Perencanaan Pelat TINJAUAN PUSTAKA

21 Tabel 2.5. Beban Hidup pada Atap Gedung Anonim 2,…. No. Material Berat Keterangan 1. Atap bagiannya dapat dicapai orang, termasuk kanopi 100 kgm 2 atap dak 2. Atap bagiannya tidak dapat dicapai orang diambil min. : - beban hujan 40- 0,8. α kgm 2 α = sudut atap, min. 20 kgm 2 , tak perlu ditinjau bila α 50 o - beban terpusat 100 kg 3. Balokgording tepi kantilever 200 kg

2.8.3. Beban Gempa Earthquake Load

Beban gempa adalah beban yang ditimbulkan akibat percepatan getaran tanah pada saat gempa terjadi. Untuk merencanakan struktur bangunan tahan gempa, perlu diketahui percepatan yang terjadi pada batuan dasar.

2.9. Perencanaan Pelat

Pelat dua arah two way slab dapat dianalisis dengan Metode Perencanaan Langsung Direct Design Method yang diberikan SNI 03-2847-2002. Gambar 2.11. Bagian Pelat yang Diperhitungkan Sumber : SNI 03-2847-2002

2.9.1. Metode Perencanaan Langsung Direct Design Method

Sistem pelat menggunakan metode perencanaan langsung harus memenuhi batasan sebagai berikut : 1. Minimum harus ada 3 bentang menerus dalam masing-masing arah; Universitas Sumatera Utara 22 2. Panel pelat harus membentuk persegi dengan perbandingan antara bentang panjang terhadap bentang pendek diukur antara sumbu-ke-sumbu tumpuan, tidak lebih dari 2; 3. Panjang bentang bersebelahan, diukur antara sumbu-ke-sumbu tumpuan, dalam masing-masing arah tidak boleh berbeda lebih dari sepertiga bentang terpanjang; 4. Posisi kolom boleh menyimpang maksimum sejauh 10 panjang bentang dalam arah penyimpangan dari garis-garis yang menghubungkan sumbu- sumbu kolom yang berdekatan; 5. Beban yang diperhitungkan hanyalah beban gravitasi dan terbagi merata pada seluruh panel pelat. Beban hidup tidak boleh melebihi 2 kali beban mati; 6. Untuk suatu panel pelat dengan balok di antara tumpuan pada semua jenisnya, kekakuan relatif balok dalam dua arah yang tegak lurus, 2,0 1 2 2 2 1 2 5,0

2.9.2. Pelat dengan Balok Interior

Tebal pelat minimum dengan balok yang menghubungkan tumpuan pada semua sisinya harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: 1. Untuk α m yang sama atau lebih kecil dari 0,2, harus menggunakan 11.532 2. Untuk α m lebih besar dari 0,2 tapi tidak lebih dari 2,0, ketebalan pelat minimum harus memenuhi = 0.8 + 1500 36 + 5 − 0.2 dan tidak boleh kurang dari 120 mm 3. Untuk α m lebih besar dari 2,0, ketebalan pelat minimum tidak boleh kurang dari: = 0.8 + 1500 36 + 9 dan tidak boleh kurang dari 90 mm Universitas Sumatera Utara 23 4. Pada tepi yang tidak menerus, balok tepi harus mempunyai rasio kekakuan α tidak kurang dari 0,8 atau sebagai alternatif ketebalan minimum yang ditentukan persaman 2.5.a atau persamaan 2.5.b harus dinaikan paling tidak 10 pada panel dengan tepi yang tidak menerus.

2.9.3. Pelat Tanpa Balok Interior

Pelat tanpa balok interior yang menghubungkan tumpuan-tumpuannya dan mempunyai rasio bentang panjang terhadap bentang pendek yang tidak lebih dari 2. Dan harus memenuhi ketentuan tabel dibawah ini: Pelat tersebut tidak boleh kurang dari : 1. Pelat tanpa penebalan ……………..120 mm 2. Pelat dengan penebalan ……………100 mm Tabel 2.6. Tebal Minimum Pelat Tanpa Balok Interior Anonim 3,…. satuan dalam milimeter Tegangan Leleh f y a MPa Tanpa Penebalan b Dengan Penebalan b Panel Luar Panel Dalam Panel Luar Panel Dalam Tanpa Balok Pinggir Dengan Balok Pinggir c Tanpa Balok Pinggir c Dengan Balok Pinggir c 300 l n 33 l n 36 l n 36 l n 36 l n 40 l n 40 400 l n 30 l n 33 l n 33 l n 33 l n 36 l n 36 500 l n 28 l n 31 l n 31 l n 31 l n 34 l n 34 a Untuk tulangan dengan tegangan leleh di antara 300 MPa dan 400 MPa atau di antara 400 MPa dan 500 MPa, gunakan interpolasi linear. b Penebalan panel didefinisikan dalam 15.371 dan 15.372. c Pelat dengan balok di antara kolom kolomnya di sepanjang tepi luar. Nilai αuntuk balok tepi tidak boleh kurangdari 0,8.

2.9.4. Syarat untuk Mendesain Drop Panel

Bila digunakan penebalan setempat untuk mereduksi jumlah tulangan momen negatif di daerah kolom maka dimensi penebalan panel setempat harus sesuai dengan hal-hal sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 24 1. Penebalan panel setempat disediakan pada kedua arah dari pusat tumpuan sejarak tidak kurang dari seperenam jarak pusat ke pusat tumpuan pada arah yang ditinjau. 2. Tebal penebalan panel setempat tidak boleh kurang dari seperempat tebal pelat diluar daerah penebalan panel setempat. 3. Pada perhitungan tulangan pelat yang diperlukan, tebal penebalan pelat panel setempat tidak boleh diambil lebih dari seperempat jarak dari tepi panel setempat ke tepi kolom atau tepi kepala kolom.

2.9.5. Distribusi Momen dalam Pelat a. Momen Total Terfaktor

Momen total terfaktor akibat beban gravitasi untuk suatu bentang ditentukan dalam suatu lajur yang dibatasi oleh garis tengah panel-panel pada masing-masing sisi sumbu tumpuan. Jumlah absolut dari momen terfaktor positif dan momen terfaktor negatif rata-rata dalam masing-masing arah tidak boleh kurang daripada : = 2 2 8 Dimana : M = momen statis; l n = bentang bersih atau 0,65l 1 ; l 1 = panjang bentang dari pusat ke pusat, dari tumpuan dalam arah momen yang ditinjau; l 2 = panjang bentang transversal terhadap l 1 . Tabel 2.7. Distribusi Momen Total Terfaktor Anonim 3,…. 1 2 3 4 5 Tepi luar tak- terkekang Pelat dengan balok di antara semua tumpuan Pelat tanpa balok di antara tumpuan- tumpuan dalam Tepi luar terkekang penuh Tanpa balok tepi Dengan balok tepi Momen terfaktor negatif dalam 0,75 0,70 0,70 0,70 0,65 Momen terfaktor positif 0,63 0,57 0,52 0,50 0,35 Momen terfaktor negatif terluar 0,16 0,26 0,30 0,65 Universitas Sumatera Utara 25

b. Momen Terfaktor pada Lajur Kolom