30
b. Koefisien korelasi parsial antar 2 variabel harus kecil Hal  ini  dapat  diidentifikasi  dengan  nilai  Kaiser  Meyer  Olkin  measure  of
sampling  adequency  KMO.  KMO  merupakan  sebuah  indeks  perbandingan  jarak antara koefisien korelasi dengan koefisien parsialnya secara keseluruhan. Jika jumlah
kuadrat  koefisien  korelasi  parsial  diantara  seluruh  pasangan  variabel  bernilai  kecil dibandingkan  dengan  jumlah  kuadrat  koefisien  korelasi,  maka  akan  menghasilkan
nilai KMO yang mendekati satu. Nilai KMO yang kecil menunjukkan bahwa analisis faktor  bukan  merupakan  pilihan  yang  tepat.  Untuk  dapat  dilakukan  analisis  faktor,
nilai KMO dianggap cukup apabila nilai KMO  0,5. c. Koefisien korelasi antar variabel harus kecil
Hal  ini  dapat  diidentifikasi  dengan  nilai  Measure  of  Sampling  Adequency MSA.  MSA  adalah  sebuah  indeks  perbandingan  jarak  antara  koefisien  korelasi
dengan koefisien korelasi parsialnya secara parsial setiap itemvariabel. Untuk dapat dilakukan  analisis  faktor,  nilai  MSA  dianggap  cukup  apabila  nilai  MSA    0,5.
Apabila  ada  itemvariabel  yang  tidak  memiliki  nilai  MSA    0,5,  variabel  tersebut harus dikeluarkan dari analisis faktor secara bertahap satu persatu.
d.  Dalam beberapa kasus, setiap variabel yang akan dianalisis dengan menggunakan analisis faktor harus menyebar secara normal.
2.3.6 Penamaan Faktor yang terbentuk
Untuk  menamai  faktor  yang  telah  dibentuk  dalam  analisis  faktor,  dapat dilakukan dengan cara berikut.
Universitas Sumatera Utara
31
1. Memberikan  nama  faktor  yang  dapat  mewakili  nama-nama  variabel  yang membentuk faktor tersebut.
2. Memberikan nama  faktor  berdasarkan variabel  yang memiliki nilai  faktor  loading tertinggi.  Hal  ini  dilakukan  apabila  tidak  dimungkinkan  untuk  memberikan  nama
faktor yang dapat mewakili semua variabel yang membentuk faktor tersebut.
2.3.7 Metode Pendugaan Parameter PCA Principal Component Analysis
Secara  sederhana,  sebuah  variabel  akan  mengelompok  ke  suatu  faktor  yang terdiri  atas  variabel-variabel  yang  lainnya  pula  jika  variabel  tersebut  berkorelasi
dengan  sejumlah  variabel  lain  yang  masuk  dalam  kelompok  faktor  tertentu.  Ketika sebuah  variabel  berkorelasi  dengan  variabel  lain,  variabel  tersebut  berbagi  varians
dengan  variabel  lain  tersebut,  dengan  jumlah  varians  yang  dibagikan  adalah  besar korelasi  pangkat  dua  R
2
.  Varians  adalah  akar  dari  standar  deviasi,  yakni  jumlah penyimpangan data dari rata-ratanya Santoso, 2012.
Dengan  demikian,  varians  total  pada  sebuah  variabel  dapat  dibagi  menjadi tiga bagian:
1. Common variance, yakni varians yang dibagi dengan varians lainnya atau jumlah varians yang dapat diekstrak dengan proses factoring.
2. Specific variance, yakni varians yang berkaitan dengan variabel tertentu saja. Jenis varians  ini  tidak  dapat  dijelaskan  dengan  korelasi  hingga  menjadi  bagian  dari
variabel lain. Namun varians ini masih berkaitan secara unik dengan satu variabel.
Universitas Sumatera Utara
32
3. Error variance, yakni varians yang tidak dapat dijelaskan lewat korelasi. Jenis ini muncul  karena  proses  pengambilan  data  yang  salah,  pengukuran  variabel  yang
tidak tepat dan sebagainya. Berdasarkan  penjelasan  tersebut  di  atas,  dapat  dikatakan  jika  sebuat  variabel
berkorelasi dengan variabel lain, maka common variance disebut juga communality akan  meningkat.  Proses  common  analysis  hanya  berhubungan  dengan  common
variance,  sedangkan  proses  principal  component  analysis  akan  mengaitkan  semua varians  tersebut.  Pada  umumnya,  principal  component  analysis akan  digunakan  jika
tujuan utama analisis faktor adalah data reduction, dan beranggapan bahwa sejumlah specific variance dan error variance berjumlah kecil.
PCA menggunakan total varians dalam analisisnya. Metode ini menghasilkan faktor yang memiliki specific variance dan error variance yang lebih kecil. Kalau ada
beberapa faktor yang dihasilkan, faktor yang duluan dihasilkan adalah yang memiliki common variance terbesar, sekaligus specific dan error variance terkecil Simamora,
2004.
2.4 Landasan Teori