77
2 log likelihood pada awal block number = 0 dengan nilai -2 log likelihood pada akhir block number = 1. Nilai -2 log likelihood awal pada block number = 0,
dapat ditunjukkan melalui Tabel 4.7 berikut :
Tabel 4.7 Nilai -2 Log Likelihood -2 LL Awal
Block 0: Beginning Block Iteration History
a,b,c
Iteration -2 Log
likelihood Coefficients
Constant Step 0
1 73.219
1.263 2
72.615 1.474
3 72.613
1.488 4
72.613 1.488
a. Constant is included in the model. b. Initial -2 Log Likelihood: 72.613
c. Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates changed by less than .001.
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS Januari 2016 Dari Tabel 4.6, terdapat 4 nilai dari -2 Log likelihood yang diberikan. Satu
untuk model yang hanya memasukkan konstanta block 0 = beginning block yaitu sebesar 72,613. Nilai dari -2 Log likelihood ini adalah signifikan dengan alpha 5
0,05 yang berarti hipotesis nol ditolak, yaitu model dikatakan fit dengan data.
78
Tabel 4.8 Nilai – 2 Log Likelihood -2 LL akhir
Block 1 : Method = Enter Iteration History
a,b,c,d
Iteration -2 Log
likelihood Coefficients
Constant Ketidakpuasan
Pasca Konsumsi
Harga Iklan
Kebutuhan Mencari
Variasi Step 1 1
57.364 -1.210
.131 -.145
-.050 .273
2 50.843
-2.603 .272
-.225 -.097
.417 3
4 5
6 49.627
49.549 49.548
49.548 -3.548
-3.842 -3.865
-3.865 .384
.423 .426
.426 -.257
-.265 -.266
-.266 -.141
-.159 -.160
-.160 .488
.509 .510
.510
a. Method: Enter b. Constant is included in the model.
c. Initial -2 Log Likelihood: 72.613 d. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less
than .001.
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS Januari 2016 Dari Tabel 4.7 dan Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa -2 log likelihood awal
pada block number = 0, yaitu model yang hanya memasukkan konstanta yang dapat dilihat pada step 3, memperoleh nilai sebesar 72,613. Kemudian pada tabel
selanjutnya dapat dilihat nilai -2 log likelihood -2 LL akhir dengan block number = 1. Nilai -2 log likelihood pada Tabel 4.8 mengalami perubahan
sehingga menyebabkan nilai -2 log likelihood -2 LL akhir pada step 5 menunjukkan nilai 49,548 yang dapat dilihat pada Tabel 4.7. Selisih antara nilai
-2 LL awal dengan nilai -2 LL akhir adalah sebesar 23,065. Adanya pengurangan
79
nilai antara -2 LL awal dengan nilai -2 LL akhir pada langkah berikutnya -2 LL akhir menunjukkan bahwa model yang dihipotesiskanfit dengan data.
4.2.2.2 Menguji Kelayakan Model Regresi
Pengujian kelayakan model regresi logistik dilakukan dengan menggunakan goodness of fitness test yang diukur dengan nilai chi square pada
bagian bawah uji hosmer and lemeshow. Uji ini adalah untuk melihat apakah data empiris cocok atau tidak dengan model atau dengan kata lain diharapkan tidak ada
perbedaan antara data empiris dengan model. Menurut Sarwono 2013, untuk menguji kelayakan model regresi,
gunakan uji hipotesis berikut: H
: Tidak ada perbedaan yang signifikan antara klasifikasi yang diprediksi dan yang diamati.
H
1
: Ada perbedaan yang signifikan antara klasifikasi yang diprediksi dan yang diamati.
Dasar keputusannya adalah : 1.
Jika probabilitas 0,05, H diterima.
2. Jika probabilitas 0,05, H
ditolak.
Tabel 4.9 Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square
df Sig.
1 2.371
8 .967
Sumber : Hasil Pengolahan Data Januari 2016
80
Pada Tabel 4.9 menunjukkan hasil pengujian Hosmer and Lemeshow. Hasil pengujian statistik menunjukkan probabilitas signifikansi pada angka 0,967.
