60
4.1.4.5. Pola PemukimanPerumahan
Rumah merupakan kebutuhan primer bagi manusia karena rumah tidak hanya berfungsi sebagai tempat untuk tinggal dan beristirahat bagi seluruh
anggota keluarga, tetapi juga berfungsi sebagai sarana sosial bagi anak-anak mereka. Perumahan penduduk di Kelurahan Bantan terdiri dari berbagai tingkatan
yaitu rumah permanen dan semi permanen seperti yang bisa kita lihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 12 Keadaan Pola PemukimanPerumahan
No. Sarana Perumahan
Jumlah
1. 2.
3. Rumah Permanen
Rumah Semi Permanen Rumah Non Permanen
3.872 buah 2.381 buah
–
JUMLAH 6.253 buah
Sumber : Kantor Kelurahan Bantan Tahun 2014
- Rumah Per
manen adalah rumah yang berdinding batu secara keseluruhan dan atap yang terbuat dari bahan yang tahan lama seperti seng atau
genteng. Mayoritas perumahan di Kelurahan Bantan ini adalah rumah permanen, hal ini terlihat dari banyaknya jumlah runah permanen di
kelurahan ini yaitu berjumlah 3.872 buah.
-
Rumah Semi Permanen adalah rumah-rumah yang terbuat dari setengah batu dan yang berdinding setengah papan dan berlantai semen. Rumah-
rumah seperti ini banyak terdapat di jalan lorong atau gang yang kecil dan pada perumahan di pinggiran rel di Jalan Tirtosari Ujung yang menjadi
Universitas Sumatera Utara
61
tempat penelitian saya. Rumah-rumah di pinggiran rel ini kebanyakan memang sudah tergolong semi permanen, akan tetapi status rumah yang
mereka huni dapat dikatakan sebagai rumah atau hunian liar, karena didirikan di atas tanah milik PJKA.
-
Rumah Non Permanen adalah rumah-rumah yang terbuat dari bahan-bahan bekas, diantaranya kayu bekas, seng bekas, papan bekas, dan lain
sebagainya. Rumah jenis ini sepertinya sudah tidak ada lagi di Kelurahan Bantan ini terbukti dari tidak adanya yang terdata di Kantor Kelurahan
Bantan setempat.
4.2. Kondisi Sarana di Jalan Tirtosari Ujung, Kelurahan Bantan
Jalan Tirtosari Ujung yang menjadi lokasi penelitian saya ini adalah salah satu lingkungan dari Kelurahan Bantan dan terletak di sepanjang pinggiran rel
kereta api yang menghubungkan Medan ke Belawan dan Medan ke Bandara Kualanamu. Dinamakan Tirtosari Ujung adalah karena letaknya yang berada
paling ujung dari Jalan Tirtosari. Daerah ini termasuk ke dalam lingkungan 12 Kelurahan Bantan yang dipimpin oleh seorang Kepala Lingkungan yang bernama
pak Wahidin yang telah menjabat sebagai kepling selama 2 tahun. Pola pemukiman perumahan masyarakat di jalan ini sangat dekat dengan jalur rel
kereta api yaitu sekitar 3m² – 5m² dari rel kereta api. Mayoritas penduduk yang tinggal di pinggiran rel jalan tirtosari ujung ini adalah masyarakat bersuku Batak
Toba dan Jalan Tirtosari Ujung ini sudah mulai di tempati warga sejak tahun 80- an. Dulunya rumah warga di Jalan Tirtosari Ujung ini hanya berupa seng dan
Universitas Sumatera Utara