59
BAB IV APLIKASI PERHITUNGAN
4.1. Umum
Dalam tugas akhir ini, disajikan desain gedung beton bertulang dengan Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah SRPMM yang terkena beban gempa
sesuai SNI 03-1726-2012 menggunakan analisis respons spektrum dan proses penulangannya sesuai SNI 03-2847-2002. Bangunan gedung tersebut didesain
dengan menggunakan pelat konvensional dan flat slab with drop panel yang dimodelkan dalam portal ruang 3 dimensi dengan bantuan program analisis struktur
ETABS v.9.5.0. Sedangakan perhitungan pelat konvensional dan flat slab with drop panel menggunakan metode perencanaan langsung Direct Design Method.
Berikut adalah denah bangunan tampak atas yang akan direncanakan :
Gambar 4.1. Denah Struktur Bangunan Menggunakan Pelat Konvensional
Universitas Sumatera Utara
60
Gambar 4.2. Denah Struktur Bangunan Menggunakan Flat Slab with Drop Panel
4.2. Data Geometri Struktur
Data karakteristik geometrik bangunan adalah sebagai berikut : 1.
Bangunan gedung perkantoran 8 lantai; 2.
Tinggi tingkat antar lantai adalah 3,2 meter; 3.
Bangunan gedung direncanakan terletak di Medan dengan daerah gempa menengah.
4.3. Preliminari Struktur
Komponen struktur yang terdapat pada bangunan ini meliputi pelat, drop panel, balok, dan kolom akan direncanakan terlebih dahulu dimensi awal dari
komponen struktur Pra-desain.
4.3.1. Material
Material yang digunakan dalam merencanakan struktur bangunan ini adalah material beton bertulang. Pendefinisian material dilakukan pada program ETABS
v9.5.0. Material beton bertulang bangunan tersebut mempunyai mutu f’c 25 Mpa
beton, fy 400 Mpa dan fys 240 MPabaja.
Universitas Sumatera Utara
61
4.3.2. Hubungan Balok dan Kolom
Balok dan kolom dihubungkan dengan sambungan yang kaku sehingga tempat terjadinya sendi plastis adalah pada kedua ujung balok dan pada ujung
bawah kolom lantai dasar. Balok dan kolom dibuat dari beton bertulang. Dengan dimensi yang akan disesuaikan untuk menahan beban yang diberikan pada
bangunan ini.
4.3.3. Pelat dan Flat Slab with Drop Panel
Pelat dan flat slab with drop panel yang digunakan dalam bangunan ini menggunakan pelat beton bertulang. Pelat dan drop panel beton bertulang
digunakan pada pelat atap dan lantai.
4.3.4. Pondasi
Pemodelan pondasi dilakukan dengan menganggap bahwa pondasi memberikan kekekangan translasi dan rotasi yang cukup pada semua arah sumbu
bangunan. Berdasarkan asumsi yang digunakan tersebut pondasi dimodelkan sebagai perletakan jepit pada lantai dasar bangunan, yaitu pada ujung-ujung bawah
kolom lantai dasar.
4.4.Pembebanan Struktur
Pendefinisian beban-beban yang bekerja pada struktur sesuai dengan Pedoman Perencanaan untuk Rumah dan Gedung SKBI 1.3.53.1987. Seluruh beban
yang telah didefinisikan akan bekerja pada model struktur bangunan ini. Beban- beban yang bekerja pada struktur bangunan ini antara lain.
4.4.1. Beban Mati Dead Load
Beban mati adalah beban akibat berat sendiri pelat beton dengan massa jenis 2400 kgm
3
atau berat jenis 24 kNm
3
ditambah dengan beban mati tambahan SiDL.
Universitas Sumatera Utara
62
Beban mati tambahan SiDL lantai :
Spesi 2,5 cm = 1,0 x 0,53
= 0,53 kNm’ Tegel
= 1,0 x 0,24 = 0,24 kNm’
Plafond = 1,0 x 0,18
= 0,18 kNm’ MekanikalElektrikal = 1,0 x 0,25
= 0,25 kNm’
w
SiDL
= 1,20 kNm’
Beban mati tambahan SiDL atap :
Spesi 2,5 cm = 1,0 x 0,53
= 0,53 kNm’ Water proofing
= 1,0 x 0,05 = 0,05 kNm’
Plafond = 1,0 x 0,18
= 0,18 kNm’ MekanikalElektrikal = 1,0 x 0,25
= 0,25 kNm’
w
SiDL
= 1,00 kNm’
4.4.2. Beban Hidup Live Load
Beban hidup yang direncanakan sebesar 250 kgm
2
atau 2,5 kNm
2
untuk beban pelat lantai. Sedangkan pada atap dibebani sebesar 100 kgm
2
atau 1,0 kNm
2
4.4.3. Beban Gempa
Beban gempa adalah beban yang menirukan pengaruh gerakan tanah akibat gempa pada bangunan tersebut. Untuk mendapatkan beban gempa menggunakan
metode respons spektrum terlebih dahulu mendesain grafik respons spektrum rencana.
a. Respon Spektra Rencana