Nilai signifikansi yang diperoleh lebih besar dari 0,05 maka H diterima dan H
1
ditolak. Hal ini berarti model regresi layak untuk digunakan dalam analisis selanjutnya, karena tidak ada perbedaan yang nyata antara klasifikasi yang
diprediksi dengan klasifikasi yang diamati, atau dapat dikatakan model mampu memprediksi nilai observasinya.
Tabel 4.10 Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test
Keputusan Perpindahan Merek = Tidak
Keputusan Perpindahan Merek = Ya
Total Observed
Expected Observed
Expected Step 1 1
5 5.489
3 2.511
8 2
3 4
5 6
7 8
9 10
3 3
2 1
3.417 2.008
1.283
.860 .478
.252 .128
.072 .014
5 5
6 7
8 8
8 8
4 4.583
5.992 6.717
7.140 7.522
7.748 7.872
7.928 3.986
8 8
8 8
8 8
8 8
4
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS Januari 2016 Dari Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa dari langkah-langkah pengamatan
untuk Keputusan Perpindahan Merek = 1,00 Ya maupun Keputusan Perpindahan Merek = 0,00 Tidak, nilai yang diamati Observed maupun nilai yang
diprediksi Expected, tidak mempunyai perbedaan yang terlalu ekstrim. Ini
81
menunjukkan bahwa model regresi logistik yang digunakan dalam penelitian ini mampu memprediksi nilai observasinya.
4.2.2.3 Hasil Pengujian Hipotesis
Hasil pengujian hipotesis bertujuan untuk mengetahui apakah pengaruh dari variabel – variabel bebas terhadap opini audit. Pengujian dengan regresi
logistik ditunjukkan dalam tabel-tabel berikut ini.
Tabel 4.11 Case Processing Summary
Unweighted Cases
a
N Percent
Selected Cases Included in Analysis
76 100.0
Missing Cases .0
Total 76
100.0 Unselected Cases
.0 Total
76 100.0
a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS Januari 2016 Pada Tabel 4.11 dapat dilihat data sebagai berikut :
a. Jumlah sampel pengamatan sebanyak 76 responden, dan seluruh sampel
telah diperhitungkan kedalam pengujian hipotesis. b.
Tidak ada variabel dependent yang dikeluarkan dengan nilai dummy variabel. Variabel dependent bernilai 0 untuk tidak berpindah merek dan
variabel dependent bernilai 1 untuk berpindah merek. c.
Metode yang digunakan untuk memasukkan data adalah metode enter dimana apabila menggunakan metode ini seluruh variabel bebas
82
independent disertakan dalam pengolahan analisis data untuk mengetahui variabel mana yang berpengaruh terhadap variabel terikat
dependent. Selanjutnya variabilitas antara variabel dependent dengan variabel
independent dapat dilihat pada Tabel 4.12 berikut ini :
Tabel 4.12 Model Summary
Step -2 Log
likelihood Cox Snell R
Square Nagelkerke R
Square 1
49.548
a
.262 .425
a. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less than .001.
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS Januari 2016
Berdasarkan Tabel 4.12 dapat dilihat bahwa hasil analisis regresi logistik secara keseluruhan menunjukkan nilai Cox Snell R Square sebesar 0,262. Cox
Snell R Square merupakan ukuran yang mencoba meniru ukuran seperti halnya R
2
pada OLS regression yang didasarkan pada teknik estimasi likelihood dengan nilai maksimum kurang dari satu, sehingga sulit untuk diinterpretasikan.
Nagelkerke’s square merupakan modifikasi dari Cox dan Snell. Untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 nol sampai 1 satu. Hal ini
dilakukan dengan cara membagi nilai Cox Snell R Square dengan nilai maksimumnya. Nilai Nagelkerke R
2
dapat diinterpretasikan seperti nilai R
2
pada OLS regression. Dilihat dari hasil output pengolahan data nilai Nagelkerke R
Square adalah sebesar 0,425 yang berarti variabilitas variabel dependent yang dapat dijelaskan oleh variabel independent yaitu ketidakpuasan pasca konsumsi,
83
harga, iklan, dan kebutuhan mencari variasi adalah sebesar 42,5, sisanya sebesar 57,5 dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar model.
