Pra-dimensi Bentang Ujung Lajur Kolom Ujung : Pemeriksaan Tebal Pelat Berdasarkan Syarat Geser

65 T a = Ct h n x = 0,0466 25,6 0,9 = 0,8626 detik Nilai batas atas pada perioda yang dihitung, C u berdasarkan Tabel 3.13 = 1,560,8626 1,3456 Beban geser nominal statik ekuivalen V shear yang terjadi di tingkat dasar yang dapat dihitung menurut persamaan berikut : = = 1 = 0,30 5 1,0 = 0,06 harus tidak kurang dari : = 0,044 0,01 = 0,044 0,40 1 0,01 = 0.0176 0,01 …. Ok

4.5. Pra-dimensi

Berikut adalah dimensi awal pelat konvensional, flat slab, drop panel, dan balok pada konstruksi Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah SRPMM. Sedangakan ukuran kolom diambil seragam yaitu 80 x 80 cm.

4.5.1. Bangunan Gedung SRPMM Menggunakan Pelat Konvensional a. Estimasi Ukuran Balok

l x = 6,0 m l y = 6,0 m = 1 21 = 1 21 6000 = 285,71 Tabel 2.11 ambil h = 600 mm Universitas Sumatera Utara 66 1 2 2 3 1 2 2 3 1 2 600 2 3 600 300 400 ambil b = 400 mm Maka ukuran balok b x h = 400 x 600 mm

b. Perencanaan Pelat Konvensional

l y = l x = 6,0 m l n = 6,0 – 0,4 = 5,6 m = 0,8 + 1500 36 + 9 = 5600 0,8 + 400 1500 36 + 91 = 132,741 ≈ 134 ambil h = 140 mm Pemeriksaan tebal pelat rencana berdasarkan lendutan : 1. Bagian Tepi Pelat Gambar 4.5. Balok-Pelat Bagian Tepi Universitas Sumatera Utara 67 4 460 4140 460 560 …. Ok = 400 600 300 + 460 140 530 400 600 + 460 140 = 348,66 = 1 12 400 600 3 + 400 600 348,66 − 300 2 + 1 12 460 140 3 + 460 140 530 − 348,66 2 = 9.991.199.807,31 4 = 1 12 6000 2 + 300 2 140 3 = 731.733.333,33 4 = = 9.991.199.807,31 731.733.333,33 = 13,65 0,8 …. Ok

2. Bagian Arah Memanjang dan Melebar

Gambar 4.6. Balok-Pelat Bagian Interior = + 2 + 8 = 400 + 2 460 400 + 8140 = 1320 1520 ….. Ok = 1320 140 530 + 400 460 230 1320 140 + 400 460 = 380,32 Universitas Sumatera Utara 68 = 1 12 1320 140 3 + 1320 140 530 − 380,32 2 + 1 12 400 460 3 + 400 460 380,66 − 230 2 = 11.844.334.298,45 4 = 1 12 6000 140 3 = 1.372.000.000 4 = = 11.844.334.298,45 1.372.000.000 = 8,63 2 = 13,65+38,63 4 = 9,88 2 …. Ok Maka tebal pelat konvensional 140 mm Menentukan = rasio kekakuan torsi dari penampang balok sisi terhadap kekakuan lentur dari suatu lebar pelat yang sama dengan bentang panjang balok yang diukur ke pusat dari tumpuan : = 2 = 731.733.333,33 4 = 1 − 0,63 3 3 Dimana : C = sifat luas penampang melintang dan lengan torsi yang diperlukan untuk menahan puntiran Gambar 4.7. Balok Tepi yang Mengalami Puntiran = 1 − 0,63 400 600 400 3 600 3 + 1 − 0,63 140 460 140 3 460 3 = 7.764.073.066,67 4 Universitas Sumatera Utara 69 = = 7.764.073.066,67 2 731.733.333,33 = 5,3 2,5 …. Ok

