46
4.2 Analisis Univariat 4.2.1 Peserta KB
Karakteristik peserta KB dalam penelitian ini meliputi: umur, pendidikan, pekerjaan, jumlah anak hidup dan alat kontrasepsi yang digunakan. Hasil penelitian
menunjukkan peserta KB lebih banyak berumur 42-52 tahun, yaitu sebanyak 41 orang 68,3. Tingkat pendidikan lebih banyak tamat SLTA, yaitu sebanyak 26
orang 43,3. Berdasarkan pekerjaan lebih banyak petani, yaitu sebanyak 18 orang 30,0. Jumlah anak hidup lebih banyak pada kelompok 4-5 orang, yaitu sebanyak
33 orang 55,0 dan berdasarkan alat kontrasepsi yang digunakan lebih banyak menggunakan kondom, yaitu sebanyak 50 orang 83,3, selebihnya menggunakan
MOP. Secara rinci karakteristik peserta KB disajikan pada Tabel 4.1.
Universitas Sumatera Utara
47
Tabel 4.1 Distribusi Berdasarkan Karakteristik Peserta KB No
Peserta KB Jumlah
Persen
Umur 1
31-41 tahun 12
20,0 2
42-52 tahun 41
68,3 3
52 tahun 7
11,7
Jumlah 60
100,0
Pendidikan 1
Tamat SD 11
18,3 2
Tamat SLTP 19
31,7 3
Tamat SLTA 26
43,3 4
Perguruan Tinggi D3S1 4
6,7
Jumlah 60
100,0
Pekerjaan 1
Wiraswasta 13
21,7 2
Petani 18
30,0 3
Pegawai swasta 10
16,6 4
Karyawan 9
15,0 5
PNS 4
6,7 6
7 Buruh
Nelayan 6
3 10,0
5,0
Jumlah 60
100,0
Jumlah Anak Hidup 1
1-3 orang 23
38,3 2
4-5 orang 33
55,0 3
5 orang 4
6,7
Jumlah 60
100,0
Alat kontrasepsi yang digunakan 1
Kondom 50
83,3 2
MOP 10
16,7
Jumlah 60
100,0
4.2.2 Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi dalam penelitian ini adalah pengetahuan dan sikap. Hasil penelitian sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
48
a. Pengetahuan
Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 46 orang 76,7 responden menjawab benar pertanyaan tentang Keluarga Berencana merupakan program yang
bertujuan untuk keluarga bahagia dan sejahtera, sebanyak 50 orang 83,3 responden menjawab benar pertanyaan tentang tujuan keluarga berencana adalah
untuk dapat mencegah kelahiran, sebanyak 22 orang 36,7 responden menjawab tidak tahu pertanyaan tentang Kontrasepsi Mantap Kontap pada pria adalah MOP
Metode Operasi Pria, dan sebanyak 45 orang 75,0 responden menjawab salah pertanyaan tentang menjadi peserta KB dapat mengurangi kejantanan.
Sebanyak 32 orang 53,2 responden menjawab benar pertanyaan tentang keikutsertaan pria menjadi akseptor KB secara tidak langsung menjadi motivator,
sebanyak 29 orang 48,3 responden menjawab salah pertanyaan tentang kontrasepsi yang paling efektif dalam jangka waktu panjang adalah MOP Metode
Operasi Pria, sebanyak 33 orang 55,0 responden menjawab benar pertanyaan tentang dengan melakukan kontrasepsi KB pria ikut membantu program KB,
sebanyak 23 orang 38,3 responden menjawab tidak tahu pertanyaan tentang jenis KB pria yang disebut MOP Metode Operasi Pria setelah dipasang dapat dibuka lagi,
sebanyak 23 orang 38,3 responden menjawab benar pertanyaan keterlibatan pria dalam KB diwujudkan melalui perannya berupa dukungan terhadap KB dan
penggunaan alat kontrasepsi serta merencanakan jumlah keluarga, dan sebanyak 43 orang 71,7 responden menjawab tidak tahu pertanyaan tentang pria adalah mitra
reproduksi dan seksual, sehingga sangat beralasan apabila pria ikut menjadi akseptorpeserta KB.
Universitas Sumatera Utara
49
Distribusi responden berdasarkan pengetahuan disajikan pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Benar
Salah Tidak
Tahu Jumlah
n n
n n
X1 Keluarga Berencana merupakan program yang bertujuan untuk
keluarga bahagia dan sejahtera 46 76,7 11 18,3 3
5,0 60 100,0 X2 Tujuan keluarga berencana adalah
untuk dapat mencegah kelahiran 50 83,3 10 16,7 0
0,0 60 100,0 X3 Kontrasepsi Mantap kontap pada
pria adalah MOP Metode Operasi Pria
18 30,0 20 33,3 22 36,7 60 100,0 X4 Menjadi
peserta KB
dapat mengurangi kejantanan
10 16,7 45 75,0 5 8,3 60 100,0
X5 Keikutsertaan pria
menjadi akseptor KB secara tidak langsung
menjadi Motivator 32 53,3 16 26,7 12 20,0 60 100,0
X6 Kontrasepsi yang paling efektif dalam jangka waktu panjang
adalah MOP Metode Operasi Pria
12 20,0 29 48,3 19 31,7 60 100,0 X7 Dengan melakukan kontrasepsi
KB pria ikut membantu program KB
33 55,0 4 6,7 23 38,3 60 100,0 X8 Jenis KB pria yang disebut MOP
Metode Operasi Pria setelah dipasang dapat dibuka lagi
19 31,7 18 30,0 23 38,3 60 100,0 X9 Keterlibatan
pria dalam
KB diwujudkan
melalui perannya
berupa dukungan terhadap KB dan penggunaan alat kontrasepsi serta
merencanakan jumlah keluarga 23 38,3 14 23,4 23 38,3 60 100,0
X10 Pria adalah mitra reproduksi dan seksual, sehingga sangat beralasan
apabila pria
ikut menjadi
akseptorpeserta KB 9 15,0 8 13,3 43 71,7 60 100,0
Universitas Sumatera Utara
50
Hasil pengukuran pengetahuan kemudian dikategorikan, pengetahuan responden sebanyak 31 orang 51,7 pada kategori baik. Distribusi berdasarkan
kategori pengetahuan dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Pengetahuan No.
