49
3.4. Ketentuan Umum Syarat Pendetailan
Apabila hubungan RG dan WG pada tabel di atas untuk SNI 2847 dapat disepakati maka syarat pendetailan sesuai SNI 2847 dapat disimpulkan di Tabel di
bawah ini :
Tabel 3.11. Perencanaan dan Syarat Pendetailan
Risiko Gempa
Wilayah Gempa
Berlaku SNI 2847 Pasal 3 s.d. 20
Syarat Umum 3 s.d. 20 + 23.10
Syarat Moderat 3 s.d. 20 + 23.2 s.d. 8
Syarat Khusus
Rendah 1 2
Rangka Balok Kolom atau Rangka Pelat
Kolom, dan Dinding Struktur
---- ----
Menengah 3 4
Dinding Geser Rangka Balok-
Kolom dan Rangka Pelat Kolom
---- Tinggi
5 6 Rangka Balok Kolom,
Dinding Struktur
Catatan :
- Syarat di atas hanya berlaku untuk bagian struktur pemikul beban lateral
- Di RG Menengah Tinggi, Pasal 23.9 harus dipenuhi oleh bagian struktur yang
tidak direncanakan memikul beban lateral Isi dari Tabel di atas mengilustrasikan ketentuan umum yang terdapat di SNI 2847
Pasal 23.2, berisi pedoman berikut : -
Untuk daerah dengan RG Rendah atau WG 1 2 berlaku SNI 2847 Pasal 3 s.d. 20 syarat umum
- Untuk daerah dengan RG Menengah atau WG 3 4 berlaku SNI 2847 Pasal 3
s.d. 20 ditambah Pasal 23.10 yang berupa pendetailan menengah moderat. -
Untuk daerah dengan RG Tinggi atau WG 5 6 berlaku selain SNI 2847 Pasal 3 s.d. 20 ditambah Pasal 23.2. s.d. 23.8. yang merupakan pendetailan
khusus.
Universitas Sumatera Utara
50
3.5. Persyaratan SNI 03-2847-2002 Pasal 23.10 Untuk Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah SRPMM
3.5.1. Detail Penulangan Bila beban aksial tekan terfaktor pada komponen struktur tidak melebihi Ag
f’c10. Bila beban aksial tekan terfaktor pada komponen melebihi Ag f’c10,
maka 2.11.4 harus dipenuhi kecuali bila dipasang tulangan spiral sesuai persamaan.
3.5.2. Kuat Geser
Kuat geser rencana balok, kolom dan konstruksi pelat dua arah yang memikul beban gempa tidak boleh kurang daripada:
1. Jumlah gaya lintang yang timbul akibat termobilisasinya kuat lentur nominal komponen struktur pada setiap ujung bentang bersihnya dan gaya lintang
akibat beban gravitasi terfaktor. 2. Gaya lintang maksimum yang diperoleh dari kombinasi beban rencana
termasuk pengaruh beban gempa, E, dimana E diambil sebesar dua kali nilai yang ditentukan dalam peraturan perencanaan tahan gempa.
3.5.3. Balok
1. Kuat lentur positif komponen struktur lentur pada muka kolom tidak boleh lebih kecil dari sepertiga kuat lentur negatifnya pada muka tersebut. Baik kuat
lentur negatif maupun kuat lentur positif pada setiap irisan penampang disepanjang bentang tidak boleh kurang dari seperlima kuat lentur yang
terbesar yang disediakan pada kedua muka-muka kolom di kedua ujung komponen struktur tersebut.
2. Pada kedua ujung komponen struktur lentur tersebut harus dipasang sengkang sepanjang jarak dua kali tinggi komponen struktur diukur dari muka
perletakan kearah tengah bentang. Sengkang pertama harus dipasang pada jarak tidak lebih daripada 50 mm dari muka perletakan.
Spasi maksimum sengkang tidak boleh melebihi: a. d4;
b. Delapan kali diameter tulangan longitudinal terkecil;
Universitas Sumatera Utara
51 c. 24 kali diameter sengkang;
d. 300 mm. 3. Sengkang harus dipasang di sepanjang bentang balok dengan spasi tidak
melebihi d2.
Gambar 3.5. Gaya Lintang Rencana untuk SRPMM
Sumber SNI 03-2847-2002 Pasal 23.10.3
3.5.4. Kolom
1. Spasi maksimum sengkang ikat yang dipasang pada rentang l dari muka
hubungan balok-kolom adalah s . Spasi s
tersebut tidak boleh melebihi:
Universitas Sumatera Utara
52 a. Delapan kali diameter sengkang ikat,
b. 24 kali diameter sengkang ikat, c. Setengah dimensi penampang terkecil komponen struktur,
d. 300 mm. Panjang l
tidak boleh kurang daripada nilai terbesar berikut ini: a. Seperenam tinggi bersih kolom,
b. Dimensi terbesar penampang kolom, c. 500 mm.