4.2.2.4 Matiks Klasifikasi
Matriks klasifikasi akan menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan keputusan perpindahan merek dari
smartphone BlackBerry ke smartphone Android pada mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Tabel 4.13 Classification Table
a
Observed Predicted
Keputusan Perpindahan Merek
Percentage Correct
Tidak Ya
Step 1 Keputusan Perpindahan Merek
Tidak Ya
6 3
8 59
42.9 95.2
Overall Percentage 85.5
a. The cut value is .500 Sumber : Hasil Pengolahan SPSS Januari 2016
Pada Tabel 4.13 menunjukkan hasil output Classification Table dimana kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan keputusan
untuk berpindah merek dari smartphone Android ke smartphone BlackBerry sebesar 85,5. Hal ini berarti model dapat dikatakan baik dan dari perbandingan
antara kedua nilai mengidentifikasikan tidak terdapatnya masalah homoskedastisitas asumsi model logit.
84
4.2.2.5 Menguji Koefisien Regresi
Model regresi logisitik yang digunakan dalam pengujian hipotesis adalah sebagai berikut :
� = � + ��
1
+ ��
2
+ ��
3
+ ��
4
+ �
Dimana: Y : Keputusan perpindahan merek Variabel dummy, 1 jika ya berpindah merek,
0 jika tidak berpindah merek α : Konstanta
β : Koefisien regresi X
1
: Ketidakpuasan pasca konsumsi X
2
: Harga X
3
: Iklan X
4
: Kebutuhan Mencari Variasi Ɛ : Standart error
Setelah dilakukan penelitian, maka diperoleh model regresi logistik sebagai berikut :
� = −3,865 + 0,426�
1
− 0,266�
2
− 0,16�
3
+ 0,51 �
4
85
Adapun penjelasan dari model regresi logistik dalam penelitian ini, adalah : a.
Variabel konstan pada model regresi logistik mempunyai koefisien negative - sebesar – 3,865, yang berarti jika variabel lain dianggap
tetapkonstan, maka keputusan perpindahan merek akan mengalami penurunan sebesar 3,865 satuan.
b. Hasil koefisien dari ketidakpuasan pasca konsumsi X
1
sebesar 0,426, yang berarti setiap kenaikan 1 pada ketidakpuasan pasca konsumsi X
1
tidak akan berpengaruh pada keputusan perpindahan merek. c.
Hasil koefisien dari harga X
2
sebesar – 0,266, yang berarti setiap kenaikan 1 pada harga X
2
akan mengalami penurunan pada keputusan perpindahan merek sebesar 0,266 satuan.
d. Hasil koefisien dari iklan X
3
sebesar – 0,16, yang berarti setiap kenaikan 1 pada iklan X
3
akan mengalami penurunan pada keputusan perpindahan merek sebesar 0,16 satuan.
e. Hasil koefisein dari kebutuhan mencari variasi X
4
sebesar 0,51, yang berarti setiap kenaikan 1 pada kebutuhan mencari variasi X
4
tidak akan berpengaruh pada keputusan perpindahan merek.
86
Tabel 4.14 Hasil Uji Koefisien Regresi
Variables in the Equation
B S.E.
Wald Df
Sig. ExpB
Step 1
a
Ketidakpuasan Pasca Konsumsi
.426 .211
4.102 1
.043 1.532
Harga -.266
.296 .812
1 .368
.766 Iklan
Kebutuhan Mencari Variasi
-.160 .510
.217 .207
.545 6.056
1 1
.460 .014
.852 1.666
Constant -3.865
3.821 1.023
1 .312
.021 a. Variables entered on step 1: Ketidakpuasan Pasca Konsumsi, Harga, Iklan, Kebutuhan
Mencari Variasi. Sumber : Hasil Pengolahan SPSS Januari 2016
Output variables in the equation menunjukkan nilai signifikansi
berdasarkan Wald Statisitic.Jika model signifikan, maka nilai sig. kurang dari 0,05. Kolom ExpB menunjukkan nilai odds ratio yang dihasilkan. Nilai odds
ratio yang hanya mendekati 1,0 mengindikasikan bahwa variabel independent tidak mempengaruhi variabel dependent. Dari Tabel 4.14 dapat dilihat pengaruh
variabel independent terhadap variabel dependent, yaitu : 1.
