Kontrol Tulangan Lentur Balok Desain Tulangan Geser Dari Muka Kolom

96 dan = . 0,85. ′ . = 516,60 400 0,85 25 400 = 24,31 82,12710 6 = 0,8 . 400 552 − 24,31 2 = 475,41 2 dipakai tulangan D16 A s = 201,1 mm 2 , maka = 475,41 201,1 = 2,36 ≈ 3

b. Kontrol Tulangan Lentur Balok

Persyaratan tulangan tarik minimum A s yang ada tidak boleh kurang dari : = ′ 4 . = 25 4 400 400 552 = 690 2 dan tidak lebih kecil dari: = 1,4 . = 1,4 400 400 552 = 772,8 2 bila 3D16 A s terpasang = 603,3 mm 2 Jadi, pada tumpuan kanan dipakai 4D16 A s terpasang = 804,4 mm 2 Tabel 4.9. Rencana Penulangan Lentur Balok Lokasi M u kNm A s perlu mm 2 Jumlah dan Ukuran Tulangan A s terpasang mm 2 ϕM n kNm Keterangan Ujung Kiri -76,221 440,51 4D16 804,4 104,39 Tul.tarik +68,808 396,86 4D16 804,4 69,73 Tul.tekan Tengah - - 4D16 804,4 - Tul.tekan +16,389 93,19 4D16 804,4 70,73 Tul.tarik Ujung Kanan -82,127 475,41 4D16 804,4 104,22 Tul.tarik +69,773 402,53 4D16 804,4 104,57 Tul.tekan Universitas Sumatera Utara 97

c. Desain Tulangan Geser Dari Muka Kolom

= + + 2 = ∅ = 104,39 0,8 = 130,49 = ∅ = 104,22 0,8 = 130,28 = 1,2 + 1,0 = 1,2 18,24 + 1,0 10,0 = 31,888 = 130,49 + 130,28 5,2 + 31,8885,2 2 = 133,06 Untuk V c dihitung berdasarkan rumus : = ′ + 120 . . 7 = 25 + 120 804,4 400 . 552 13.306552 104.220.000 400 552 7 = 158,69 kN Sehingga V s dapat dicari dengan rumus : ∅ + = ∅ − = 133,06 0,75 − 158,69 = 18,72 kN = . . Bila dipasang besi tulangan 2 ϕ10 sebagai sengkang, A v = 157,1 mm 2 = 157,1 240 552 18,7210 3 = 1.111,78 Syarat spasi sengkang tidak lebih dari :  ¼ d = ¼ 552 = 138 mm  8 D p = 8 16 =128 mm  24 ϕ s = 2410 = 240 mm  300 mm Universitas Sumatera Utara 98 Gunakan ukuran yang terkecil Pakai tulangan geser 2 ϕ10 – 120, sengkang pertama dipasang tidak lebih dari 50 mm dari muka kolom di kedua ujung balok sepanjang jarak l = 2h = 2 x 600 = 1.200 mm Jadi jumlah tulangan geser 2 ϕ10 – 120 adalah 1.200 −50 120 + 1 = 10,5 ≈ 11 di ujung kiri dan 11 buah di ujung kanan. Tengah Bentang = 33,97 = 0 gaya geser dipikul sengkang Sehingga V s dapat dicari dengan rumus : ∅ + = ∅ − = 33,97 0,75 − 0 = 42,29 kN = . . Bila dipasang besi tulangan 2 ϕ10 sebagai sengkang, A v = 157,1 mm 2 = 157,1 240 552 42,2910 3 = 492,14 Maka, pasang 2 ϕ10-120 mm dengan jumlah tulangan adalah 3.200 120 + 1 = 27,7 ≈ 28 di tengah bentang.

4.8.2. Penulangan Kolom Bangunan Gedung SRPMM dengan Pelat Konvensional

Berikut disajikan tabulasi beban aksial dan momen yang terjadi pada kolom bangunan gedung SRPMM dengan Pelat Konvensional, dengan mengambil 1 frame dari kolom yang memiliki gaya-gaya dalam maksimum yaitu terdapat pada story 1, frame C22 . Universitas Sumatera Utara 99 Tabel 4.10. Resume Beban Aksial dan Momen Desain Kolom Frame C17 Jenis Beban Aksial kN Momen kNm Mati DL -2.197,26 0,227 Hidup LL -647,27 0,115 Gempa E 0,2 271,554 No. Kombinasi 1 1,4DL -3.076,17 0,317 2 1,2DL + 1,6LL -3.672,34 0,456 3 1,2DL + 1,0LL +1,0Ex ±0,3Ey -3.283,78 271,941 -3.284,18 -271,167 4 0,9DL + 1,0Ex ± 0,3Ey -1.977,33 271,758 -1.977,74 -271,554 a. Desain Tulangan Lentur Dapat dilihat dari output ETABS mengahasilkan luas tulangan maks 6.400 mm 2 . Untuk memenuhi luas tulangan tersebut, bila dipakai D16 A s = 201,1 mm 2 maka diperlukan tulangan sebanyak 6.400201,1 = 31,8 ≈ 32 dipasang 34 tulangan. Presentase tulangan yang diperlukan 6.400800 800 = 1,0. Sedangkan presentase yang terpasang dengan 34D16 A s = 6.837,4 mm 2 adalah 6.837,4800 800 = 1,07. Kuat maksimum tekan rencana kolom tidak boleh diambil lebih besar dari ∅� . ∅� = 0,80. ∅. [0,85. ′ . − + ] Dengan memasang tulangan 34D16 = 6.837,4 mm 2 , maka didapat : ∅� = 0,800,65[0,8525 640.000 − 6.837,4 + 6.837,4400] ∅� = 8.418,6 ∅� = 8.418,6 0,1. ′ . = 0,1 25 800 2 = 1.600 ∅� = 8.418,6 � = 3.672,34 Output ETABS comb2

b. Desain Tulangan Geser Di Tumpuan