14 c.
Diperbolehkan terjadinya kerusakan structural dan non-struktural pada gempa kuat, namun kerusakan yang terjadi tidak sampai menyebabkan bangunan
runtuh. Daniel L. Schodek 1999 menyatakan bahwa pada struktur stabil apabila
dikenakan beban, struktur tersebut akan mengalami perubahan bentuk deformasi yang lebih kecil dibandingkan struktur yang tidak stabil. Hal ini disebabkan karena
pada struktur yang stabil memiliki kekuatan dan kestabilan dalam menahan beban. Dalam peraturan perencanaan tahan gempa di Indonesia ada beberapa metode
analisis yang dilakukan pada perhitungan perencanaan tahan gempa di Indonesia, antara lain analisis gempa ringan, analisis beban dorong statik static pushover
analysis, analisis gempa statik ekuivalen, analisis perambatan gelombang, analisis respon spektrum, dan analisis respon dinamik riwayat waktu.
Menurut SNI 03-1726-2012, analisis ragam respons spektrum dilakukan untuk mendapatkan ragam getar alami struktur. Analisis harus menyertakan jumlah
ragam yang cukup untuk mendapatkan partisipasi massa ragam terkombinasi sebesar paling sedikit 90 dari massa aktual dalam masing-masing arah horisontal
ortogonal dari respons yang ditinjau oleh model.
2.4. Sistem Rangka Pemikul Momen SRPM
Menurut SNI 03-1726-2012, Sistem Rangka Pemikul Momen Moment- Resisting Frame merupakan sistem struktur yang pada dasarnya memiliki rangka
ruang pemikul beban gravitasi secara lengkap. Beban lateral dipikul rangka pemikul momen melalui mekanisme lentur. Sistem Rangka Pemikul Momen merupakan
sistem struktur dasar. Dalam struktur beton bertulang, rangka pemikul momen termasuk dalam rangka cast-in-place dan precast. Bentuk umumnya adalah rangka
balok-kolom dan rangka flat slab dan kolom.
Universitas Sumatera Utara
15 Elevation
Plan Momen Resisting Frame
Gambar 2.8. Moment Resisting Frame Sumber : nzaid code
New Zealand’s International Aid Development Agency
Sistem Rangka Pemikul Momen sendiri, dibagi menjadi tiga tingkatan: 1.
Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus SRPMK Sistem struktur rangka ini dirancang untuk mempertahankan perilaku inelastik
terkait dengan sendi plastis, yang ujung-ujung balok dan kolom menjadi lokasi momen seismik maksimum dengan siklus beban berulang sebelum terjadi
keruntuhan. Rangka yang dirancang dan didetail untuk perilaku daktail ini disebut Special Moment Resisting Frame
”. detailing khusus untuk balok, kolom, dan joint balok-kolom.
2. Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah SRPMM
Sistem struktur rangka ini, sendi platis harus terbentuk, tapi bangunan sudah runtuh sebelum semua balok mengalami sendi plastis. Detailing tidak seketat
SRPMK. Sistem ini disebut juga Intermediate Moment Resisting Frame.
3. Sistem Rangka Pemikul Momen Biasa SRPMB
Sistem strukur rangka ini tidak ada detailing khusus. Dasar kekuatan cadangan ini adalah faktor beban dalam desain kekuatan atau faktor-faktor keselamatan
dalam desain tegangan kerja. Rangka tersebut disebut Ordinary Resisting Moment Frame. Untuk Sistem Rangka Pemikul Momen Biasa, kegagalan
biasanya terjadi karena mekanisme keruntuhan mendadak, seperti kegagalan geser pada komponen beton.
Universitas Sumatera Utara
16
Gambar 2.9. Bentuk Sendi Plastis
Sumber : Seismic Evaluation Handbook, FEMA 310
2.5. Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah Beton