32 Dengan menetapkan besarnya rasio tulangan tarik diantara ambang batas
minimum dan maksimum yang disyaratkan, yaitu: � �
= 1,4
� � = 0,75
� dengan:
� = 0,85
′
600 600 +
b. Kapasitas Lentur Balok dengan Desain Penampang Tulangan Rangkap
Gambar 2.14.b. Penampang Persegi Bertulangan Rangkap
Sumber : Struktur Beton Bertulang, Istimawan Dipohusodo 1994
1. Bagian Pertama
Bagian pertama merupakan penampang beton bertulangan tunggal, dengan mendefinisikan koefisien pembanding tulangan tekan terhadap tulangan tarik,
=
′
= �
′
� Ditinjau bagian pertama yaitu penampang bertulangan tunggal dengan luas
tulangan:
1
= −
′
, �
1
= � – �
′
Sehingga, �
1
= 1 – �
Universitas Sumatera Utara
33 Maka momen nominal bagian pertama dapat ditulis sebagai:
1
= �
1
1 – 0,588�
1 ′
2
Dengan demikian, didapat
1 2
=
1
= 1 − � 1 – 0,588�
′
2. Bagian Kedua
Bagian yang membentuk pasangan kopel antara luas tulangan tekan A
s
’ sama dengan A
s2
. Pasangan kopel gaya tarik tulangan T
s2
dan gaya tekan tulangan T
s ’
dapat memberikan momen nominal momen dalam,
2
=
′
−
′
atau,
2
=
′
−
′
Dengan mendefinisikan d’ = ζd, persamaan nominal kedua menjadi:
2
= �
′
1 − � atau,
2 2
=
2
= � 1 − �
Jumlah momen nominal bagian pertama dan kedua: =
1
+
2
atau:
2 2
= 1 − � 1 − 0,59 1 − �
′
−
′
+ � 1 − 2.11. Perencanaan Kolom
Kolom adalah komponen struktur bangunan yang tugas utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal dengan bagian tinggi yang tidak ditopang paling tidak
tiga kali dimensi lateral terkecil. Sedangkan komponen struktur yang menahan beban aksial vertikal dengan rasio bagian tinggi dengan dimensi lateral terkecil kurang dari
tiga dinamakan pedestal.
Universitas Sumatera Utara
34 Kegagalan kolom akan berakibat langsung pada runtuhnya komponen
struktur lain yang berhubungan dengannya tanpa ada peringatan, atau bahkan merupakan batas runtuh total keseluruhan struktur bangunan. Oleh karena itu, dalam
merencanakan kolom harus mempertimbangkan secara cermat dengan memberikan cadangan kekuatan lebih tinggi dari pada komponen struktur lainnya.
Kolom bertugas menahan kombinasi beban aksial dan lentur atau kolom memperhitungkan untuk menyangga beban aksial tekan dengan eksentrisitas tertentu.
SNI 03-3847-2002 pasal 12.9 1 memberikan batasan untuk rasio penulangan longitudinal komponen struktur tekan non komposit antara 0,01 sampai 0,08.
Untuk menghitung kapasitas penampang kolom dapat digunakan suatu pendekatan empiris, yaitu :
1. Untuk kolom berpenampang persegi dengan hancur tekan � =
′
−
′
+ 0,50 +
′
3
2
+ 1,18 2. Untuk kolom berpenampang persegi dengan hancur tarik
� = 0,85
′
− 2 2
+ − 2
2
2
+ 2 � 1 −
′
3. Untuk kolom berpenampang bulat dengan hancur tekan � =
3 + 1,0
+
′
9,6 0,8 + 0,67
2
+ 1,18 4. Untuk kolom berpenampang bulat dengan hancur tarik
� = 0,85
′ 2
0,85 − 0,38
2
+ �
2,50 −
0,85 − 0,38
Dimana : h = diameter penampang
D
s
= diameter lingkaran tulangan terjauh dari sumbu e = eksentrisitas terhadap pusat plastis penampang
� = =
Universitas Sumatera Utara
35 =
0,85
′
Banyak kolom menderita lentur biaksial, yaitu lentur terhadap dua sumbu. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam analisis dengan persamaan resiprokal
yang dikembangkan oleh Prof. Boris Bresler dari University of California Berkeley. Persamaan ini diperlihatkan dalam bagian R10.3.6 dari ACI Commentary sebagai
berikut : 1
� =
1 �
+ 1
� − 1
� Dimana :
P
n
= kapasitas beban aksial nominal penampang jika beban ditempatkan pada eksentrisitas yang ditinjau pada kedua sumbu.
P
nx
= kapasitas beban aksial nominal penampang jika beban ditempatkan pada eksentrisitas e
x
P
ny
= kapasitas beban aksial nominal penampang jika beban ditempatkan pada eksentrisitas e
y
P = kapasitas beban aksial nominal penampang jika beban ditempatkan
pada eksentrisitas 0.
2.12. Geser