Flat Slab dengan Pelat Tiang Drop Panel Flat Slab dengan Kepala Tiang Capital Column Flat Slab dengan Pelat Tiang Drop Panel dan Kepala Tiang Capital Column

8

2.1.2. Flat Slab

Flat slab merupakan pelat dua arah yang biasanya ditambahkan column capital , drop panel atau keduanya. Pelat ini digunakan pada beban berat lebih dari 5 kPa dan untuk bentang 6 sampai 9 m. Flat slab dengan balok semu merupakan flat slab dengan penambahan balok semu yang menghubungkan antar kolom. Balok semu yang dimaksud adalah bagian dari pelat yang memiliki tulangan lebih banyak dibandingkan bagian pelat lainnya, namun ketebalannya sama dengan bagian pelat lain. Penambahan balok semu bertujuan untuk mengurangi kebutuhan tulangan. Flat slab memiliki kelemahan terutama jika dibangun di daerah gempa. Perilaku dan metoda desain flat slab terhadap beban gravitasi telah dikenal dengan baik, tetapi terhadap beban lateral beberapa masalah belum dapat dirumuskan dengan pasti Dovich and Wight, 2005. SNI 03-2847-2002 dan ACI 318-08 memasukkan flat slab ke dalam Struktur Rangka Pemikul Momen Menengah Intermediate Moment Frame dengan konsekuensi flat slab sebagai single system hanya dapat digunakan pada wilayah gempa ringan atau sedang.

a. Flat Slab dengan Pelat Tiang Drop Panel

Drop Panel adalah daerah di sekitar kolom yang dipertebal dengan pelat tiang. Flat Slab dengan drop panel merupakan flat plate ditambah dengan penebalan pelat pada daerah kolom dengan jarak 16 sampai 14 dari panjang bentang untuk setiap arahnya. Ini berfungsi untuk mengurangi tegangan geser di sekeliling kolom.punching shear. Gambar 2.2. Flat Slab dengan Drop Panel Universitas Sumatera Utara 9 Ukuran drop panel : 1 6 1 4 Lebar ukuran drop panel : = 2 + Uk. Kolom Gambar 2.3. Ukuran dengan Drop Panel

b. Flat Slab dengan Kepala Tiang Capital Column

Capital Column adalah ujung kolom beton yang diperbesar, sehingga membentuk satu kesatuan dengan kolom dan pelat lantai. Column Capital ini berfungsi mengurangi tegangan-tegangan lentur dan geser di dalam pelat. Gambar 2.4. Flat Slab dengan Capital Column Ukuran Column Capital 0,15 0,25 = + 2 Dimana : l = ukuran terpanjang untuk panel b = ukuran terpendek panel Gambar 2.5. Ukuran Column Capital Universitas Sumatera Utara 10

c. Flat Slab dengan Pelat Tiang Drop Panel dan Kepala Tiang Capital Column

Gambar 2.6. Flat Slab dengan Drop Panel dan Column Capital Tabel 2.1. Perbedaan Pelat Konvensional Dan Flat Slab Kriteria Pelat Konvensional Flat Slab Komponen Bangunan single system Pelat Datar flat plate, Balok, dan Kolom Flat PlateFlat Slab Pelat Datar, Drop Panel dan atau Capital Column, Kolom Transfer Beban Vertikal Di-support oleh balok dan kolom sebelum beban diteruskan ke pondasi Di-support oleh drop panel dan kolom sebelum beban diteruskan ke pondasi Beban Maksimum Beban yang semakin meningkat, yang diperlukan dengan memperbesar pelat, balok dan kolom 5 kPa Bentang yang Disyaratkan 6 – 9 m Gaya Lateral Lebih efisien untuk menahan gaya lateral Tidak efisien dalam menahan gaya lateral Sistem Struktur Penahan Gaya Lateral Single System SRPMBMK Single System SRPMBM Keuntungan Lokasi Gempa Rendah Kurang diminati Lebih diminati Fungsi terhadap Lokasi Bangunan Kurang cocok untuk lokasi bangunan yang memiliki persyaratan tinggi lantai Cocok untuk lokasi bangunan dengan persyaratan tinggi lantai Ruang Bebas Sulit menempatkan mekanikalelektrikal Mudah dalam pemasangan mekanikalelektrikal karena tidak ada balok Pengurangan Tinggi Bangunan Tetap Menyimpan satu lantai untuk setiap enam lantai untuk penghapusan balok Dilanjutkan Universitas Sumatera Utara 11 Lanjutan Kriteria Pelat Konvensional Flat Slab Bentuk Langit – Langit Adanya pengaruh dari balok, tidak terlalu disukai secara arsitektural Langit – langit lebih rata, lebih disukai secara arsitektural Kelebihan Secara Arsitektural Lainnya Sangat sulit untuk dilakukan Ada kemungkinan dalam menggeser kolom sesuai pengaturan ruang Biasanya jendela dipasang dibawah balok Jendela – jendela dapat dipasang langsung di bawah pelat Jumlah Besi Tulangan Lebih sedikit Lebih banyak Kemudahan dalam Pemasangan Tulangan Lebih sulit dengan adanya pemasangan tulangan lentur dan geser pada balok Dikarenakan tidak memiliki balok, flat slab harus memiliki keahlian dalam hal memasang joint ke kolom Kemudahan Pembangunan Bekisting Kurang Lebih banyak Kemudahan dalam Pengecoran Sulit dengan adanya pemadatan kolom terlebih dahulu Flat slab dapat langsung dipadatkan Biaya Konstruksi berdasrkan volume pekerjaan bekisting, pembesian, dan beton Denny E.,dkk, 2012 Lebih rendah Lebih mahal dibandingkan pelat konvensional Lendutan pada Kondisi Pembebanan yang Sama Jaka P.Kaban,2010 Memiliki lendutan yang lebih kecil Memiliki lendutan yang sedikit lebih besar Momen dan Lendutan yang Terjadi Jaka P.Kaban,2010 Momen dan lendutan tepi sama dengan nol Momen dan lendutan tepi sangat besar Akibat Penambahan Beban Berangsur Terhadap Keruntuhan Jaka P.Kaban,2010 Keruntuhan lebih lama dibandingkan dengan flat slab Keruntuhan lebih cepat karena lendutan yang besar dengan dasar pembebanan yang sama Universitas Sumatera Utara 12

2.2. Momen Pada Pelat yang Ditumpu Kolom