Informan Tambahan Kepala Lingkungan Jalan Tirtosari Ujung

89 Pak Binsar juga menambahkan alasan beliau tinggal disini karena tidak memiliki cukup uang untuk tinggal di tempat lain dan pak binsar juga mengatakan rumah mereka ini milik sendiri, namun tanhnya masih milik PJKA sehingga membuat pak Binsar juga merasa was-was jika seandainya mereka di gusur dari sini.

4.3.2. Informan Tambahan Kepala Lingkungan Jalan Tirtosari Ujung

1. Nama : Wahidin Jenis Kelamin : Laki-laki Usia : 55 tahun Agama : Islam Pendidikan Terakhir : SMA Status : Menikah Alamat : Jalan Tirtosari Gang Sentosa Nomor 114 f Pak Wahidin adalah seorang bapak yang telah berusia 55 tahun, beragama Islam dan telah menikah. Beliau memiliki satu orang istri yang bernama Mariana. Bu Mariana sendiri lahir pada tahun 1972 dan sekarang telah berumur 42 tahun. Pak Wahidin dan bu Mariana sama-sama berpendidikan terakhir SMA. Dari pernikahan mereka berdua, mereka telah memiliki 4 orang anak yang terdiri dari 3 orang laki-laki dan satu orang perempuan. Anak pak Wahidin yang pertama bernama Agung yang telah berumur 20 tahun dan sekarang sudah bekerja sebagai satpam. Sedangkan anak pak Wahidin yang kedua bernama Abdi Nugraha yang telah berumur 15 tahun dan sekarang duduk di bangku sekolah SMA. Anak pak Universitas Sumatera Utara 90 Wahidin yang ketiga adalah seorang perempuan yang bernama Melani yang sekarang berumur 12 tahun dan bersekolah di kelas 5 SD, dan anak pak Wahidin yang terakhir bernama Wahyu yang berumur 10 tahun dan saat ini bersekolah di kelas 3 SD. Pak Wahidin telah lama tinggal di Jalan Tirtosari, Kelurahan Bantan ini. Beliau telah tinggal disini dari tahun 1970 tepatnya sejak dia berumur 11 tahun serta dia tinggal dan tumbuh besar di jalan ini bersama orangtuanya. Pak Wahidin saat ini menjabat sebagai kepala lingkungan 12, yaitu lingkungan dari tempat jalan Tirtosari Ujung ini berada dan beliau telah menjabat sebagai Kepala Lingkungan 12 baru selama 2 tahun. Pak Wahidin juga menjelaskan bahwa jalan Tirtosari Ujung itu pada awalnya mulai ditempati sejak tahun 80-an. Dulunya orang yang tinggal disitu hanya membuat rumahnya dari seng dan papan-papan bekas dan jumlahnya pun baru sedikit saja. Seiring berjalannya waktu semakin banyak orang yang mendirikan rumah disitu dan rumah mereka perlahan dibangun menjadi tipe rumah semi permanen karena sejak lama mereka mendirikan rumah disitu, belun sekali pun digusur oleh pihak PJKA. Pak Wahidin juga mengatakan kalau di Jalan Tirtosari Ujung tersebut terdapat sekitar 100 kepala keluarga kk dan status kependudukan mereka pun sudah jelas dikarenakan mereka sudah memiliki KTP dan terdaftar di Kelurahan Bantan, mungkin hanya kerabat-kerabat mereka yang baru datang dari kampung saja yang belum terdaftar di Kelurahan Bantan. Beliau juga menjelaskan kalau penduduk di jalan Tirtosari Ujung pada umumnya bersuku batak Toba dan mereka juga mayoritas beragama Kristen. Kalau untuk keamanan sendiri, menurut pak Wahidin terbilang cukup aman, Universitas Sumatera Utara 91 terbukti dari tidak adanya terjadi kasus-kasus pencurian atau perselisihan antar warga yang masuk laporan kepadanya. Pak Wahidin juga menambahkan sifat umum masyarakat di jalan Tirtosari Ujung ini cukup terbuka dan cukup akur satu sama lain, terbukti tidak adanya kasus-kasus konflik yang sering terjadi di jalan ini dan mereka juga cukup terbuka bagi orang-orang yang ingin berkunjung ke daerah mereka. Sedangkan untuk mata pencaharian warga di jalan Tirtosari Ujung ini, pak Wahidin mengatakan cukup bermacam-macam dan pada umumnya bergerak di sektor swasta atau informal katanya. Ada warga yang bekerja sebagai pemulung, berjualan dan buruh bangunan. Beliau juga mengatakan memang mayoritas pekerjaan penduduk disana adalah sebagai pemulung. Kalau untuk pendidikan pak Wahidin mengatakan memang orang tuanya kebanyakan hanya tamatan SD dan SMP, tapi kalau untuk anak-anak mereka sepengetahuan pak Wahidin semua bisa bersekolah sampai lulus SMA. Sedangkan kegiatan-kegiatan yang dilakukan warga di jalan Tirtosari Ujung ini secara bersama biasanya adalah kegiatan dalam rangka hari besar keagamaan seperti hari Natal, dan kegiatan di tanggal 17 Agustus dimana mereka juga mengadakan lomba untuk semakin meningkatkan kebersamaan antar warganya.

4.4. Gambaran Umum Kemiskinan Pada Masyarakat Miskin di Jalan