2. Sengkang ikat pertama harus dipasang pada jarak tidak lebih daripada 0,5s
dari muka hubungan balok-kolom. 3. Tulangan hubungan balok-kolom harus memenuhi:
Pada sambungan-sambungan elemen portal ke kolom harus disediakan tulangan lateral dengan luas tidak kurang daripada yang diisyaratkan dalam
persamaan =
75
′
1200
dan dipasang di dalam kolom sejauh tidak kurang daripada tinggi bagian sambungan paling tinggi dari elemen portal yang
disambung, kecuali untuk sambungan yang bukan merupakan bagian dari sistem utama penahan beban gempa, yang dikekang pada keempat sisinya dan
oleh balok atau pelat yang mempunyai ketebalan yang kira-kira sama. 4. Spasi sengkang ikat pada sembarang penampang kolom tidak boleh melebihi
2s .
3.6. Gaya Lateral Seismik
Untuk mendapatkan gaya lateral seismik menggunakan terlebih dahulu mengetahui T untuk mendapatkan C
s
, koefisien seismik dari respons spektra.
3.6.1. Periode Fundamental Pendekatan
Periode fundamental pendekatan T
a
, dalam detik, harus ditentukan dari persamaan berikut :
= Dimana h
n
adalah ketinggian di atas dasar sampai tingkat tertinggi m
Universitas Sumatera Utara
53 Perioda fundamental pendekatan T
a
, dalam detik, dari persamaan berikut untuk struktur dengan ketinggian tidak melebihi 12 tingkat di mana sistem penahan
gaya gempa terdiri dari rangka penahan momen beton atau baja secara keseluruhan dan tinggi tingkat paling sedikit 3 m :
= 0,1
Dimana N adalah jumlah tingkat
Tabel 3.12. Nilai Parameter Periode Pendekatan C
t
dan x
Anonim 4, …
Tipe Struktur
C
t
x
Sistem rangka pemikul momen di mana rangka memikul 100 persen gaya gempa yang disyaratkan dan tidak
dilingkupi atau dihubungkan dengan komponen yang lebih kaku dan akan mencegah rangka dari defleksi jika
dikenai gaya gempa :
Rangka baja pemikul momen 0,0724
a
0,8 Rangka beton pemikul momen
0,0466
a
0,9 Rangka baja dengan bresing eksentris
0,0731
a
0,75 Rangka baja dengan bresing terkekang terhadap tekuk
0,0731
a
0,75 Semua system struktur lainnya
0,0488
a
0,75
3.6.2. Gaya Dasar Seismik
Gaya dasar seismik, V
shear
dalam arah yang ditetapkan harus ditentukan sesuai dengan persamaan berikut :
=
Dimana koefisien respons seismik, C
S
dapat ditentukan sesuai dengan:
= Nilai C
S
tidak perlu melebihi : =
1
harus tidak kurang dari : = 0,044
0,01 Sebagai catatan khusus untuk struktur yang berlokasi dimana S
1
≥ 0,60g, maka C
S
harus tidak kurang dari :
Universitas Sumatera Utara
54 =
0,50
1
Keterangan : C
s
= koefisien respons seismik W
= berat seismik efektif Ie
= faktor keutamaan gempa R
= faktor modifikasi respons S
D1
= parameter percepatan spektrum respons desain pada perioda 1,0 detik
S
DS
= parameter percepatan spektrum respons desain pada perioda 0,2 detik
T = perioda fundamental struktur detik
3.6.3. Nilai Batas Atas Perioda yang Dihitung
Keterangan : T = perioda getar alami
C
u
= koefisien batas atas perioda T
a
= perioda fundamental pendekatan
Tabel 3.13. Koefisien untuk Batas Atas pada Periode yang Dihitung
Anonim 4,…
Parameter Percepatan Respons Spektral Desain pada 1 detik, S
D1
Koefisien C
u
≥ 0,4 1,4
0,3 1,4
0,2 1,5
0,15 1,6
≤ 0,1 1,7
3.6.4. Skala Gaya Bila perioda fundamental yang dihitung melebihi C
u
T
a
, maka C
u
T
a
harus diganti dengan T arah itu. Kombinasi respons untuk geser dasar ragam V
t
lebih kecil 85 dari geser dasar hitung V
shear
menggunakan prosedur gaya lateral ekuivalen, maka gaya harus dikalikan dengan 0,85 V
shear
V
t
.
Universitas Sumatera Utara
55
3.7. Kombinasi Pembebanan