pasal 156 Undang- Undang Nomor 13 Tahun 2003 bahwa pengusaha diwajibkan membayar uang pesangon dan atau uang penghargaan masa kerja dan uang pengganti hak yang seharusnya diterima. 101 101 Pasal 156 Undang-Undang nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Universitas Sumatera Utara 79 1. Uang Pesangon Uang pesangon merupakan pembayaran dalam bentuk uang dari pengusaha kepada buruhpekerja sebagai akibat dari adanya pemutusan hubungan kerja yang jumlahnya disesuaikan dengan masa kerja buruhpekerja yang bersangkutan. Perhitungan uang pesangon diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yakni Pasal 156 ayat 2 sebagai berikut: a. Masa kerja kurang dari 1 satu tahun, 1 satu bulan upah; b. Masa kerja 1 satu tahun atau lebih tetapi kurang dari 2 dua tahun, 2 dua bulan upah; c. Masa kerja 2 dua tahun atau lebih tetapi kurang dari 3 tiga tahun, 3 tiga bulan upah; d. Masa kerja 3 tiga tahun atau lebih tetapi kurang dari 4 empat tahun, 4 empat bulan upah; e. Masa kerja 4 empat tahun atau lebih tetapi kurang dari 5 lima tahun, 5 lima bulan upah; f. Masa kerja 5 lima tahun atau lebih, tetapi kurang dari 6 enam tahun, 6 enam bulan upah; g. Masa kerja 6 enam tahun atau lebih tetapi kurang dari 7 tujuh tahun, 7 tujuh bulan upah; h. Masa kerja 7 tujuh tahun atau lebih tetapi kurang dari 8 delapan tahun, 8 delapanbulan upah; i. Masa Kerja 8 delapan tahun atau lebih, 9 sembilan bulan upah. Universitas Sumatera Utara 80 2. Uang Penghargaan Masa Kerja Perhitungan uang penghargaan masa kerja diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yakni Pasal 156 ayat 3 sebagai berikut: a. Masa kerja 3 tiga tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 enam tahun, 2 dua bulan upah; b. Masa kerja 6 enam tahun atau lebih tetapi kurang dari 9 sembilan tahun, 3 tiga bulan upah; c. Masa kerja 9 sembilan tahun atau lebih tetapi kurang dari 12 dua belas tahun, 4 empat bulan upah; d. Masa kerja 12 dua belas tahun atau lebih tetapi kurang dari 15 lima belas tahun, 5 lima bulan upah; e. Masa kerja 15 lima belas tahun atau lebih tetapi kurang dari 18 delapan belas tahun, 6 enam bulan rupiah; f. Masa kerja 18 delapan belas tahun atau lebih tetapi kurang dari 21 dua puluh satu tahun, 7 tujuh bulan upah; g. Masa kerja 21 dua puluh satu tahun atau lebih tetapi kurang dari 24 dua puluh empat tahun, 8 delapan bulan upah; h. Masa kerja 24 dua puluh empat tahun atau lebih, 10 sepuluh bulan upah. Universitas Sumatera Utara 81 3. Uang Pengganti Hak Uang pengganti hak yang seharusnya diterima oleh buruhpekerja menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, yakni Pasal 156 ayat 4 meliputi: a. Cuti tahunan yang belum diambil dan belum gugur; b. Biaya atau ongkos pulang untuk pekerjaburuh dan keluarganya ke tempat di mana pekerjaburuh diterima bekerja; c. Pengganti perumahan serta pengobatan dan perawatan 15 lima belas per seratus dari uang pesangon danatau uang penghargaan masa kerja bagi yang memenuhi syarat; d. Hal-hal lain yang ditetapkan dalam perjanjian kerja, peraturan perusahan atau perjanjian kerja bersama. Ketiga komponen diatas merupakan hak-hak pekerja yang harus dibayarkan pengusaha apabila pekerjaburuh tersebut di PHK. C. Konsekuensi Yang Timbul Terhadap Pekerja Pada Perusahaan Hasil Peleburan PT. Infinity Logistindo Indonesia Menurut Ubahary Kenty, Branch Manager PT. Infinity Logistindo Indonesia, peleburan yang dilakukan perusahaan akan melahirkan 2 dua konsekuensi yaitu”: 102 1. Pekerja dipekerjakan kembali, pada perusahaan baru hasil peleburan dengan hak dan kewajiban yang kemudian diatur dalam perjanjian kerja yang baru, dan jumlah pekerja yang dipekerjakan kembali berjumlah 350 orang dari 500 orang pekerja. 102 Wawancara Tanggal 1 Oktober 2013, dengan Bapak Ubahary Kenty, Branch Manager PT. Infinity Logistindo Indonesia, Pukul 13.30 WIB Universitas Sumatera Utara 82 2. Pekerja tidak dipekerjakan kembali PHK, pihak perusahaan akan memenuhi kewajiban-kewajiban terhadap para pekerja yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja PHK, yakni pemenuhan hak-hak normatif pekerja, dan jumlah pekerja yang terkena pemutusan hubungan kerja PHK berjumlah 150 orang dari 500 orang pekerja. Dari hasil wawancara di atas dapat dianalisis bahwa dalam hal terjadi peleburan, maka hak dan kewajiban dari perusahaan yang meleburkan diri menjadi tanggung jawab dari perusahaan hasil peleburan termasuk didalamnya tentang status dari pekerjakaryawan perusahaan yang meleburkan diri, didalam penyelesaian status pekerjakaryawan dapat diselesaikan dengan 2 dua cara yaitu: 1. Tanpa adanya Pemutusan Hubungan Kerja PHK Pekerja dipekerjakan kembali. Dalam Pasal 