Gejala-Gejala Kemiskinan Konsep dan Indikator Kemiskinan

27 hanyalah manusia, baik secara individual maupun kelompok, dan bukan wilayah.

2.1.3. Gejala-Gejala Kemiskinan

Untuk memahami kemiskinan secara akurat dan komprehensif diperlukan data yang lengkap dan valid. Upaya seperti ini menuntut waktu yang panjang, bahkan tenaga maupun dana yang besar. Akibatnya jarang dilakukan dan sangat sedikit pihak yang melakukannya. Upaya memahami kemiskinan lebih sering dilakukan dengan cara atau pendekatan lain Suparlan, 1983:84, misalnya melalui gejala-gejala kemiskinan, seperti: 1. Kondisi Kepemilikan Faktor Produksi. Kemiskinan tidak datang secara serta merta. Demikian halnya dengan pendapatan, juga tidak datang secara serta merta. Semuanya melalui saluran, sumber dan proses tertentu. Dengan demikian, salah satu pendekatan untuk mengetahui kemiskinan adalah mengetahui pekerjaan atau mata pencaharian, apa alat atau faktor yang digunakan saat bekerja dalam upaya mendapatkan pencaharian itu. Pemahaman akan berbagai hal tersebut merupakan jalan bagi kita untuk mengetahui apakah seseorang atau sekelompok orang tersebut miskin atau tidak. 2. Angka Ketergantungan Penduduk. Secara teoritis memang di kenal banyak sumber pendapatan, seperti hasil usaha atau keuntungan, upah, bunga tabungan dan lain-lain. Namun bagi mayoritas masyarakat, ada satu kalimat yang berlaku secara umum: orang hanya akan memiliki pendapatan jika bekerja. Namun pada kenyataannya, angka ketergantungan dalam masyarakat atau keluarga Universitas Sumatera Utara 28 sangat tinggi. Dalam sebuah keluarga dengan empat orang anak atau lebih, misalnya sering hanya satu orang yang bekerja, sedangkan lima orang menggantungkan hidupnya pada satu orang. Gejala seperti ini sangat umum dalam Negara yang menawarkan lapangan atau kesempatan kerja yang kecil seperti Indonesia. Tingginya angka ketergantungan di Indonesia sangat nyata, dimana bekerja di Negara lain saat ini menjadi alternatif, termasuk bagi tenaga yang tidak terampil. 3. Kekurangan Gizi. Pendapatan merupakan unsur yang secara langsung dapat digunakan sebagai alat memenuhi kebutuhan agar seseorang itu dapat hidup secara layak. Pemenuhan kebutuhan tentu dilakukan secara hierarkis, mulai dari kebutuhan fisik, sebagai unsur yang menempati prioritas utama dari berbagai unsur yang termasuk kebutuhan pokok. Laporan dari berbagai institusi seperti dinas kesehatan, puskesmas maupun rumah sakit sering menggambarkan status gizi masyarakat. Berbagai media massa sering menginformasikan tentang kondisi masyarakat yang kurang gizi. Informasi ini merupakan gejala sangat miskinnya seseorang atau sekelompok orang. Masalahnya, berbagai unsur terdapat dalam kebutuhan pokok, dimana kebutuhan fisik merupakan kebutuhan yang paling utama. Oleh krena itu, tidak terpenuhinya kebutuhan fisik yang mengakibatkan seseorang atau sekelompok orang itu teridentifikasi kekurangan gizi menjadi gejala betapa miskinnya seseorang atau sekelompok orang itu. 4. Pendidikan yang rendah. Universitas Sumatera Utara 29 Di era modern sekarang ini, pendidikan dianggap sebagai sesuatu yang penting. Pendidikan bahkan telah dianggap sebagai indikator utama kedudukan dalam masyarakat. Berbagai kebijakan telah ditetapkan pemerintah dalam rangka membuka dan mempermudah akses masyarakat terhadap pendidikan. Namun hingga saat ini pendidikan masih belum gratis, bahkan masih cukup mahal, terutama pendidikan dengan kualitas dan tingkat yang tinggi. Di usia kemerdekaan Negara kita yang bagaikan manusia yang makin dewasa, kesadaran akan pentingnya pendidikan semakin meningkat. Oleh karena itu, rendahnya pendidikan yang dimiliki masyarakat bukanlah disebabkan oleh kesadaran atas pendidikan yang rendah, melainkan disebabkan oleh ketidakmampuan masyarakat untuk mendapatkan pendidikan. Dengan demikian pendidikan yang rendah juga merupakan gejala kemiskinan.

2.1.4. Karakteristik Penduduk Miskin