Pengaruh Ketidakpuasan Pasca Konsumsi terhadap Keputusan Perpindahan Merek
Variabel ketidakpuasan pasca konsumsi memiliki nilai signifikansi sebesar 0,043 yang lebih kecil dari 0,05 dan nilai odds ratio sebesar 1,532 yang lebih
besar dari 1,0. Hal ini berarti variabel ketidakpuasan pasca konsumsi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan perpindahan merek.
87
2. Pengaruh Harga terhadap Keputusan Perpindahan Merek
Variabel harga memiliki nilai signifikansi sebesar 0,368 yang lebih besar dari 0,05 dan nilai odds ratio sebesar 0,766 yang lebih kecil dari 1,0. Hal ini
berarti variabel harga berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap keputusan perpindahan merek.
3. Pengaruh Iklan terhadap Keputusan Perpindahan Merek
Variabel iklan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,460 yang lebih besar dari 0,05 dan nilai odds ratio sebesar 0,852 yang lebih kecil dari 1,0. Hal ini
berarti variabel iklan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap keputusan perpindahan merek.
4. Pengaruh Kebutuhan Mencari Variasi terhadap Keputusan Perpindahan
Merek Variabel kebutuhan mencari variasi memiliki nilai signifikansi sebesar
0,014 yang lebih kecil dari 0,05 dan nilai odds ratio sebesar 1,666 yang lebih besar dari 1,0. Hal ini berarti variabel kebutuhan mencari variasi berpengaruh
positif dan signifikan terhadap keputusan perpindahan merek.
4.2.3 Pembahasan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa berdasarkan nilai signifikansi pada output variables in the equation terlihat bahwa variabel ketidakpuasan pasca
konsumsi dan variabel kebutuhan mencari variasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan perpindahan merek dari smartphone BlackBerry ke
smartphone Android. Sedangkan pada penelitian ini variabel harga dan variabel iklan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap keputusan perpindahan
88
merek dari smartphone BlackBerry ke smartphone Android. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel ketidakpuasan pasca konsumsi, harga, iklan, dan
kebutuhan mencari variasi menjelaskan bahwa 42,5 mempengaruhi keputusan perpindahan merek, sisanya sebesar 57,5 dijelaskan oleh variabel-variabel lain
diluar model.
1. Pengaruh Ketidakpuasan Pasca Konsumsi terhadap Keputusan
Perpindahan Merek
Berdasarkan hasil analisa menunjukkan bahwa ketidakpuasan pasca konsumsi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan perpindahan
merek dari smartphone BlackBerry ke smartphone Android. Dapat dilihat pada output variables in the equation dengan nilai signifikansi sebesar 0,043
0,05 maka dapat disimpulkan H
1
diterima. Hasil ini menunjukkan bahwa ketidakpuasan pasca konsumsi berpengaruh positif terhadap keputusan
perpindahan merek dari smartphone BlackBerry ke smartphone Android pada mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara. Ketidakpuasan pasca konsumsi yang dirasakan oleh konsumen
merupakan dampak dari ketidaksesuaian antara harapan konsumen sebelum melakukan pembelian dengan yang sesungguhnya dirasakan oleh konsumen
setelah menggunakan smartphone BlackBerry. Hal ini mengakibatkan konsumen untuk berpindah merek dari smartphone BlackBerry yang telah
digunakannya ke smartphone Android. Hasil ini sesuai dengan teori Sumarwan 2011:321, yang mengemukakan bahwa kepuasan dan
89
ketidakpuasan konsumen merupakan dampak dari perbandingan antara harapan konsumen sebelum pembelian dengan yang sesungguhnya diperoleh
konsumen dari produk yang dibeli tersebut. Konsumen yang mengalami ketidakpuasan pasca konsumsi akan merasa kecewa dan cenderung merubah
perilaku pembelian masa depannya dengan melakukan perpindahan ke merek lain untuk meningkatkan kepuasannya.
Berdasarkan deskripsi jawaban responden pada variabel ketidakpuasan pasca konsumsi butir pernyataan pertama dari kuesioner yang disebar dan
dianalisa terdapat 10 responden atau sekitar 13,2 sangat setuju dan 36 responden atau sekitar 47,4 setuju bahwa mereka melakukan keluhan
langsung pada penjualcustomer care smartphone BlackBerry karena merasa tidakpuas setelah menggunakan smartphone BlackBerry yang telah dibelinya.