11 Jo Pasal 20 Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1998 tentang Penggabungan, peleburan dan pengambilalihan mengatur bahwa selain hal- hal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 Rancangan penggabungan atau peleburan harus membuat penegasan dari perseroan yang akan menerima penggabungan atau peleburan mengenai penerimaan peralihan segala hak dan kewajiban dari perseroan yang akan menggabungkan atau meleburkan diri. 103 Penjelasan mengenai segala hak dan kewajiban dari perseroan akan menjadi tanggung jawab dari perusahaan yang menerima penggabungan atau peleburan termasuk salah satu kewajiban tersebut adalah mengenai hak-hak pekerja yang menjadi tanggung jawab perseroan baru. Dan hak-hak pekerja pada perseroan yang baru akan diatur dalam perjanjian kerja antara perseroan yang baru dengan pekerjanya, dimana hak-hak yang akan diterima pekerja tidak boleh merugikan pekerja. 103 Pasal 11 Jo. Pasal 20 Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1998 Tentang Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan. Universitas Sumatera Utara 83 Sebagai contoh perbandingan jumlah pekerjakaryawan yang tercantum dalam laporan keuangan konsolidasi PT. SmartFren Tahun 2011 jumlah pekerjakaryawan berjumlah 2.192 orang sedangkan pada tahun 2012 jumlah pekerjakaryawanya berjumlah 2180 orang, maka terdapat selisih 12 orang pekerja, maka disimpulkan bahwa hasil peleburan PT. SmartFren tidak menyebabkan terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja PHK secara besar-besaran dengan persentase 99 sembilan puluh sembilan persen pekerjaKaryawan yang dipekerjakan kembali dan hanya 1 satu persen saja yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja PHK maka dapat dikatakan bahwa peleburan PT. SamarFren hampir seluruh pekrjakaryawan yang mendapatkan pekerjaanya kembali setelah perusahaan tersebut melebur. 104 Sedangkan berbeda dengan PT. Infinity Logistindo Indonesia hanya 70 Tujuh puluh persen pekerja yang dapat bekerja kembali setelah peleburan perusahaan terjadi. 2. Dengan dilakukan Pemutusan PHK Pekerja tidak dipekerjakan kembali Dalam Pasal 151 ayat 1 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan menegaskan bahwa pengusaha, pekerjaburuh, serikat pekerjaburuh, dan pemerintah dengan segala upaya harus mengusahakan agar jangan terjadi pemutusan hubungan kerja. 105 Selanjutnya ayat 2 menegaskan bahwa dalam hal segala upaya telah dilakukan, tetapi pemutusan hubungan kerja tidak dapat dihindarkan, maka maksud pemutusan hubungan kerja wajib dirundingkan oleh pengusaha dan serikat 104 Akhirnya Smart Fren Pioner, Kompas.com 11 Mei 2011, Pukul 19.53 WIB. 105 Pasal 151 Ayat 1 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. Universitas Sumatera Utara 84 pekerjaserikat buruh atau dengan pekerjaburuh apabila pekerjaburuh yang bersangkutan tidak menjadi anggota serikat pekerjaserikat buruh. 106 Selanjutnya ayat 3 menegaskan kembali bahwa dalam hal perundingan sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 benar-benar tidak menghasilkan persetujuan, pengusaha hanya dapat memutuskan hubungan kerja dengan pekerjaburuh setelah memperoleh penetapan dari lembaga perselisihan hubungan industrial. 107 Pasal 151 tersebut terlihat cukup melindungi pekerjaburuh akan tetapi dalam peleburan perusahaan Pasal 163 ayat 2 Undang-Undang Nomor 13 Tentang Ketenagakerjaan juga memberi ruang kepada pengusaha untuk melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap buruh, pasal tersebut mengatur bahwa Pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap pekerjaburuh karena perubahan status penggabungan, atau peleburan perusahaan dan pengusaha tidak bersedia menerima pekerjaburuh diperusahaanya maka pihak perusahaan dapat melakukan pemutusan hubungan kerja. 108 Dalam hal ini jelas bahwa pengusaha dapat dengan satu pihak melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap pekerja dengan dasar ketentuan Pasal 163 ayat 2 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan pasal tersebut mengisyaratkan bahwa berakhir atau tidaknya suatu hubungan kerja lebih ditentukan oleh pengusaha, dan dalam peleburan tersebut PT. Infinity Logistindo Indonesia melakukan pemutusan hubungan kerja sekitar 30 tiga puluh persen dari seluruh jumlah pekerjanya atau 150 orang pekerja dari 500 orang pekerja yang tidak dipekerjakan kembali atau terkena pemutusan hubungan kerja. 106 Pasal 151 Ayat 2 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. 107 Pasal 151 Ayat 3 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. 108 Pasal 163 Ayat 2 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. Universitas Sumatera Utara 85

