Aspek-aspek Kemiskinan Konsep dan Indikator Kemiskinan

24 3. Jika ditinjau dari pendapatan, maka kemiskinan adalah kondisi kurangnya pendapatan sebagai modal untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok. 4. Jika ditinjau dari kesempatan, maka kemiskinan merupakan dampak dari ketidaksamaan kesempatan memperoleh dan mengakumulasikan basis- basis kekuatan sosial seperti keterampilan, informasi dan pengetahuan, jaringan-jaringan sosial, organisasi-organisasi sosial dan politik, dan sumber-sumber modal sebagai upaya pengembangan hidup Matias Siagian, 2012. 5. Jika ditinjau dari penguasaan sumber-sumber, kemiskinan merupakan keterlantaran yang disebabkan oleh penyebaran yang tidak merata dari sumber-sumber, termasuk didalamnya pendapatan Sjahrir, 1986. 6. Kemiskinan merupakan suatu kondisi ketidakmampuan dalam memenuhi hak-hak dasar dalam rangka memepertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Bappenas, dalam Esmara, 1995 7. Kemiskinan merupakan kondisi yang dialami manusia saat mana jumlah rupiah yang dibelanjakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi kurang dari 2.100 kalori perkapita. Esmara, 1995

2.1.2. Aspek-aspek Kemiskinan

Banyak pihak merasa telah memahami kemiskinan itu, namun sesungguhnya belumlah memahaminya secara holistik. Hal inilah yang menyebabkan kemiskinan itu merupakan suatu masalah yang sangat sulit dicari dan diaplikasikan langkah-langkah penyelesaiannya. Langkah pertama yang tepat dilakukan dalam upaya memahami kemiskinan secara holistik adalah dengan Universitas Sumatera Utara 25 melakukan kajian tentang aspek-aspek kemiskinan itu sendiri Supriatna 2000:126, yaitu: 1. Kemiskinan itu multi dimensi. Sifat kemiskinan sebagai suatu konsep yang multi dimensi berakar dari kondisi kebutuhan manusia yang beranekaragam. Akibatnya, jika mengemukakan seseorang atau sekelompok orang itu miskin, masih akan menimbulkan pertanyaan: apanya yang miskin atau miskin apa? Sebagai contoh, ditinjau dari segi kebijakan umum, maka kemiskinan itu meliputi aspek-aspek primer seperti miskin akan asset-asset, organisasi-organisasi sosial, kelembagaan-kelembagaan sosial, berbagai pengetahuan serta berbagai keterampilan yang dianggap dapat mendukung kehidupan manusia. Sedangkan aspek sekundernya antara lain adalah miskinnya informasi, jaringan sosial dan sumber-sumber keuangan yang kesemuanya merupakan faktor-faktor yang dapat digunakan sebagai jembatan memperoleh suatu fasilitas yang dapat mendukung upaya mempertahankan, bahkan meningkatkan kualitas hidup. 2. Aspek-aspek kemiskinan saling berkaitan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Sebagai konsekwensi logisnya, kemajuan atau kemunduran pada salah satu aspek dapat mengakibatkan kemajuan atau kemunduran pada aspek lainnya. Justru kondisi seperti inilah yang mengakibatkan tidak mudahnya menganalisis kemiskinan itu menuju pada pemahaman yang komprehensif. 3. Kemiskinan itu adalah fakta yang terukur. Universitas Sumatera Utara 26 Fenomena yang sering kita temui adalah, pendapatan yang diperoleh sekelompok orang yang bermukim ditempat yang sama boleh sama, namun kualitas individu atau keluarga yang di miliki mungkin saja berbeda. Keadaan yang demikian sering mengkondisikan kita untuk mengidentifikasi kemiskinan sebagai sesuatu yang serba abstrak dan tidak mungkin di ukur. Ada pula yang cenderung menyatakan kemiskinan itu sebagai abstraksi dari perasaan sehingga mustahil untuk diukur. Cara berpikir seperti ini harus dicegah karena akan menjauhkan kita dari pemahaman yang benar dan holistik tentang kemiskinan itu sehingga kita pun mustahil dapat menemukan solusi. Ada beberapa hal yang mengindikasikan kepada kita bahwa kemiskinan itu benar-benar fakta yang terukur. Demikian terukurnya kemiskinan itu sehingga dapat diklasifikasi ke dalam berbagai tingkatan seperti: miskin, sangat miskin dan sangat miskin sekali. Demikian halnya dengan BKKBN yang sering mengklasifikasikan kondisi kehidupan masyarakat ke dalam berbagai tingkat seperti: prasejahtera, sejahtera 1 dan sejahtera 2. 4. Bahwa yang miskin adalah manusianya, baik secara individual maupun kolektif. Kita sering mendengar istilah kemiskinan perdesaan rural poverty, kemiskinan perkotaan urban poverty, dan sebagainya. Berbagai istilah tersebut bukanlah berarti bahwa yang mengalami kemiskinan itu adalah desa atau kota. Kondisi desa dan kota itu merupakan penyebab kemiskinan bagi manusia. Dengan demikian pihak yang menderita miskin Universitas Sumatera Utara 27 hanyalah manusia, baik secara individual maupun kelompok, dan bukan wilayah.

2.1.3. Gejala-Gejala Kemiskinan