Selain itu, pada butir pernyataan ketiga dari kuesioner yang disebar dan dianalisa terdapat 16 responden atau sekitar 21,1 sangat setuju dan 50
responden atau sekitar 65,8 setuju bahwa mereka menghentikan pembelian smartphone BlackBerry yang merupakan dampak dari ketidakpuasan yang
dirasakannya. Pendapat responden yang menyatakan bahwa mereka melakukan
keluhan langsung pada penjualcustomer care smartphone BlackBerry dan menghentikan pembelian smartphone BlackBerry, dikarenakan kinerja produk
smartphone BlackBerry yang tidak sesuai dengan harapan konsumen, fitur smartphone BlackBerry yang kurang memuaskan, estetika yang dimiliki
smartphone BlackBerry kurang menarik, kekuatan baterai dari smartphone
90
BlackBerry yang lemah, dan faktor penyebab lainnya sehingga menimbulkan rasa tidak puas dan mengakibatkan konsumen berpindah merek ke smartphone
Android. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan
oleh Thawil 2014 menyatakan bahwa ketidakpuasan pasca konsumsi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan perpindahan merek
karena perasaan kecewa dan ketidaksesuaian antara harapan konsumen sebelum melakukan pembelian dengan yang sesungguhnya diperoleh oleh
konsumen setelah penggunaanya, akan mengakibatkan perpindahan merek pada handphone GSM dari BlackBerry ke Samsung. Begitu juga dengan
penelitian yang dilakukan oleh Putra 2011 menyatakan bahwa ketidakpuasan pasca konsumsi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan
perpindahan merek pada sepeda motor Honda di Semarang.
2. Pengaruh Harga terhadap Keputusan Perpindahan Merek
Berdasarkan hasil analisa menunjukkan bahwa harga berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap keputusan perpindahan merek dari
smartphone BlackBerry ke smartphone Android. Dapat dilihat pada output variables in the equation dengan nilai signifikansi sebesar 0,368 0,05 maka
dapat disimpulkan H diterima. Hasil ini menunjukkan bahwa harga tidak
mempengaruhi terhadap keputusan perpindahan merek dari smartphone BlackBerry ke smartphone Android pada mahasiswa Program Studi
Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
91
Berdasarkan deskripsi jawaban responden pada variabel harga butir pernyataan pertama dari kuesioner yang disebar dan dianalisa terdapat 24
responden atau sekitar 31,6 sangat setuju dan 39 responden atau sekitar 51,3 setuju bahwa harga yang ditawarkan smartphone Android lebih
terjangkau dengan daya beli konsumen dibandingkan smartphone BlackBerry. Selain itu, pada butir pernyataan kedua dari kuesioner yang disebar dan
dianalisa terdapat 34 responden atau sekitar 44,7 sangat setuju dan 37 responden atau sekitar 48,7 setuju bahwa harga dan kualitas pada
smartphone Android lebih sesuai dibandingkan smartphone BlackBerry. Hal ini menunjukkan meskipun harga yang ditawarkan smartphone
Android lebih terjangkau dengan daya beli konsumen dan lebih sesuai antara harga dan kualitas dibandingkan dengan smartphone BlackBerry, namun hal
tersebut tidak begitu diperhatikan para konsumen, karena konsumen menganggap bahwa harga bukanlah hal utama yang mempengaruhi keputusan
perpindahan merek dari smartphone BlackBerry ke smartphone Android, sehingga hasil penelitian ini menyatakan bahwa harga tidak mempengaruhi
konsumen dalam mengambil keputusan untuk berpindah merek. Smartphone merupakan kategori shopping goods, yaitu barang yang
dalam keputusan pembeliannya membutuhkan pertimbangan, seperti dengan melakukan perbandingan dan pencarian informasi dari berbagai sumber.
Konsumen dalam mengambil keputusan perpindahan merek pada kategori smartphone senantiasa akan melakukan perbandingan antara produk yang satu
dengan yang lainnnya dan juga mengumpulkan berbagai informasi mengenai
92
spesifikasi produk serta mencari tahu pengalaman menggunakan produk tersebut dari temanrekan yang menggunakannya. Konsumen lebih cenderung
melihat pada kualitas, fitur, keistimewaan produk, dan kecocokan produk dibandingkan dengan melihat pada harga produk.