BAB IV BENTUK PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA

PADA PERUSAHAAN PERSEROAN TERBATAS YANG MELAKUKAN PELEBURAN

A. Perlindungan Terhadap Kepentingan Pekerja Untuk Diberikan Kesempatan Melanjutkan Hubungan Kerja

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pada bagian menimbang pada butir b menyebutkan bahwa dalam pelaksanaan pembangunan nasional, tenaga kerja mempunyai peranan dan kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku dan tujuan pembangunan, butir c menyebutkan bahwa sesuai dengan peranan dan kedudukan tenaga kerja, diperlukan pembangunan ketenagakerjaan untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja dan peransertanya dalam pembangunan serta peningkatan perlindungan tenaga kerja dan keluarganya sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, butir d menyebutkan bahwa perlindungan terhadap tenaga kerja dimaksudkan untuk menjamin hak-hak dasar pekerjaburuh dan menjamin kesamaan kesempatan serta pelakuan tanpa diskriminasi atas dasar apa pun untuk mewujudkan kesejahteraan pekerjaburuh dan keluarganya dengan tetap memperhatikan perkembangan kemajuan dunia usaha. 109 109 Menimbang Butir b, c dan d Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. 85 Universitas Sumatera Utara 86 Bagian menimbang pada Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan mengigatkan bahwa bertapa penting peran pekerjaburuh tersebut sehingga perlindungan terhadap pekerjaburuh perlu untuk dilindungi berkaitan dengan perlindungan terhadap kepentingan pekerja untuk diberi kesempatan melanjutkan hubungan kerja pada PT. Infinity Logistindo Indonesia dapat ditinjau dari pihak perusahaan maupun pihak pekerja yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja PHK.

1. Tinjauan Dari Pihak Perusahaan