c. Perencanaan Penulangan Pelat Konvensional

Pemeriksaan penggunaan metode perencanaan langsung Direct Design Method Pelat Konvensional : 1 Nilai banding panjang terhadap lebar bentang = 6,0 6,0 = 1,0 2,0 , maka berlaku aksi dua arah; 2 Masing-masing arah lebih dari tiga bentang dengan panjang bentang bersebelahan sama, dan semua kolom duduk pada sumbunya; 3 Beban mati lantai :  Pelat lantai = 1,0 x 0,14 x 24 = 3,36 kNm’  Beban Mati Tambahan SiDL Lantai = 1,20 kNm’ w DL = 4,56 kNm’ 2 w DL = 24,56 = 9,12 kNm’ w LL = 2,50 kNm’…. Ok 1. Perhitungan Momen Statis Total Beban Rencana : = 1,2 + 1,6 = 1,2 4,56 + 1,6 2,5 = 9,472 ′ Untuk arah memanjang dan melebar bangunan adalah sama. 1 = − 2 0,4 2 = 5,6 0,65 l 1 = 0,656000 = 3.900 mm, gunakan l n1 = 5,6 m = 18 2 1 2 = 18 9,472 6,0 5,6 2 = 222,78

2. Distribusi Momen

Untuk Bentang Dalam : Momen negatif − = 0,65 = 0,65 222,78 = 144,81 Momen positif + = 0,35 = 0,35 222,78 = 77,97 Universitas Sumatera Utara 70 Untuk Bentang Ujung : Momen rencana negatif, − = 0,70 = 0,70 222,78 = 155,95 Momen rencana positif, + = 0,57 = 0,57 222,78 = 126,98 Momen negatif eksterior, − = 0,16 = 0,16 222,78 = 35,65

3. Faktor Distribusi Momen

1 1 = 8,63 , 2 1 = 6,0 6,0 = 1,0 maka 1 2 1 = 8,63 1,0 = 8,63 1,0 Faktor distribusi momen 75 Tabel 2.8, 2.9, dan 2.10 Tabel 4.1. Distribusi Momen Pelat Konvensional Arah Memanjang dan Melebar 2 1 = 1 2 = 6,0 6,0 = 1,0 , 2 1 = 1 2 = 0 Lajur Bentang Dalam Bentang Ujung Momen Positif Momen Negatif Momen Negatif Eksterior Momen Rencana Positif Momen Rencana Negatif M u kNm +77,97 -144,81 -35,65 +126,98 -155,95 Faktor Distribusi 75 75 75 75 75 Momen Rencana Lajur Kolom kNm 0,75 x 77,97 0,75 x 144,81 0,75 x 35,65 0,75 x 126,98 0,75 x 155,95 58,48 108,61 26,74 95,24 116,96 Momen Balok 85 kNm 0,85 x 58,48 0,85 x 108,61 0,85 x 26,74 0,85 x 95,24 0,85 x 116,96 49,71 92,32 22,73 80,95 99,42 Momen Pelat 15 kNm 58,48 -49,71 108,61 -92,32 26,74 -22,73 95,24 -80,95 116,96 -99,42 8,77 16,29 4,01 14,29 17,54 Momen Rencana Lajur Tengah kNm 77,97 -58,48 144,81 -108,61 35,65 -26,74 126,98 -95,24 155,95 -116,96 19,49 36,20 8,91 31,74 38,99 Universitas Sumatera Utara 71

4. Distribusi Momen Lajur Kolom dan Lajur Tengah : a. Bentang Dalam

Lajur Kolom : Lebar lajur kolom = 12L – lebar balok T = 3,0 - 1,32 = 1,68 m M n + m lebar lajur = 8,77 0,81,68 = 6,52 M n - m lebar lajur = 16,29 0,81,68 = 12,12 Lajur Tengah : Lebar lajur tengah = 6 – 3 = 3 m M n + m lebar lajur = 19,49 0,83 = 8,12 M n - m lebar lajur = 36,20 0,83 = 15,08

b. Bentang Ujung Lajur Kolom Ujung :