Hasil ini bertolak belakang dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Putra 2011 yang menyatakan bahwa harga berpengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan perpindahan merek sepeda motor Honda di Semarang. Namun penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Fikri 2013 yang menyatakan bahwa dalam penelitiannya variabel harga berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap keputusan perpindahan
merek dari produk smartphone selain Samsung ke produk smartphone Samsung Galaxy Series. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh
Arianto 2013 yang menyatakan bahwa harga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap keputusan perpindahan merek dari Samsung Galaxy Series
di Kota Malang.
3. Pengaruh Iklan terhadap Keputusan Perpindahan Merek
Berdasarkan hasil analisa menunjukkan bahwa iklan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap keputusan perpindahan merek dari
smartphone BlackBerry ke smartphone Android. Dapat dilihat pada output variables in the equation dengan nilai signifikansi sebesar 0,460 0,05 maka
dapat disimpulkan H diterima. Hasil ini menunjukkan bahwa iklan tidak
mempengaruhi terhadap keputusan perpindahan merek dari smartphone
93
BlackBerry ke smartphone Android pada mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Berdasarkan deskripsi jawaban responden pada variabel iklan butir pernyataan kedua dari kuesioner yang disebar dan dianalisa terdapat 27
responden atau sekitar 35,5 sangat setuju dan 42 responden atau sekitar 55,3 setuju bahwa spesifikasi produk smartphone Android yang diiklankan
lebih sesuai dengan produk yang sebenarnya dibandingkan smartphone BlackBerry. Selain itu, pada butir pernyataan ketiga dari kuesioner yang
disebar dan dianalisa terdapat 28 responden atau sekitar 36,8 sangat setuju dan 35 responden atau sekitar 46,1 setuju bahwa isi pesan iklan dari
smartphone Android lebih persuasif dibandingkan dengan smartphone BlackBerry.
Hal ini menunjukkan meskipun iklan smartphone Android lebih persuasif dan spesifikasi produk lebih sesuai dengan produk yang sebenarnya
dibandingkan dengan iklan dari smartphone BlackBerry, namun hal tersebut tidak begitu diperhatikan para konsumen, karena konsumen menganggap
bahwa iklan bukanlah hal utama yang mempengaruhi keputusan perpindahan merek dari smartphone BlackBerry ke smartphone Android, sehingga hasil
penelitian ini menyatakan bahwa iklan tidak mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan untuk berpindah merek.
Hasil ini bertolak belakang dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Putra 2011 yang menyatakan bahwa iklan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan perpindahan merek sepeda motor Honda di
94
Semarang, dan bertolak belakang dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahayu dan Wardoyo 2012 yang menyatakan bahwa dalam penelitiannya
variabel iklan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan perpindahan merek pada produk handphone.
4. Pengaruh Kebutuhan Mencari Variasi terhadap Keputusan Perpindahan
Merek
Berdasarkan hasil analisa menunjukkan bahwa kebutuhan mencari variasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan perpindahan
merek dari smartphone BlackBerry ke smartphone Android. Dapat dilihat pada output variables in the equation dengan nilai signifikansi sebesar 0,014
0,05 maka dapat disimpulkan H
1
diterima. Hasil ini menunjukkan bahwa kebutuhan mencari variasi mempengaruhi terhadap keputusan perpindahan
merek dari smartphone BlackBerry ke smartphone Android pada mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara. Kebutuhan mencari variasi yang dirasakan oleh konsumen merupakan
dampak dari rasa bosanjenuh yang dirasakan dalam menggunakan smartphone BlackBerry dan keinginan mencari kesenangan baru dengan
menggunakan smartphone Android. Hal ini mengakibatkan konsumen untuk melakukan perpindahan merek dari smartphone BlackBerry ke smartphone
Android guna mencari kesenangan baru dan mengatasi rasa kejenuhannya. Hasil ini sesuai dengan teori Schiffman dan Kanuk 2008:65 yang
mengemukakan bahwa kebutuhan mencari variasi merupakan komitmen
95
secara sadar untuk membeli merek lain karena terdorong untuk terlibat atau mencoba hal-hal yang baru, rasa ingin tahu dengan hal-hal yang baru, novelty
kesenangan baru, atau untuk mengatasi masalah kejenuhan terhadap hal yang lama atau biasanya.