Kategori Jumlah
Persentase
1 Baik
31 51,7
2 Tidak baik
29 48,3
Jumlah 60
100,0
b. Sikap Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 46 orang 76,7 responden
menyatakan setuju menjadi peserta KB pria berpengaruh terhadap nafsu seksual kepada istri, sebanyak 32 orang 53,3 responden menjawab tidak setuju KB MOP
adalah kontrasepsi yang lebih rumit dibandingkan dengan kondom, sebanyak 53 orang 88,3 responden menyatakan setuju bahwa dalam hal pelaksanaan KB pria
sebaiknya dilakukan setelah berdiskusi dengan istri, dan sebanyak 57 orang 95,5 responden menyatakan tidak setuju setelah menjadi akseptor KB dalam hal
berhubungan dengan istri menjadi berkurang Sebanyak 25 orang 41,7 responden menyatakan setuju KB MOP tidak
menurunkan hasrat seksual suami, sebanyak 29 orang 48,3 responden menyatakan setuju bahwa KB MOP merupakan metode kontrasepsi mantap bukan tindakan kebiri,
sebanyak 24 orang 40,0 responden menyatakan setuju bahwa KB Pria akan membantu istri untuk mengurangi efek samping dari alat kontrasepsi, sebanyak 30
orang 50,0 responden menyatakan setuju bahwa metode KB kondom merupakan biaya yang relatif murah dibanding metode KB yang lain, sebanyak 29 orang 48,3
Universitas Sumatera Utara
51
responden menyatakan sangat tidak setuju bahwa KB MOP adalah metode kontrasepsi yang paling murah dalam jangka panjang, dan sebanyak 29 orang
48,3 responden menyatakan sangat tidak setuju bahwa KB MOP tepat untuk dilakukan bila pasangan suami istri tidak ingin memiliki anak lagi. Distribusi
responden berdasarkan sikap disajikan pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap
No Pernyataan
Setuju Kurang
Setuju Tidak
Setuju Sangat
Tidak Setuju
Total n
n n
n n
X11 Menjadi peserta
KB pria
berpengaruh terhadap
nafsu seksual kepada istri.
46 76,7 14 23,3 0 0,0
0,0 60 100,0 X12 KB MOP adalah kontrasepsi yang
lebih rumit dibandingkan dengan kondom
28 46,7 0 0,0 32 53,3 0
0,0 60 100,0 X13 Dalam hal pelaksanaan KB pria
sebaiknya dilakukan
setelah berdiskusi dengan istri
53 88,3 0 0,0
7 11,7 0 0,0 60 100,0
X14 Setelah menjadi akseptor KB dalam hal berhubungan dengan
istri menjadi berkurang 2
3,3 1
1,7 57 95,0 0 0,0 60 100,0
X15 KB MOP tidak menurunkan hasrat seksual suami
25 41,7 19 31,7 16 26,6 0 0,0 60 100,0
X16 KB MOP merupakan metode kontrasepsi mantap
29 48,3 11 18,4 20 33,3 0 0,0 60 100,0
X17 KB Pria akan membantu istri untuk mengurangi efek samping
dari alat kontrasepsi 24 40,0 8 13,3 18 30,0 10 16,7 60 100,0
X18 Metode KB kondom merupakan biaya
yang relatif
murah dibanding metode KB yang lain
30 50,0 5 8,3 24 40,0 1
1,7 60 100,0 X19 KB
MOP adalah
metode kontrasepsi yang paling murah
dalam jangka panjang 5
8,3 10 16,7 16 26,7 29 48,3 60 100,0 X20 KB MOP tepat untuk dilakukan
bila pasangan suami istri tidak ingin memiliki anak lagi
2 3,3
2 3,3 27 45,1 29 48,3 60 100,0
Universitas Sumatera Utara
52
Hasil pengukuran sikap kemudian dikategorikan, sikap responden sebanyak 41 orang 68,3 pada kategori tidak baik. Distribusi berdasarkan kategori sikap
dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Sikap No.
Kategori Jumlah
Persentase
1 Baik
19 31,7
2 Tidak baik
41 68,3
Jumlah 60
100,0
4.2.3 Faktor Pendukung Faktor pendukung dalam penelitian ini adalah akses pelayanan dan fasilitas.
Hasil penelitian sebagai berikut:
a. Akses Pelayanan