Lebar lajur kolom tepi = 14L – lebar balok L = ¼6,0 – 0,86 = 0,64 m M n - m lebar lajur = 4,01 0,80,64 = 7,83 M n + m lebar lajur = 14,29 0,80,64 = 27,91 M n - m lebar lajur = 17,54 0,80,64 = 34,26 Lajur Kolom : Lebar lajur kolom = 12L – lebar balok T = 3,0 – 1,32 = 1,68 m M n - m lebar lajur = 4,01 0,81,68 = 2,98 M n + m lebar lajur = 14,29 0,81,68 = 10,63 M n - m lebar lajur = 17,54 0,81,68 = 13,05 Universitas Sumatera Utara 72 Lajur Tengah : Lebar lajur tengah = 6 – 3 = 3 m M n - m lebar lajur = 4,01 0,83 = 1,67 M n + m lebar lajur = 14,29 0,83 = 5,95 M n - m lebar lajur = 17,54 0,83 = 7,31 Merencanakan Penulangan Pelat : Momen tumpuan terbesar arah memanjang bangunan : M n = 6,52 kNm = − 12 Sebagai langkah awal anggap d – 12a = 0,9d 6,5210 6 = A s 4000,9110, maka A s = 164,65 mm 2 = 0,85 ′ = 164,65400 0,85 25 1.000 = 3,10 6,5210 6 = A s 400[110-123,10], didapat A s = 150,30 mm 2 dicoba menggunakan batang tulangan D10 A s = 78,5 mm 2 dengan jarak s : = 78,5 150,30 1000 = 522,29 Maka dipakai batang tulangan dengan jarak 200 mm D10-200

e. Pemeriksaan Tebal Pelat Berdasarkan Syarat Geser

= 1,2 + 1,6 = 1,2 4,56 + 1,6 2,5 = 9,472 ′ Karena 1 2 1 1,0 pelimpahan geser akibat beban w u dari pelat ke balok akan mengikuti bentuk bidang trapesium dan segitiga dengan menarik garis sudut 45 . Universitas Sumatera Utara 73 = 1 2 1,15 2 = 1 2 1,15 9,472 5,6 = 30,50 Tinggi efektif pelat = − 25 − 1 2 = 110 ∅ = ∅ 1 6 ′ ∅ = 0,75 1 6 25 1000 110 10 −3 = 68,75 ∅ …… Ok Dengan demikian tebal pelat cukup aman dan tahan terhadap geser. Tabel 4.2. Rencana Penulangan Pelat Konvensional Arah Penulangan Memanjang dan Melebar Lajur Jenis Momen Momen kNm tiap m’ A s perlu Ukuran Tulangan Jarak mm Terpasang B ent ang U jung Kolom Ujung Negatif Eksterior 7,83 181,02 D10 433,66 D10-200 Rencana Positif 27,91 675,02 D10 116,29 D10-100 Rencana Negatif 34,26 840,88 D10 93,35 D10-90 Kolom Negatif Eksterior 2,98 68,17 D10 1151,60 D10-200 Rencana Positif 10,63 247,27 D10 317,47 D10-200 Rencana Negatif 13,05 305,20 D10 257,21 D10-200 Tengah Negatif Eksterior 1,67 38,09 D10 2060,80 D10-200 Rencana Positif 5,95 136,99 D10 573,04 D10-200 Rencana Negatif 7,31 168,80 D10 465,04 D10-200 B ent ang D al am Kolom Momen Positif 6,52 150,30 D10 522,29 D10-200 Momen Negatif 12,12 282,86 D10 277,52 D10-200 Tengah Momen Positif 8,12 187,84 D10 417,91 D10-200 Momen Negatif 15,08 354,27 D10 221,58 D10-200 Universitas Sumatera Utara 74

4.5.2. Bangunan Gedung SRPMM Menggunakan Flat Slab with Drop Panel a. Penentuan Tebal Flat Slab

Tebal pelat dengan penebalan mutu BJTD f y = 400 MPa = − 2 0,5 800 = 6000 − 800 = 5200 = − 2 0,5 800 = 6000 − 800 = 5200 - Panel luar tanpa balok tepi = 33 = 5200 33 = 157,58 - Panel Dalam = 36 = 5200 36 = 144,44 Karena tidak menggunakan balok tepi, tebal tersebut harus ditambah 10 maka h = 157,58 + 10 157,58 = 173,34 mm ≈ 180 mm tebal pelat minimum dengan penebalan 100 mm SNI-03-2847-2002.

b. Penentuan Tebal Drop panel