Berdasarkan deskripsi jawaban responden pada variabel kebutuhan mencari variasi butir pernyataan pertama dari kuesioner yang disebar dan
dianalisa terdapat 25 responden atau sekitar 32,9 sangat setuju dan 35 responden atau sekitar 46,1 setuju bahwa mereka tertarik untuk mencari
pengalaman baru dengan menggunakan smartphone Android yang menawarkan fitur terbaru. Selain itu, pada butir pernyataan ketiga dari
kuesioner yang disebar dan dianalisa terdapat 20 responden atau sekitar 26,3 sangat setuju dan 38 responden atau sekitar 50,0 setuju bahwa mereka
merasa tertantang jika memiliki smartphone Android yang canggih dan paling mutakhir.
Pendapat responden yang menyatakan bahwa mereka tertarik untuk mencari pengalaman baru dan merasa tertantang jika memiliki smartphone
Android, dikarenakan smartphone Android memiliki fitur terbaru serta merupakan
smartphone tercanggih dan mutakhir sehingga
dapat menyelesaikan masalah kejenuhan konsumen dari penggunaan smartphone
lamanya serta memberikan kesenangan baru dan pengalaman baru yang dibutuhkan oleh konsumen. Hal ini dapat mengakibatkan konsumen berpindah
merek ke smartphone Android.
96
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Thawil 2014 menyatakan bahwa kebutuhan mencari variasi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan perpindahan merek karena perasaan kecewa dan ketidaksesuaian antara harapan konsumen
sebelum melakukan pembelian dengan yang sesungguhnya diperoleh oleh konsumen setelah penggunaanya, akan mengakibatkan perpindahan merek
pada handphone GSM dari BlackBerry ke Samsung. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Ananda 2012 menyatakan bahwa kebutuhan
mencari variasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan perpindahan merek handphone.
97
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, maka dapat disimpulkan: 1.
Variabel ketidakpuasan pasca konsumsi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan perpindahan merek dari smartphone BlackBerry ke
smartphone Android pada mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Hasil ini menerima
hipotesis awal yang menyatakan bahwa ketidakpuasan pasca konsumsi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan perpindahan merek
dari smartphone BlackBerry ke smartphone Android pada mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara. 2.
Variabel harga berpengaruh negative dan tidak signifikan terhadap keputusan perpindahan merek dari smartphone BlackBerry ke smartphone
Android pada mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Hasil ini menolak hipotesis awal
yang menyatakan bahwa harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan perpindahan merek dari smartphone BlackBerry ke smartphone
Android pada mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
98
3. Variabel iklan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
keputusan perpindahan merek dari smartphone BlackBerry ke smartphone Android pada mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Hasil ini menolak hipotesis awal yang menyatakan bahwa iklan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keputusan perpindahan merek dari smartphone BlackBerry ke smartphone Android pada mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. 4.
Variabel kebutuhan mencari variasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan perpindahan merek dari smartphone BlackBerry ke
smartphone Android pada mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Hasil ini menerima
hipotesis awal yang menyatakan bahwa kebutuhan mencari variasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan perpindahan merek
dari smartphone BlackBerry ke smartphone Android pada mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara. 5.
Hasil penelitian ini menunjukkan variabel kebutuhan mencari variasi adalah yang paling dominan mempengaruhi keputusan perpindahan merek
dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,51. Hal ini dikarenakan bahwa hal utama yang menyebabkan konsumen melakukan perpindahan merek
dari smartphone BlackBerry ke smartphone Android, karena adanya rasa bosanjenuh yang dirasakan oleh konsumen dan keinginan untuk mencari
99
kesenangan baru serta pengalaman baru dengan mencoba dan menggunakan smartphone Android yang memiliki fitur terbaru dan yang
paling mutakhir. 6.
Dilihat dari hasil output pengolahan data, nilai Nagelkerke R Square adalah sebesar 0,425 yang berarti variabilitas variabel dependent yang
dapat dijelaskan oleh variabel independent yaitu ketidakpuasan pasca konsumsi, harga, iklan, dan kebutuhan mencari variasi adalah sebesar
42,5, sisanya sebesar 57,5 dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar model.
5.2 Saran