Penyaluran Momen dalam Sambungan Pelat dan Kolom

28

2.9.6. Penyaluran Momen dalam Sambungan Pelat dan Kolom

Dalam merencanakan pelat tanpa balok penumpu diperlukan peninjauan terhadap momen tak berimbang pada muka kolom penumpu, sehingga apabila beban gravitasi, angin, gempa, atau beban lateral lainnya menyebabkan terjadinya penyaluran momen tak berimbang M u antara pelat dan kolom, maka sebagian dari momen tak berimbang harus dilimpahkan sebagai lentur pada keliling kolom dan sebagian menjadi tegangan geser eksentrisitas terhadap pusat penampang kritis dan sisanya. = momen tak berimbang dan sisanya = 1 − Dimana : = 1 1 + 2 3 1 Dimana : b 1 = panjang keliling geser tegak lurus terhadap sumbu lentur c 1 +d b 2 = panjang keliling geser sejajar terhadap sumbu lentur c 2 +d untuk kolom luar b 2 = c 2 +d Tegangan geser yang terjadi akibat penyaluran momen melalui eksentrisitas geser harus dianggap bervariasi linier terhadap pusat penampang kritis. Tegangan geser maksimum akibat gaya geser dan momen terfaktor tidak boleh melebihi ∅ . Untuk komponen struktur yang menggunakan tulangan geser di sekitar kolom harus diperhitungkan dalam perencanaan. Bila tegangan geser yang digunakan terdiri dari penahan geser yang terbuat dari profil baja I atau kanal, maka jumlah total tegangan-tegangan geser yang bekerja pada penampang kritis tidak boleh melebihi ∅ 1 3 ′ . = sepanjang AB = + = sepanjang CD = + Dimana : A C = luas beton sepanjang penampang kritis yang diasumsikan Universitas Sumatera Utara 29 Kolom interior = A C = 2a + 2bd Kolom sisi = A C = 2a + bd J C = properti yang analog dengan momen inersia polar terhadap sumbu z-z dari luar geser yang terletak di sekeliling penampang kritis. Untuk kolom interior = 3 6 + 2 2 + 3 6 Untuk kolom sisi = 2 3 6 − 2 + 2 + 3 6 Perhitungan momen rencana, SNI merencanakan bahwa kolom atau balok sebagai penumpu plat pada tumpuan interior harus mampu menahan momen tak berimbang sebesar : Gambar 2.13. Luas Tributari Pembebanan untuk Perhitungan Geser pada Balok Dalam Sumber : SNI 03-2847-2002 = 0,07 + 0,5 2 1 2 − ′ 2 ′ ′ 2 Dimana : = beban mati terfaktor per satuan luas. = beban hidup terfaktor per satuan luas. ′ , 2 ′ , , ′ adalah notasi untuk bentang terpendek. Universitas Sumatera Utara 30 2.10. Perencanaan Balok Desain awal tinggi balok, h dapat ditentukan berdasarkan Tabel 2.11 dan lebar balok dapat diambil 1 2 h − 2 3 h. Tabel 2.11. Tebal Minimum Balok Non-Prategang atau Pelat Satu Arah Bila Lendutan Tidak Dihitung Anonim 3,… Komponen Struktur Tebal Minimum, h Dua Tumpuan Sederhana Satu Ujung Menerus Kedua Ujung Menerus Kantilever Komponen yang tidak menahan atau tidak disatukan dengan partisi atau konstruksi lain yang mungkin akan rusak oleh lendutan yang besar Pelat masif satu arah l20 l24 l28 l10 Balok atau pelat rusuk satu arah l16 l18,5 l21 l8 CATATAN Panjang bentang dalam mm Nilai yang diberikan harus digunakan langsung untuk komponen struktur dengan beton normal w c = 2.400 kgm 3 dan tulang BJTD 40. Untuk kondisi lain, nilai di atas harus dimodifikasikan sebagai berikut : a Untuk struktur beton ringan dengan berat jenis di antara 1.500 kgm 3 sampai 2.000 kgm 3 , nilai tadi harus dikalikan dengan 1,65-0,0003 w c tetapi tidak kurang dari 1,09, dimana w c adalah berat jenis dalam kgm 3 . b Untuk f y selain 400 MPa, nilainya harus dikalikan 0,4 + f y 700

a. Kapasitas Lentur Balok dengan Desain Penampang Tulangan Tunggal